Berdua, mereka minum teh dan makan roti, sambil berbincang.
"Nis, aku mau tanya ke kamu," ujar Zahra.
"Ya?", sahut Nisa.
"Kamu kok bisa secara otomatis mengucapkan 'bismillah' dan 'alhamdulillah' setiap mulai dan mengakhiri kegiatan?", tanya Zahra, "Aku mengamati kamu semalam, udah berapa banyak 'bismillah' dan 'alhamdulillah' kamu ucapkan hanya dalam perjalanan pulang hingga ke apartemen."
"He he, kamu tuh yeeee, selalu mengamati orang dengan detil, makanya kamu cocok di posisi marketing intelligent," jawab Nisa.
"Iya kebiasaan, Nis," jawab Zahra, "Jadi kebiasaan, gara-gara tuntutan pekerjaan."
"Udah berapa lama kamu bisa mengamati orang dengan detil?", tanya Nisa.
"Yaaa, 4 bulan ini, sejak aku di posisi sekarang," jawab Zahra.
"Tahu nggak, Zah, aku tuh dulu juga ngelamar di posisi kamu sekarang, tapi gak lulus," jawab Nisa sambil senyum-senyum.
"Aku dapat bocoran, bahwa sebelum test saat itu, bos udah mengamati kamu tuh punya bakat di posisi ini, Cuma tinggal digosok sedikit bisa langsung jadi," terang Nisa,"Ternyata benar kan?".
"Kamu jadi pengamat yang terbaik untuk bisnis ini."