Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ketiban Bintang Jatuh di Pulau Bintan

3 November 2015   18:51 Diperbarui: 3 November 2015   21:01 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenyang mengisi perut, kami pun menuju destinasi selanjutnya. Betul sekali, sasaran perjalanan kami berikutnya adalah pulau yang terlihat tak jauh di seberang tadi, Pulau Penyengat. Dari Restoran Sederhana menuju pelabuhan satu menit saja dengan menggunakan bis. Sangat dekat. Pelabuhan menuju Penyengat berada terpisah dengan pelabuhan domestik dan internasional. Terlihat lebih sederhana.

Dari Tanjungpinang menuju Pulau Penyengat kami menggunakan perahu motor atau yang lebih khas disebut oleh warga setempat dengan nama Pompong. Jarak tempuhnya adalah 15 menit. Setibanya di dermaga Pulau Penyengat, tampak warga setempat sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, seperti pedagang makanan tradisional, tukang becak motor wisata, atau ada yang sekadar duduk-duduk santai di teras depan rumahnya.

Saat menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Penyengat, maka yang terlihat adalah Masjid Penyengat, yang menjadi destinasi utama wisatawan. Pulau Penyengat merupakan pusat tempat bernaungnya kerajaan Melayu Riau (sekali lagi, meski bernama Riau, pulau ini masuk dalam wilayah Propinsi Kepri). Raja Ali Haji merupakan pemangku kerajaan di wilayah ini, yang juga merupakan seorang sastrawan ternama pada masanya. Gurindam yang memenuhi khazanah sastra di negeri ini merupakan hasil dari pemikirannya, yang dikenal dengan nama Gurindam Duabelas, yaitu berisi 12 nasihat tentang kehidupan dan beragama.

Salah satu bukti peninggalan kerajaan Melayu Riau yang masih bisa disaksikan hingga saat ini adalah Masjid Penyengat. Masjid ini dibangun, salah satunya, dengan menggunakan bahan perekat dari putih telur. Desain bangunannya yang unik dengan warna kuning muda yang mencolok sehingga dapat terlihat jelas dari pulau seberang, tepatnya dari bibir Kota Tanjungpinang.

Di Pulau Penyengat, kami mengelilingi pulau mungil ini dengan menggunakan becak motor wisata (BMW). Untuk satu kali trip atau putaran dengan menyinggahi beberapa spot utama seperti Makam Raja Ali Haji dan kerabatnya, rumah adat melayu, dan beberapa spot menarik lainnya, dikenakan tarif sebesar Rp. 30 ribu. BMW didesain menarik mirip seperti rumah adat Melayu, pada bagian atapnya diukir dengan bentuk serupa atap rumah adat suku setempat.

[caption caption="Penampakan lalu lalang feri tujuan domestik dan internasional"]

[/caption]

 

[caption caption="Di atas Pompong, menuju Pulau Penyengat"]

[/caption]

 

[caption caption="Masjid Penyengat"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun