Ayahnya kini sudah tiada
meninggalkan nama besar dan harum
kemakmuran dan kejayaan diraihnya
untuk negeri yang telah ditinggalkannya
surawisesa yang menggantikan
memikul beban yang maha berat
bukan beban kesengsaraan dan kesulitan
tapi beban kejayaan yang harus dipertahankannya
kini api membakar negerinya
dari barat, tengah dan timur
perang saudara menjadi menjadi nyata
darah mengalir dipulau jawa
kemakmuranpun mulai sirna
kejayaanpun kian lenyap
yang tersisa hanya airmata dan penderitaan
negeripun diambang kehancuran dan keruntuhan
dia hanya bisa terdiam dan malu
atas apa yang terjadi dinegerinya
penyesalan dan rasa bersalah serta rasa berdosa selalu datang
kepada ayahanda dan rakyatnya
disebuah batu tempat penobatannya dia menulis
rasa kesedihan dan penyesalannya
darah, air mata, angin dan hujan menemaninya
sampai akhir hayatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H