Mohon tunggu...
fadli hedza
fadli hedza Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Literasi 17+

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

MPLS (Masa Pandemi Lanjut Sekolah)

21 Juli 2020   11:01 Diperbarui: 21 Juli 2020   11:28 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertengahan tahun 2018, saya memasuki tingkat akhir menjadi siswa di pendidikan wajib 12 tahun. Sekolah menengah atas (SMA) tepatnya kelas 10. Saya sudah pernah merasakan menjadi murid baru di tingkat SMP.

Rasanya saat itu grogi tapi menyenangkan. Memiliki teman baru dan suasana tempat yang baru. masa SMA begitupun, masuk dengan grogi dan tetap menyimpan kesenangan dalam diri. Namun ada yang sedikit berbeda. Tidak seperti saat SMP dulu. Pekan pengenalan yang dulu sangat menyenangkan mengapa saat SMA justru menakutkan?

Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) adalah waktu kurang lebih satu pekan untuk murid baru mengenal lingkungan sekolah, berkenalan dengan para guru, staff staff sekolah, dan pastinya teman sekelas. Saat itu biasanya murid kelas 11 dan 12 atau kakak kelas tingkat belum diperbolehkan masuk, karena semua guru fokus pada masa MPLS ini. Kecuali beberapa kakak kelas yang dipilih menjadi panitia.

MPLS masa SMP terbilang cukup menyenangkan. Kegiatannya dilingkupi kesenangan dan keseruan. Tapi itu semua berubah di masa SMA. MPLS yang harusnya menyenangkan ternyata menyimpan makna horror tersendiri.

Baru pertama kegiatan dibuka wajah wajah menyeramkan kakak panitia sudah membuat kami semua segan juga bingung, beberapa sudah ketakutan. Biasanya kakak panitia ini disebut korlap. Ada juga panitia panitia yang netral dan terkesan baik pada peserta MPLS. Ini biasanya ada di tim acara dan mentor. Kegiatan yang dipimpin mereka biasanya seru seruan contohnya games ice breaking dan talkshow.

Ada satu kegiatan yang sangat menakutkan. Pada beberapa malam biasanya murid baru dikumpulkan di sebuah lapangan untuk mengevaluasi kegiatan seharian. Kakak panitia korlap yang akan memegang kendali acara ini.

Dengan tatapan tegas, kata kata yang keras, membuat para murid baru menunduk diam, hening sekali. Satu persatu panitia berbicara, kadang marah, kadang tersenyum jahat.

Beberapa di antara kami disuruh maju ke depan. Kadang diapresiasi kadang dimarah marahi. Ini malam yang panjang untuk kenangan bagi kami murid baru. Tentunya ada pelajaran yang terselip untuk kami semua.

Itulah kenangan MPLS saat masih menjadi peserta. Dua tahun berlalu, kini datang kesempatan menjadi panitia MPLS. Selain karena saya sudah menjadi kelas 12 saya juga aktif di OSIS. Saya terpilih menjadi panitia di MPLS tahun 2020 ini. Tapi seperti yang kita ketahui sekarang dunia sedang diselimuti ketakutan dengan virus corona. MPLS terancam batal dilaksanakan.

Guru guru belum memberikan info terkait keputusan ini. Panitia murid yang sudah dipilih sejak Januari kebingungan. Pemerintah belum mengizinkan untuk belajar langsung di sekolah. Solusi belajar secara daring masih menjadi acuan guru guru di sekolah. Tapi bagaimana dengan MPLS yang kegiatannya harus berada lapangan? lalu, MPLS online?

Saat itu panitia pesimis untuk mengadakan MPLS ini. Guru guru sudah ultimatum untuk meniadakan MPLS tahun ini. Tapi kalah pada keadaan bukan pilihan untuk kami. Tidak ada salahnya untuk mencoba MPLS secara online. Disusunlah ketentuan ketentuan kegiatan MPLS ini. Tinggal beberapa hari sebelum MPLS serentak dimulai kami baru rapat koordinasi.

Dengan aplikasi zoom meeting yang kadang nge-lag kami membagi tugas seadanya. Jika dulu kami dibagi kepanitiaan yaitu ada mentor, acara, konsumsi, dan korlap. MPLS di masa pandemi ini kami hanya bagi satu kepanitiaan yaitu mentor. Semua akan menjadi mentor walaupun dengan kepribadian berbeda beda. Akan ada mentor galak dan baik nantinya.

MPLS online akan banyak diadakan pada dua aplikasi. Jika acara talkshow, materi, atau kegiatan pembukaan dan penutupan kami akan memakai zoom meeting, pastinya yang sudah berlangganan. Agar waktu meeting menjadi unlimited. Jika tugas tugas harian akan diinfokan di grup grup telegram dengan pembagian grup yang sudah disiapkan.

Kadang juga kami memberikan tugas tugas resume sebuah video yang sudah kami upload di youtube lalu kami berikan juga soal soal yang harus diisi peserta di google form dan juga kadang peserta kami suruh mengupload video atau foto di akun instagramnya.

Ini memang berbeda dari MPLS yang saya rasakan dua tahun lalu. Tidak ada malam evaluasi, games games di lapangan, outbound, atau bincang asyik di bawah pohon rindang. Ini MPLS yang sangat berbeda. 

Saya tidak bisa membandingkan dua momen MPLS ini karena memang saat itu saya menjadi peserta dan sekarang panitia. Juga karena saat ini kondisi belum mengahruskan kami semua bertatap muka. Memang saat dulu saya merasakan malam evaluasi yang menegangkan bersama teman angkatan saya.

Sedangkan murid baru yang saya bina sekarang tidak merasakan itu semua. Hanya hadiri zoom meeting saat acara materi, kumpul tugas saat mentor sudah beri deadline di grup telegram, juga kegiatan kegiatan online di depan layar yang itu semua tidak pernah terpikirkan dua tahun silam. 

Walaupun perbedaan signifikan itu berdampak besar pada hasil MPLS ini. Kami selaku panitia tetap merasa lega, karena kami sudah berani mencoba dan tidak kalah pada keadaan pandemi ini. Hasilnya pun tidak begitu mengecewakan. Murid murid baru bisa diajak berkerjasama. 

Beberapa dari mereka antuisas dan selalu aktif bertanya pada sesi talkshow dan materi. Tugas tugaspun akhirnya dikumpulkan walau ada yang lebih dari waktu yang ditent Kami tidak menyerah sebelum memulai. Dan akhirnya kami sukses mengadakan acara tersebut. Walaupun banyak salah komunikasi dan minim koordinasi. Tapi tetap menyimpan makna yang berharga khususnya diberikan kepada adik kelas kami yang baru masuk. 

Saya ucapkan selamat datang kepada angkatan 2020 SMA. Bisa saya katakan kalian masuk lewat jalur corona. Jalur yang berbeda dengan angkatan di atas kalian. Tapi ingat berbeda belum tentu buruk. Justru berbeda akan punya hasil yang lebih besar jika dimaksimalkan dengan sebaik baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun