Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak Mamat Tobat

17 Agustus 2022   12:33 Diperbarui: 17 Agustus 2022   12:48 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubrag, Dug....Braaaaag...bruk...

1

"Ih suara apa sih di kamar mandi?", bu Mamat terkejut,"Jaaaaang....Ujaaaang coba cek di kamar mandi ada suara apa tuh."

Ujang segera menuju kamar mandi, tapi kamar mandinya dikunci dari dalam. Ujang mendengar suara orang mengaduh kesakitan. Dengan segera didobraknya pintu kamar mandi. Terkejutlah Ujang melihat bapaknya di lantai kesakitan sementara ada tali di lehernya dan kayu plafon kamar mandi yang patah.

"Bapak?," Ujang bertanya pada bapaknya sambil membantunya berdiri. Dibawanya bapaknya keluar kamar mandi sambil memanggil ibunya.

Ibunya sangat terkejut. Tak lama kemudian datang para tetangga yang mendengar teriakan ibunya Ujang dan suara pintu didobrak.  Mereka berkerumun di rumah Pak Mamat.

Setelah ditanya apa yang terjadi akhirnya orang-orang mengetahui bahwa Pak Mamat sedang mencoba bunuh diri karena permasalahan sakitnya.

"Sabar Pak Mamat..."

"Jangan bunuh diri Pak, entar juga mati sendiri kalau udah waktunya."

"Kasihan keluarga Pak."

Itulah dengungan dari orang-orang yang melihat kejadian itu.

Pak Mamat pun dibawa ke tempat tidur. Petugas Puskemas dipanggil untuk memeriksa kondisi Pak Mamat dan mengobati luka-lukanya karena terjatuh tadi.

"Kondisinya tidak apa-apa dan tidak serius," kata petugas,"Saya kasih obat supaya istirahat, tolong dijaga supaya dia tidak mengulangi percobaan bunuh dirinya."

Setelah beberapa jam tidur, Pak Mamat sadar. Pak Mamat menangis disaksikan istri dan anaknya. "Maafkan bapak karena putus asa dan mencoba bunuh diri."

Anak dan istrinya mendengarkan dengan seksama dan melihat penyesalan yang mendalam dari Pak Mamat. Bapak janji tidak akan mengulangi. Baru jatuh dari kursi saja sakitnya minta ampun, apalagi siksa Allah karena bunuh diri. Bapak putus asa, karena sakit Bapak tidak kunjung sembuh."

Ujang, Ibunya, dan Pak Mamat saling bertangis-tangisan. "Pak, setiap sakit ada obatnya Pak, jangan kuatir, insya Allah kita usahakan bersama," kata Ujang pada Bapaknya.

"Allah masih sayang pada Bapak, jadi usaha bunuh diri dibikin gagal.  Plafon untuk tali dibikin patah", kata ujang.

Pak Mamat menangis mendengar perkataan Ujang. Anak ABGnya ternyata jauh lebih bijaksana daripadanya. Mungkin ini seringnya ikut pengajian di masjid dan di sekolahnya.

"Pak, penyakit itu adalah makhluk Allah juga, janganlah kita tunduk atau kalah dengan sesama makhluk Allah. Mintalah pada pemilik nya agar mengangkat penyakit itu dari tubuh kita."

"Baik Jang....bantu Bapak ya....."

"Insya Allah, Pak".

FS (Fadjar Setyanto)

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

Disclaimer :

Nama yang ada di cerita ini ialah fiktif semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun