Pada tahun 1998, Indonesia mengalami gejolak besar dalam politik dan sosial. Mahasiswa memainkan peran kunci dalam protes melawan pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade. Gerakan mahasiswa ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, tetapi juga menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Dalam perlawanan ini, mahasiswa menjadi kekuatan utama yang mengorganisir demonstrasi, mogok nasional, dan berbagai bentuk protes lain untuk mengajukan tuntutan reformasi dan perubahan dalam sistem pemerintahan. Gerakan ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga mendapat dukungan yang luas dari masyarakat lain seperti buruh, petani, dan aktivis masyarakat sipil.
Gerakan mahasiswa ini berhasil menciptakan titik balik dalam sejarah politik Indonesia. Dengan tekanan masyarakat yang meningkat, Soeharto pada akhirnya mengundurkan diri sebagai Presiden pada bulan Mei 1998, membuka era baru reformasi di Indonesia.
Dalam Artikel ini penulis akan membahas penyebab utama gerakan mahasiswa pada tahun 1998, Sebagi Berikut;
1.Tidak setuju Soeharto menjabat pada periode ketujuh
Angkatan 1998 adalah istilah yang menggambarkan Gerakan Mahasiswa 1998 yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Tahun tersebut menjadi tonggak sejarah karena menandai dimulainya era Reformasi di Indonesia. Pada awalnya, mahasiswa mengadakan protes terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok yang signifikan sejak Juli 1997 dan menyerukan agar MPR tidak mengajukan kembali Soeharto sebagai calon presiden untuk periode berikutnya. Namun, tuntutan ini tidak diakomodasi oleh MPR, yang memutuskan untuk mengajukan Soeharto kembali sebagai presiden dengan BJ Habibie sebagai wakilnya, pada akhirnya Soeharto kembali terpilih dan menjabat sebagai presiden Indonesia. Keputusan ini memicu aksi demonstrasi dari mahasiswa, menambah ketidakstabilan di Indonesia.Â
2. Terjadinya Krisis Moneter Tahun 1997
Gerakan mahasiswa tahun 1998 terkait dengan Krisis Moneter yang dimulai di Thailand pada 1997 dan merembet ke Indonesia. Kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk, termasuk inflasi tinggi, PHK meningkat, dan kesempatan kerja yang berkurang, memicu protes dari mahasiswa. Awalnya, protes tersebut hanya terjadi di kampus dan melibatkan sejumlah mahasiswa. Kekuatan ekonomi yang mendukung Soeharto selama tiga dekade mulai terkikis akibat krisis ekonomi yang berlarut-larut, mengurangi kepercayaan publik pada pemerintah. Akibatnya, dukungan terhadap Soeharto mulai menurun.
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah mahasiswa Indonesia adalah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998. Pada saat itu, mahasiswa melakukan aksi demonstrasi dari Universitas Trisakti menuju ke Gedung DPR/MPR. Namun, aksi mereka dihadang oleh kepolisian dan kemudian diikuti oleh militer. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan polisi, namun akhirnya mereka memutuskan untuk mundur sekitar pukul 17.15 WIB. Aparat keamanan kemudian menembakkan peluru ke arah mahasiswa, menyebabkan mereka berhamburan dan banyak yang melarikan diri ke gedung universitas. Tragedi ini mengakibatkan empat mahasiswa tewas.
Puncak dari gerakan mahasiswa tahun 1998 adalah ketika sekitar 15.000 mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR untuk menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto. Akibat aksi demonstrasi yang besar ini, Soeharto merasa terdesak dan akhirnya pada 21 Mei 1998, dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Indonesia. Menurut UUD 1945, wakil presiden saat itu, BJ Habibie, menggantikan Soeharto. Dengan demikian, era Orde Baru berakhir dan Indonesia memasuki periode reformasi.
Tuntutan gerakan mahasiswa 1998
Pada dasarnya, penyebab terjadinya gerakan mahasiswa 1998 adalah tuntutan adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Dalam gerakannya, mahasiswa Indonesia menyampaikan beberapa tuntutan yang dikenal sebagai 6 Agenda Reformasi 1998.
Isi 6 Agenda Reformasi 1998 adalah:
• Mengadili Soeharto dan para pengikutnya.
• Amandemen UUD 1945.
• Otonomi daerah seluas-luasnya.
• Menghapus Dwifungsi ABRI.
• Hapuskan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).
• Menegakkan supremasi hukum.
Referensi:
- Supriyanto, "MAHASISWA DALAM UPAYA KEJATUHAN PEMERINTAHÂ SOEHARTO 1998", Jurnal Impresi Indonesia (JII), Vol.1, No. 2, (Februari 2022), hal 69.
- Widyarsono, Toto. Agus Santoso. dkk. (2011). Pengumpulan Sumber Sejarah Lisan: Gerakan Mahasiswa 1966 dan 1998. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Jendeal Sejarah dan Purbakala, dan Direktorat Nilai Sejarah.
- Tilaar, HAR. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21. Yogyakarta: Tera Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H