Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Pesan dari Sesama Manajer Korea yang Akan Kerja di Indonesia

8 Agustus 2022   20:31 Diperbarui: 8 Agustus 2022   20:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sungguh tidak suka dengan pernyataan seorang klien besar saya saat saya bekerja di sebuah pabrik tekstil di Jawa Barat beberapa puluh tahun lalu. Namun karena klien besar saya, dan kondisi kami sedang ngobrol, maka ya saya timpali dengan senyum-senyum kecut  saja.

"Fajar, saya  heran dengan etos kerja pekerja Indonesia, jauh dari produktif."

"Maksudnya?", saya pura-pura tidak tahu maksudnya.

"Waktu saya akan berangkat ke Indonesia, para manajer disana berpesan pada saya : Kalau bekerja dengan orang Indonesia tendang dulu pantatnya, baru jalan."

Saya cuma mendengarkan saja. Saya tidak setuju tapi tidak bisa membantah sebab faktanya yang dibicarakan ialah hasil interaksi juga dengan pekerja Indonesia. Hingga akhirnya dia memiliki kesimpulan apa yang diucapkan para manajer Korea di negaranya adalah benar.

Klien saya ini lanjut bercerita,"Di Korea, pernah terjadi di tempat saya bekerja,  manajer pabrik tidak tepat janji, lalu dia berkata pada manajer pabrik agar tidak pergi kemana-mana. Lalu mereka berdua  berkelahi satu lawan satu sampai lelah. Setelah itu mereka berhenti, si manajer pemasaran kembali ke kantornya".

====

Setelah sekian puluh tahun saya masih belum lupa kata-kata klien Korea saya itu. Itu malah jadi pemacu pola kerja saya. Setelah menjadi wiraswastawan saya terapkan pada diri saya, agar tidak ada yang "menendang pantat" saya dulu baru jalan".

Salah satu penyebab dikatakan rendahnya produktifitas pekerja kita ialah rendahnya kemampuan mendengarkan dan membaca.

Seorang teman menggerutu saat akan operasi. Perawat melalui telepon mengatakan apakah dia bisa memakai kursi roda atau tidak, padahal jelas-jelas si pasien sedang dipasangi kateter. 

"Coba bro, mana mungkin pakai kateter suruh duduk di kursi roda?, Apa dia gak baca riwayat perawatan pasien?", dia menggerutu.

"Sabar......saya jelasin ke perawatnya deh", jawab saya.

Kejadian lain seorang teman cerita, mengeluh cara kerja pola kerja pegawai mini market. "Saya beli barang, sangat jelas di aplikasinya dinyatakan ada stok, eh kok bisa-bisanya dia bilang barangnya gak ada?".

Lalu dia menceritakan lebih lanjut, bahwa dia mengatakan pada pegawai itu,"Saya tidak mau tahu, ada stok di aplikasi harusnya ada barangnya. Sekarang anda bilang tidak ada, silakan saja saya akan lapor dengan pusat."

"Bro tahu nggak, pada waktu barangnya dikirim ke rumah?. Ternyata barangnya ada"

"Kenapa harus dibentak dulu sih?"

Mendengar gerutuan teman saya itu jadi saya ingat yang diucapkan klien Korea puluhan tahun lalu: "Tendang dulu pantatnya baru jalan."

Saya cuma mengelus dada yang tidak six pack.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun