Puncak dari gerakan mahasiswa tahun 1998 adalah ketika sekitar 15.000 mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR untuk menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto. Akibat aksi demonstrasi yang besar ini, Soeharto merasa terdesak dan akhirnya pada 21 Mei 1998, dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Indonesia. Menurut UUD 1945, wakil presiden saat itu, BJ Habibie, menggantikan Soeharto. Dengan demikian, era Orde Baru berakhir dan Indonesia memasuki periode reformasi.
Tuntutan gerakan mahasiswa 1998
Pada dasarnya, penyebab terjadinya gerakan mahasiswa 1998 adalah tuntutan adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Dalam gerakannya, mahasiswa Indonesia menyampaikan beberapa tuntutan yang dikenal sebagai 6 Agenda Reformasi 1998.
Isi 6 Agenda Reformasi 1998 adalah:
• Mengadili Soeharto dan para pengikutnya.
• Amandemen UUD 1945.
• Otonomi daerah seluas-luasnya.
• Menghapus Dwifungsi ABRI.
• Hapuskan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).
• Menegakkan supremasi hukum.
Referensi:
- Supriyanto, "MAHASISWA DALAM UPAYA KEJATUHAN PEMERINTAHÂ SOEHARTO 1998", Jurnal Impresi Indonesia (JII), Vol.1, No. 2, (Februari 2022), hal 69.
- Widyarsono, Toto. Agus Santoso. dkk. (2011). Pengumpulan Sumber Sejarah Lisan: Gerakan Mahasiswa 1966 dan 1998. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Jendeal Sejarah dan Purbakala, dan Direktorat Nilai Sejarah.
- Tilaar, HAR. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21. Yogyakarta: Tera Indonesia