Fulani pun setelah berkoordinasi dengan ustadzah membuat undangan atas nama suaminya, ketua RW di lingkungan itu.
Pada hari yang telah ditentukan berkumpullah ibu-ibu jama'ah ta'lim di rumah bu ustadzah. Mereka sibuk bicara ini itu dan banyak hal yang dibicarakan, suasana begitu ramai. Konon mengapa suatu kelas di sekolah begitu ramai adalah karena hukum keramaian di dalam kelas yang anonim. Hukum itu berbunyi, "Mengapa suatu kelas atau ruangan bisa sangat berisik, hal ini dikarenakan pada saat para siswa berkumpul dalam kelas lalu ada sekelompok orang berbicara keras, maka kelompok lain akan berbicara lebih keras lagi, lalu diikuti kelompok lain lagi yang berbicara juga lebih keras dari kelompok pertama dan kedua, begitu seterusnya.
Rizal yang pernah membaca tentang hukum keramaian itu hanya tersenyum. Dalam hatinya senang karena ternyata jama'ah majelis ta'lim bimbingan ibu ustadzah cukup banyak pesertanya.
Setelah jam yang telah ditentukan terlewat tiga puluh menit, Rizal pun mulai membuka forum. Setelah membaca salam, puji-pujian pada Allah Swt, Â syahadat, sholawat, pak RW pun berkata bahwa dia sangat menghargai para ibu bersedia datang ke forum sore itu untuk memenuhi undangannya. "Saya senang ibu-ibu hadir memenuhi undangan saya, dan saya juga senang bahwa majelis ta'lim yang dipimpin ibu ustadzah terus rutin berjalan dan berkembang."
"Majelis ta'lim adalah sarana belajar ilmu agama yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," pak RW melanjutnya pembicaraannya,"Semua itu ada ilmunya, mau jadi ahli masak, ada ilmunya; mau jadi pilot, harus punya ilmu; demikian juga bila ingin masuk syurganya Allah Swt, ada ilmunya."
"Sarana mendapatkan ilmu ke syurganya Allah Swt, adalah belajar pada ahlinya, dalam hal ini ibu-ibu harus bersyukur ada ibu ustadzah yang bersedia membimbing ibu-ibu mendalami masalah ilmu agama, betul apa betul?" tanya pak RW pada hadirin.
"Betuuuuuuuuul," serempak menjawab.
"Satu hal lagi yang ibu-ibu harus tahu, tahu nggak kalau ibu ustadzah adalah penulis di kolom koran nasional untuk masalah yang berkaitan dengan wanita?" tanya Rizal sambil  menunjukkan beberapa edisi kolom koran dimana ustadzah memberikan tulisan untuk menjelaskan masalah wanita.
Rizal mempersilakan ibu-ibu melihat edisi koran-koran lawas itu secara bergantian.
"Sudah lihat semua, bu?" tanya Rizal.
"Sudah, pak RW." Serentak hadirin menjawab.