Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gosong!

20 Maret 2023   16:30 Diperbarui: 20 Maret 2023   16:42 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Fix ! Aku kehabisan ide untuk menulis. Aku membaca-baca buku apa saja tapi tetap saja ide gak muncul," gumam Tedi pada dirinya.

"Men ada apaaaaaa denganmu?" Tedi bertanya pada dirinya sendiri.

Tedi seorang freelancer dan cerpenis yang rajin mengirim  naskahnya ke majalah remaja di kotanya. Dia juga rajin memposting cerita ke website pribadinya yang dihubungkan dengan Google adsense sehingga dia bisa meraup dolar demi dolar bila pembacanya mengklik iklan yang ada di website-nya.

Terakhir penghasilannya ialah 1500 dolar dua bulan yang lalu. Lumayanlah untuk kondisi saat ini tanpa harus membayar karyawan dan pergi kesana-kesini tapi bisa menerima uang 1500 dolar atau sekitar 22,5 juta rupiah. Penghasilannya masih ditambah dari proyek-proyek freelancer nya.

Tedi telah mendeklarasikan dirinya sebagai cerpenis dan freelancer. Oleh sebab itu dia dituntut harus terus punya ide untuk ditulis. Hasil karyanya selalu dikirim ke penerbit. Ratusan artikel telah ditolak penerbit namun puluhan juga diterima penerbit.

Dia punya prinsip bahwa penolakan penerbit tidak akan membuatnya patah semangat. Ditolak bukan berarti jelek. Itu pendapatnya. Oleh sebab itu cerita-cerita yang ditolak penerbit dikirimnya ke website pribadinya.

  • Penolakan bukan akhir segalanya.
  • Dunia tidak sedaun kelor

Itulah mantra-mantra ajaibnya saat naskahnya ditolak penerbit.

Namun kali ini idenya benar-benar kering. Ibarat sumur maka sumur itu sedang menghadapi musim kemarau, kering.

Beberapa kali dia setelah sholat tahajud dia merenung, namun berbuah ketiduran hingga dibangunkan oleh adzan subuh. Kalau sudah demikian ia pun bergegas untuk bersiap-siap ke masjid. Namun karena baru bangun saat adzan berbunyi,  biasanya dia menjadi makmum masbuk.

Tidak apa masbuk, yang penting sholat subuh di masjid, itu prinsipnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun