Mohon tunggu...
Okta Rian
Okta Rian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jurnalis TV Lokal di Provinsi Kepri I Domisili di Kota Tanjungpinang I Follow: @fadlanokta I WA: 08126824835 I Pin BB 5714F1E9 I Akun You Tube: fadlanokta I Email: fadlanokta@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengalamanku Saat Bergiat di Pers Mahasiswa

28 Januari 2016   17:44 Diperbarui: 28 Januari 2016   18:03 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

"Jangan harap apa yg didapatkan dari AKLaMASI, tapi apa yang bisa kamu berikan demi AKLaMASI." Kurang lebih seperti inilah kalimat yg cukup berkesan bagi saya, setelah bergiat selama lebih kurang 3 tahun di Lembaga Pers Mahasiswa LPM AKLaMASI- Universitas Islam Riau (UIR). Saya termasuk salah satu alumni AKLaMASI periode pasca Reformasi atau 2000-an ke atas dan saya merupakan mahasiswa angkatan 2002. Saat itu saya mengambil kuliah jurusan Ilmu Pemerintahan (IP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Sebenarnya orang tua saya terutama bapak tidak setuju ketika saya memilih jurusan Fisipol dan menyarankan untuk mengambil jurusan teknik. Namun bakat dan keinginan tidak dapat dipaksakan karena saya memang tidak tertarik dengan bidang eksakta dan lebih menyukai ilmu sosial.

Dari kelas ilmu pemerintahan inilah saya mulai memahami dunia pemerintahan terutama kondisi sosial, hukum, ketatanegaraan dan perpolitikan tanah air. Lama kelamaan dari hobi mengamati ini, saya lantas tertarik untuk menuliskannya dan melirik AKLaMASI untuk menyalurkan minat saya.

Awalnya saya bingung bagaimana caranya untuk bergabung dengan AKLaMASI karena tidak punya kenalan kru yg telah lebih dahulu menjadi anggota di sini. Namun keinginaan saya untuk masuk ke AKLaMASI segera menemukan jalannya. Pagi itu di sela - sela pergantian jam mata kuliah, saya iseng - iseng berjalan ke arah mading dan memperhatikan artikel - artikel yang terpampang disana. Hingga suatu ketika saya terpaku pada secarik kertas brosus pengumuman yang berjudul "Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar".

Dari pengumuman tersebut, jadilah saya resmi bergabung menjadi anggota atau kru magang AKLaMASI. Saya masilah orang asing di AKLaMASI. Keterbatasan pengetahuan saya tentang tulis menulis sempat membuat saya minder. Apalagi setelah saya membuka lembaran tabloid AKLaMASI yang isinya membuat saya semakin rendah diri. Kekhawatiran saya agaknya terbaca oleh senior - senior saya waktu itu, namun mereka menyambut saya dengan ramah dan mengisyaratkan seakan - akan saya mampu untuk berkiprah di AKLaMASI.

Setelah menjadi kru magang, ketertarikan saya terhadap kegiatan AKLaMASI semakin meningkat. Berbekal keingintahuan saya yang besar itu, saya jadi banyak bertanya kepada senior dan saya bersyukur karena mereka tidak pernah pelit akan ilmu.

Bersama dengan saya, saat itu ada belasan orang mahasiswa kru magang yang lain. Kami bersama - sama mengenal AKLaMASI, namun seiring dengan waktu peserta magang yang akhirnya dilantik menjadi kru tetap yakni tinggal 4 orang saja. Tinggalah saya, Johny Firdaus dari Fakultas Teknik, Elizan Katan dari Fisipol dan Yanti dari Fakultas Agama Islam.

Jujur saya merasa sedih, karena awalnya saya berharap sebagian besar teman sesama magang dengan saya akan bertahan. Namun, begitulah hidup, pasti akan ada seleksi alam dan saya tidak bisa memaksa mereka untuk tetap berada di AKLaMASI bersama-sama saya. Dan saya yakin menulis akan tetap mendarah daging meskipun tidak di wadah yang sama.

Setelah sekian waktu berkutat dengan sistem kerja redaksi di AKLaMASI, barulah saya menyadari bahwa menjadi jurnalis tak cukup hanya bermodal kemampuan teknis saja tapi juga harus memiliki jiwa idealisme, sikap kritis serta diimbangi wawasan yang luas. Hal ini menjadi syarat mutlak dalam sebuah penerbitan, terlebih pers mahasiswa (persma) juga dikenal merupakan bagian dari agen perubahan dan kontrol sosial dalam masyarakat.

Dimasa saya aktif waktu di AKLaMASI, saya banyak dibimbing para abang dan kakak-kakak senior saat itu terutama dari bang Muhammad Badri, bang Alfiadi, bang Wahyu Awaludin, bang Rudi Susianto, bang Muhalib, bg Syaipul Bahri Pakpahan dan bg Suhendri (maaf tak dapat menyebut nama seluruhnya). Dari merekalah saya banyak belajar mulai dari bagaimana melakukan teknik wawancara, menulis yang baik dan benar, teknik fotografi, lay out design grafis, periklanan surat kabar hingga bidang administrasi seperti surat menyurat, pengarsipan dan sebagainya.

Rasanya sungguh banyak sekali manfaat yang saya dapatkan semenjak menjadi kru AKLaMASI bahkan setelah jadi alumni seperti sekarang ini, diantaranya rasa percaya diri jadi meningkat, motivasi untuk menggali potensi diri dan sikap lebih menghargai waktu mengingat kesibukan yang dihadapi karena sering dikejar dealine.

Disamping sejumlah manfaat itu, ada juga manfaat lainnya seperti link atau jaringan pertemanan yang terus bertambah, setidaknya untuk lingkungan kampus saya mengenal dan dikenal pejabat mulai tingkat Rektorat, Dekanat, Dosen, sampai kalangan satpam dan pesuruh kampus sekalipun. Manfaat ini saya rasakan tentu saja karena seringnya meliput berita dan sejumlah kegiatan di lingkungan kampus sehingga hampir setiap hari bisa bertemu dengan orang yang berbeda latar belakang profesi.

Belakangan saya baru menyadari, bahwa sebagian besar dari senior atau yang telah menjadi alumni di AKLaMASI telah banyak yang sukses menjalani profesi diberbagai bidang, diantaranya sebagai jurnalis, birokrat, guru, pengacara, pengusaha, hingga politikus.

Sekian lama berkecimpung di LPM AKLaMASI tentu saja banyak suka dan duka yang telah saya alami dan rasakan, kalau sukanya diluar jam kuliah selalu dapat berkumpul dan berdiskusi bersama para senior dan kawan-kawan mahasiswa yg selalu berpikir positif akan masa depan, disaat makan berjamaah dengan nasi bungkus juga saat-saat suka yang sulit untuk dilupakan.

Sedangkan kalau duka nya pada saat liburan semester, saya tidak dapat mudik pulang kampung seperti mahasiswa pada umumnya karena harus menyiapkan penerbitan edisi yang sudah dijadwalkan. Duka lainnya waktu tidur malam banyak dipakai begadang karena harus menyiapkan tulisan atau design halaman perhalaman sebelum tabloid akan dicetak.

Sejak saya duduk di jajaran pengurus inti (Pimpinan Umum, Pimpinan redaksi, Sekretaris Umum, bendahara umum, dan Pimpinan Usaha), manfaat yang dirasakan juga semakin bertambah lagi, diantaranya belajar bagaimana memanage sebuah organisasi setingkat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), melakukan penerbitan rutin tabloid dwi bulanan, buletin dwi mingguan, kaderisasi kru serta program kegitan rutin lainnya.

Saat di level pengurus inti, saya juga bisa saling mengenal dan sharing informasi ke sesama komunitas persma antar kampus di Pekanbaru dalam wadah forum pers Mahasiswa (Fopersma). Dari banyaknya forum yang saya hadiri, semakin membuat saya yakin bahwa Indonesia kaya akan pemuda yang berkualitas dan bisa membangun negeri ini dengan lebih baik di masa mendatang.

Dalam musyawarah redaksi (musred) 2005, saya sempat diamanahkan sebagai Pemimpin redaksi, mendampingi pimpinan umum saat itu yang dipercayakan kepada kak Rosmala Dewi dari fakultas teknik. Pimred adalah jabatan tertinggi saya selama bergabung di AKLaMASI, namun posisi orang nomor dua ini hanya saya jalani selama enam bulan atau setengah periode kepengurusan saja.

Dari amanah tersebut, saya menyadari bahwa mengoptimalkan apa yang kita punya saat amanah itu datang adalah point terpenting dalam menghargai sebuah amanah. Perasaan tidak percaya akan kemampuan diri sendiri hanya akan melumpuhkan kekuatan yang seharusnya mampu menghasilkan sebuah karya yang hebat. Namun itulah saya di masa lalu, kegagalan yang dulu pernah saya sesali namun banyak memberikan hikmah bagi kehidupan saat ini dan masa mendatang.

Saya berharap generasi penerus AKLaMASI tidak lagi merasa rendah diri dan terus berkarya untuk menunjukkan jati diri anak bangsa di tanah melayu.

Setelah tidak lagi menjabat Pimred, saya masih aktif di AKLaMASI namun tidak optimal. Kesibukan perkuliahan membuat saya harus fokus untuk lulus tepat waktu. Namun Tuhan berkehendak lain, pada bulan mei 2006 saya masih ingat saat itu adalah beberapa hari menjelang dimulainya event piala dunia, saya mengalami insiden kecelakaan lalu lintas. Di pagi minggu saat sedang mengendarai sepeda motor seorang diri, hanya berselang 100 meter dari rumah secara tiba-tiba ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang dari sebuah gang arah samping kiri.

Atas insiden itu, saya harus di operasi di sebuah rumah sakit karena mengalami patah tulang bagian mata kaki, pergelangan tangan dan bahu saya juga sempat patah. Pasca Insiden itu, selama beberapa bulan saya tidak dapat aktif sepenuhnya di AKLaMASI, meskipun saat itu kegiatan perkuliahan tidak ada lagi karena teori sudah tuntas dan tinggal lagi mengajukan tugas akhir (skripsi).

Permohonan maaf saya sampaikan kepada adek-adek pengurus dan kru AKLaMASI terutama beberapa generasi dibawah saya. Karena setelah demisioner atau tak menjadi anggota aktif lagi, saya tak banyak berperan membimbing para pengurus dibawah saya.

Kenapa permintaan maaf ini perlu saya sampaikan, karena saya merasa tidak dapat menunaikan tanggungjawab saya, lebih-lebih sudah menjadi tradisinya di AKLaMASi jika para pengurus yang lama sudah pensiun atau demisioner sedikit banyak masih dibebankan untuk mengarahkan atau membina adek-adek pengurus selanjutnya yang telah diamanahkan mengisi jabatan yang ditinggalkan.

Tidak maksimalnya tanggungjawab saya itu, karena kesibukan saya yang langsung bekerja menjadi wartawan di majalah dwi mingguan Teraju yang diterbitkan Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), selain itu jadi asisten peneliti di Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakat P2KK- Unri, disamping bekerja saya juga mulai menyelesaikan tugas akhir (skripsi) kondisi itulah yang sangat menyita waktu saya.

Bagi saudaraku di AKLaMASI, tetaplah berkarya hingga karyamu menggaung diseantero bumi pertiwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun