Mohon tunggu...
Fadlilah Yuliani
Fadlilah Yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN PEKALONGAN

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Islam

16 Mei 2021   15:38 Diperbarui: 16 Mei 2021   15:47 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Al-Farabi (870-950)

Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nashr Muhammad Ibnu Auzalagh, ia dilahirkan dari ayah, seorang jenderal berkebangsaan Persia dan ibu berkebangsaan Turki di Wasij, distrik Farab, Turkistan pada tahun 870. Ia menjalani pendidikan dasar dengan mempelajari dasar-dasar ilmu agama (Al-Quran, hadis, tafsir, dan fikih) dan bahasa (Arab, Persia, dan Turki). Al-Farabi sangat memahami filsafat Aristoteles. Ia dijuluki sebagai Guru Kedua setelah Aristoteles sebagai Guru Pertama. Julukan tersebut memiliki alasan yang mendasar. Ia adalah penafsir yang baik dari logika Aristoteles. Pada waktu ia pergi ke Damaskus, ia berkenalan dengan Saif al-Daulah al-Hamadani, Sultan Dinasti Hamdan di Aleppo. Sistem filsafatnya merupakan sintesis dari Platonisme, Aristotelianisme, dan Sufisme. 

Karya-karya Al-Farabi yang terkenal yaitu Al-Jam’u bayna Ra’yi al-Hakimayni Aflatun al-Ilahi wa Aristu (pertemuan pendapat kedua filsuf Plato dan Aristoteles); Ara’u Ahl al-Madinah al-Fadhilah (Pikiran- pikiran asasi dari penduduk Kota Utama = Negeri Utama/sempurna); Tahsil al-Sa’adah (Mencari kebahagiaan).

4. Ibnu Sina (980-1037) 

Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abi Ali al-Husayn bin Abu allah bin Hasan bin Ali bin Sina, ia lahir dari keluarga keturunan Iran-Turki berhaluan Syiah di Afshana dekat Bukhara, Persia pada tahun 980. Namanya disebut Aven Sina dalam bahasa Ibrani, yang kemudian di dunia Barat dikenal dengan Avicenna. Ia lahir dalam masa kekacauan, pada waktu khalifah Abbasiyah mengalami kemunduran. Kota Baghdad sendiri yang menjadi pusat kekhalifahan Abbasiyah, dikuasai oleh golongan Banu Buwaih pada tahun 944 dan kekuasaan mereka berlangsung terus sampai tahun 1057. 

Ibnu Sina sudah mahir dalam kedokteran sebelum berusia 16 tahun dan tak pernah bosan mempelajari filsafat. Ia berhasil menyembuhkan Khalif Nuh bin Mansur dari Bukhara yang sakit keras pada usianya 17 tahun. Ia dipercaya oleh kalangan istana dan rakyat. Pada waktu ia berusia 22 tahun ayahnya meninggal dunia lalu ia meninggalkan Bukhara untuk pergi ke Jurjan dan dari sini ia pergi ke Khawarazn. Namun karena kekacauan politik ia tidak lama menetap disana, dan akhirnya ia berpindah-pindah sampai di Hamadhan. Syamsuddawlah, penguasa negeri Hamadhan, mengangkatnya menjadi menteri beberapa kali. Selanjutnya ia berpindah ke Isfahan. Akhirnya ia kembali ke Hamdhan lagi dan meninggal dunia pada tahun 1037 dalam usia 58 tahun.

Karya ilmiahnya meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti fisika, matematika, logika, metafisika, kedokteran dan lain lain. Keseluruhannya berjumlah 267 buku yang ditulis dalam Arab dan Iran serta telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Dua karyanya di bidang filsafat yang terkenal sebagai berikut: Kitab al-Shifa’ (penyembuhan) diterbitkan pada tahun 1495, dan Mantiq al-Mashriqiyyin (Logika Timur) diterbitkan di Cairo pada tahun 1910. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun