Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019. Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Ditambah lagi mengutip dari perkataan Staf ahli Menteri dalam negeri (Mendagri), Suhajar Diantoro pada Rapat kordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021yakni, "Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62," Lebih lanjut, Kepala Perpusnas M Syarif Bando mengatakan persoalan Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi.
Sebegitu mengerikannya minat baca di Indonesia, terlebih dari bagaimana respons dari masyarakat mengenai beberapa gerakan literasi untuk memupuk benih-benih kesadaran baca.Â
Jauh dari negara-negara tetangga kita yang lebih jauh tanggap pada persoalan minat baca. Lantas bagai mana tindak lanjut pemerintah Indonesia mengenai pemberdayaan minat baca masyarakat.
Dimulai sejak tahun 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan Berdasarkan data UNESCO akhirnya pemerintah Indonesia menerapkan GLN (Gerakan Literasi Nasional) Gerakan Literasi Nasional sendiri merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia.Â
Gerakan ini dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke sekolah dan masyarakat di seluruh Indonesia.
Program tersebut terus digenjot oleh pemerintah untuk meningkatkan minat baca di seluruh kalangan masyarakat. Dari berbagai lembaga pendidikan, program literasi diwajibkan untuk menumbuhkan rasa perlu pada hal tersebut. Dari SD-SMA literasi dasar diberlakukan, salah satu programnya seperti wajib baca 5 menit sebelum pembelajaran dimulai.
Lantas bagaimana sikap perguruan tinggi mengenai Gerakan Literasi Nasional (GLN) tersebut, di Univesitas Pendidikan Indonesia khususnya Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, akhirnya di tahun 2021 hal tersebut direspons dengan penghadiran program Literasi dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik.Â
Penekanan Literasi dalam program KKN tahun ini diharapkan menjadi langkah awal yang lebih serius untuk memberdayakan Literasi yang lebih mumpuni dan dapat setara dengan negara-negara lainnya dalam statistik yang dinilai oleh PISA.
Diharapkan dengan program yang dihadirkan oleh UPI sebagai salah satu  Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang berfokus pada Pendidikannya, dapat mimicu semangat literasi yang lebih baik dalam memberdayakan seluruh aspek masyarakat untuk melek literasi.