[caption id="attachment_342092" align="aligncenter" width="640" caption="Museum Pusaka Nias (MPK)"][/caption]
Mendengar kata Museum mungkin sebagian besar orang akan berpaling dan mengalihkan pembicaraan pada sesuatu yang lebih menarik. Tempat penyimpanan koleksi peninggalan bersejarah ini memang kurang diminati mayoritas masyarakat di Indonesia.
Tetapi berbeda dengan Museum Pusaka Nias (MPK). Museum yang terdapat di Kepulauan Nias ini menyuguhkan suasana yang berbeda. Pengunjung seakan terhipnotis sehingga betah berlama-lama berada di dalamnya.
Hipnotis museum ini tentu saja bukan disebabkan sesuatu yang bersifat mistis. Tetapi berupa suguhan pemandangan yang sungguh indah nan eksotis. Dominasi penampakan hijau yang terpancar dari aneka pepohonan yang tertata rapi dan kebersihan yang selalu terjaga.
Ya, museum ini dikelilingi taman yang sangat indah. Menariknya lagi taman ini berada persis di tepi laut. Tidak hanya itu, di sini juga terdapat sebuah kebun binatang mini. Sungguh merupakan kombinasi unik dan menarik yang sangat jarang ada pada sebuah museum.
Memasuki Museum Pusaka Nias Anda harus melewati sebuah gerbang terlebih dahulu tanpa dikenakan biaya alias gratis. Hanya saja jika Anda membawa kendaraan maka wajib membayar tiket untuk parkir sebesar Rp. 5.000 di konter yang terletak dekat gerbang masuk.
Pemandangan yang asri dan bersih langsung menyambut Anda begitu Anda memasukinya. Jika ingin melihat koleksi benda-benda bersejarah Anda cukup berbelok ke arah kanan menuju sebuah bangunan nan artistik yang berjarak 10 meter.
Koleksi peninggalan sejarah tersebut ditempatkan pada satu gedung khusus sebagaimana museum pada umumnya. Terdapat ratusan benda-benda besejarah di dalamnya. Seperti perlengkapan perang Suku Nias, peralatan dapur dari batu, kain tradisional, replika rumah adat, bahkan bebatuan peninggalan jaman megalitikum pun ada di sini.
Bagi pecinta sejarah, benda-benda tua itu tentu membekaskan kesan yang sangat mendalam. Tetapi bagi mereka yang tidak tertarik dengan sejarah tentu hanya memandang sepintas tak bermakna.
Bagi mereka yang tidak tertarik dengan museum boleh saja memandang koleksi sejarah tersebut dengan sebelah mata. Tetapi ketenangan dan kenyamanan yang disuguhkan tentu tak bisa dipungkiri bahwa mampu meredamkan kejenuhan.
Museum Pusaka Nias lebih tepat bisa dikatakan seperti sebuah taman. Menempati sebuah area tertutup dengan luas sebesar lapangan sepakbola. Selain gedung tempat menyimpan koleksi barang-barang bersejarah terdapat juga beberapa bangunan menarik lainnya.
[caption id="attachment_342091" align="aligncenter" width="300" caption="Plang MPK"]
[caption id="attachment_342078" align="aligncenter" width="300" caption="Rumah Adat Suku Nias, Omo Niha."]
[caption id="attachment_342080" align="aligncenter" width="300" caption="Peralatan masak suku Nias jaman dulu."]
[caption id="attachment_342081" align="aligncenter" width="300" caption="Taman tepi laut di MPK"]
[caption id="attachment_342082" align="aligncenter" width="300" caption="Batu-batu jaman megalitikum yang masih terawat"]
[caption id="attachment_342083" align="aligncenter" width="300" caption="Komplek MPK nan asri dan bersih"]
[caption id="attachment_342084" align="aligncenter" width="300" caption="Taman di Museum Pusaka Nias"]
[caption id="attachment_342085" align="aligncenter" width="300" caption="Pondok-pondok tempat bersantai di MPK"]
[caption id="attachment_342086" align="aligncenter" width="300" caption="Restoran di Taman MPK"]
[caption id="attachment_342087" align="aligncenter" width="300" caption="Taman tepi laut MPK"]
[caption id="attachment_342088" align="aligncenter" width="300" caption="Kebun binatang mini di MPK"]
[caption id="attachment_342089" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi MPK"]
[caption id="attachment_342090" align="aligncenter" width="300" caption="Kebun binatang mini di MPK"]
Salah satunya adalah rumah adat suku Nias yang disebut Omo Niha. Bangunan terbuat dari kayu yang berpondasi panggung dan atapnya menyerupai bentuk topi koboi ini terletak tak jauh dari gedung museum.
Di samping rumah adat Omo Niha terdapat bangunan khas lainnya yang merupakan balai tempat pertemuan suku Nias jaman dulu. Mengabadikan foto bersama bangunan-bangunan unik ini tentu saja tak boleh terlewatkan.
Usai melongok isi museum Anda bisa melepas lelah memanjakan mata berkeliling di taman nan indah. Berjarak hanya beberapa langkah saja saat Anda keluar dari museum.
Taman ini tertata rapi dan bersih. Menyejukkan hati bagi siapa saja yang melihatnya. Berbagai macam tanaman tumbuh menghiasi. Beberapa pondok tempat bersantai tersedia bagi siapa saja yang ingin rehat.
Setiap tanaman yang tumbuh di sini diberi nama dengan menggunakan plang kayu sehingga memudahkan pengunjung untuk mengetahui jenis tanaman tersebut. Dibubuhi nama latin dan Indonesia.
Jika terasa haus atau lapar Anda bisa memesan makanan dan minuman pada sebuah cafe yang terletak di sekitar taman. Satu warung yang menjual aneka jajanan pun tersedia di pojok taman. Seperti berada di sebuah desa nan asri namun bersih.
Di sebelah taman Anda bisa melihat beberapa koleksi hewan lucu dan menarik. Mirip seperti sebuah kebun binatang mini. Penamaan hewan-hewan tersebut juga ditandai dengan Bahasa Nias. Mulai dari berbagai jenis monyet, burung, dan ular. Lalu ada Kancil yang dalam bahasa Nias disebut Laosi, Landak/Bogo, Musang/Belu, Biawak/Boroe, dll.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa taman ini berada persis di tepi laut. Rimbunnya pepohonan di taman sedikit menutupi pesona laut. Cukup turun melalui tangga Anda akan menjumpai taman dengan konsep berbeda.
Di taman kedua yang posisinya berada di bawah ini Anda bisa menatap langsung indahnya laut Pulau Nias. Terdapat beberapa gazebo dan pondok yang dihubungkan dengan jembatan-jembatan beton berukuran mini. Di sisi taman terhampar rerumputan hijau. Sebuah tulisan besar di sebuah tembok setinggi rumah bertuliskan MUSEUM bisa Anda manfaatkan untuk mengabadikan momen.
Jadi, masih enggan ke Museum? Museum Pusaka Nias, rekomendasi wisata sejarah terbaik. Let's visit it!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H