Kalau kalimat berikut ini dimuat di dalam Al Qur'an artinya perintah itu langsung dari Sang Ahad ke hambaNya. Kalimat yang dimaksud adalah berikut :
"Dan jangan sekali-sekali engkau mengatakan terhadap sesuatu ,'Aku pasti melakukan itu besok pagi' ."
"kecuali dengan mengatakan ,'insya Allah.' Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah,'Mudah-mudahan Tuhanku akan memberi petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."
Sumber : Al Qur'an surat Al Kahfi ayat 23 dan 24.
Kadang-kadang respon dari pengucapan "insya Allah" sering dikonotasikan dengan respon negatif dan sinis.Â
Misalnya :
"Insya Allah saya selesaikan, besok".
"Pasti apa nggak lu selesai tugas ini? Buat gue  kalau lu ngomong begitu jadi gak yakin"
Oleh sebab itu supaya kalimat istimewa itu tidak dianggap sebagai kata-kata ngeles maka pastikan saat kita ucapkan INSYA ALLAH, kita dalam posisi MAMPU melakukannya. Kalau tidak bisa melakukannya maka katakan TIDAK BISA saat itu juga, jangan bersembunyi di balik kalimat insya Allah. Perkara tiba-tiba kita tidak bisa melakukannya karena sesuatu di luar kemampuan kita, tunjukkan bukti mengapa kita tidak bisa melakukannya. Tunjukkan halangan apa yang ada di depan mata.
Pembiasaan mengucapkan "insya Allah" juga menunjukkan bahwa kita ini makhluk lemah, yang kalau tidak ada rahmatNya, tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Pejabat-pejabat negeri konoha sering melupakan "insya Allah", dalam statemen mereka.
"Beberapa minggu ke depan harga minyak goreng turun, ketersediaan melimpah."
Kenapa sih tidak memakai kalimat "insya Allah?"
Kalau mengucapkan "Beberapa minggu ke depan, insya Allah, harga minyak goreng akan turun.", kan terasa lebih enak. Kita sebagai makhluk artinya menyadari bahwa sesuatu bisa terjadi adalah atas ijinNya. Kalau Dia tidak mengizinkan, seberapa pun melimpahnya minyak goreng, bisa musnah seketika karena gempa atau gudang terbakar, misalnya.
Kalau pejabat negari konoha susah membiasakan kalimat "insya Allah" ya sudah lebih baik kembali ke pribadi-pribadi kita sendiri saja yang meyakini  Surat Al Kahfi ayat 23-24 sebagai perintah Allah langsung. Kita jadikan kebiasaan.
Insya Allah kebaikan juga akan kembali kepada kita sendiri. Aamiin.
Fadjar Setyanto
Ilmu harus diikat dengan menuliskannya, supaya tidak menguap begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H