Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengunjungi Pulau Tempat Lahirnya Bahasa Indonesia

29 Mei 2015   19:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_386248" align="aligncenter" width="576" caption="Penampakan Pulau Penyengat dari Tepi Laut Kota Tanjungpinang (foto: pribadi)"][/caption]

Bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari ternyata tercipta dari sebuah pulau kecil di Propinsi Kepri. Pulau tempat pusat pemerintahan kerajaan Melayu pada jaman dulu. Kediaman raja-raja yang memiliki intelektulitas seni sastra bernilai tinggi. Pulau Penyengat.

Dari pulau ini Bahasa Melayu tercipta. Sebagaimana yang sering didengar gaya bahasa orang Malaysia bercakap-cakap, seperti itulah khas bahasa di pulau mungil ini. Secara geografis, pulau ini berjarak sangat dekat dengan Malaysia dan Singapura. Kemudian dari Bahasa Melayu ini, dengan tata huruf serupa namun penggunaan aksen yang berbeda, terciptalah bahasa resmi di negeri ini, Bahasa Indonesia.

[caption id="attachment_386250" align="aligncenter" width="512" caption="Masjid Penyengat"]

14329021602027428632
14329021602027428632
[/caption]

Asal usul Bahasa Melayu yang diyakini lahir dari pulau kecil bersejarah tersebut turut mendapat pengakuan dari negara-negara tetangga yang menggunakan bahasa serupa seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Raja-raja Melayu yang berdomisili di Malaysia dan Singapura memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat dengan kerajaan Melayu di Propinsi Kepri. Sehingga tak heran jika perlakuan istimewa bagi pemegang KTP propinsi Melayu ini sering didapat oleh warga Kepri yang melancong ke negeri jiran.

Pulau Penyengat sangat identik dengan dunia sastra rasa Melayu. Para penulis handal banyak dihasilkan dari pulau ini. Salah satunya adalah Raja Ali Haji yang merupakan seseorang berkedudukan tertinggi di kerajaan Melayu. Seni sastra yang populer dari hasil pemikirannya bernama Gurindam 12. Berisi petuah nasihat bijak dalam berkehidupan dan menjalankan perintah agama. Sastra Gurindam saat ini menjadi pelajaran khusus yang diajarkan di sekolah-sekolah di Kepri.

[caption id="attachment_386251" align="aligncenter" width="512" caption="Menggowes sudut-sudut Pulau Penyengat dengan sepeda sewa (foto: pribadi)"]

1432902214796237669
1432902214796237669
[/caption]

Pulau Penyengat merupakan salah satu objek wisata favorit wisatawan di kala libur. Terutama bagi pendatang yang berasal dari luar kota. Jarak tempuh yang sangat dekat dari ibukota Kepri membuat pilihan ke pulau kecil ini menjadi prioritas liburan. Berwisata sambil menilik sejarah bangsa Melayu masa lalu melalui bukti-bukti peninggalan yang masih bisa disaksikan secara langsung.

Salah satu bukti peninggalan kerajaan Melayu yang menjadi incaran para turis adalah sebuah Masjid berciri mencolok dengan rancangan arsitektur khas Melayu yang dikenal dengan nama Masjid Penyengat. Masjid tersebut didominasi warna kuning muda dengan penampakan lima buah kubah menara menjulang tinggi. Bangunan yang menjadi landmark Pulau Penyengat ini dibangun dengan menggunakan putih telur sebagai perekat.

Berkeliling Pulau Penyengat bisa dilakukan dengan memanfaatkan jasa becak motor wisata yang mangkal di halaman tak jauh dari pelabuhannya. Melihat sisa-sisa peninggalan kerajaan Melayu berupa bangunan rumah khas panggung, meriam bekas peperangan, pemandangan pesona laut dari bibir pulau, dll. Juga terdapat banyak makam raja-raja Melayu di pulau ini. Para raja yang berjasa besar dalam membangun peradaban bangsa Melayu.

[caption id="attachment_386253" align="aligncenter" width="510" caption="Pemandangan Pulau Penyengat di malam hari"]

14329023101743370212
14329023101743370212
[/caption]

Pulau Penyengat berjarak hanya selemparan batu dari ibukota Propinsi Kepri, Tanjungpinang yang berada dalam naungan pulau utama bernama Bintan. Dari bibir Pulau Bintan bisa terlihat dengan jelas penampakan Pulau Penyengat di seberang. Landmark pulau mini tersebut berupa Masjid Penyengat dengan mudah bisa ditandai dari kejauhan.

Menuju Pulau Penyengat dapat diakses dengan menggunakan kapal pompong yang beroperasi setiap harinya. Berjarak 15 menit dengan tarif Rp. 15 ribu untuk sekali jalan. Pelabuhan menuju Pulau Penyengat dibangun terpisah diantara pelabuhan domestik dan internasional di pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjungpinang.

Pulau peninggalan besar sejarah Melayu ini sedang gencar mengajukan diri sebagai warisan dunia. Dengan predikat sebagai peradaban besar bangsa Melayu yang berjasa dalam membangun bangsa serta sebagai pusat intelektualitas pada masa lampau, para tim penyusun draf pengusulan Pulau Penyengat sebagai warisan dunia dengan percaya diri melenggang membawa nama Penyengat untuk dipatenkan melalui UNESCO. Sebagai bentuk penghargaan bagi jasa-jasa para pendahulu sesepuh Melayu yang telah membawa banyak perubahan bagi bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun