Dengan ragu-ragu dia ambil handphonenya. Dia cari Rara. Sesaat kemudian nampaklah WA milik Rara. Perlahan dan ragu-ragu, Doni menulis :"Selamat pagi Jeng, sudah di kantorkah?". Lalu klik "send".
Doni deg-degan setengah mati. Dia pun tidak berani melihat ke layar HP nya. HP nya pun dia letakkan. Ditinggal ke dapur untuk membuat kopinya yang kedua. Namun dalam hati dia menghitung menit. Semenit, dua menit, tiga menit, empat menit, hingga sepuluh menit, tak ada balasan. Dia pun mengambil HPnya. Dilihatnya tanda cek list. Ternyata posisinya sudah dua cek lis tapi belum berubah warna. "Oh mungkin dis sedang mengajar, kan dia guru". Doni mulai belajar mengerti keadaan.
Tiga puluh menit kemudian HPnya berbunyi, betapa tidak karuan rasanya. Saat dilihat, ternyata dari Mamat temannya di SMP. "Yaaaah Mat, bukan elu yang gue tunggu-tunggu, ngapain lagi elu nyelak-nyelak", Doni menggerutu,"Udah gitu berita yang lu kirim gak penting lagi, iiiih".
Doni masih menggerutu pada Mamat dan dia pun belum mau membalas pesan WA dari teman SMPnya itu. Dia letakkan HP itu di meja. Baru saja HPnya diletakkan, tiba-tiba HPnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Dengan penuh harap, dan lupa pada Mamat, diambilah HPnya. Saat dilihat tertera pesan dari Rara. "Wah Rara!", gumam Doni,"Alhamdulillah!".
"Pagi juga, baru saja selesai ngajar", begitu bunyi pesan dari Rara. Hanya enam kata dari Rara membuat hati Doni senang luar biasa. Energinya yang sempat merosot langsung naik lagi dan punya gairah lagi.
"Mat, gue gak jadi sebel deh sama lu!", Doni bicara pada dirinya. Dilihatnya lagi pesan dari Mamat, lalu dia membalasnya.
----
Sore hari saat baru saja selesai urusan masalah komputernya, Doni kebetulan melintas sekolah tempat Rara mengajar. Doni kebetulan mengisi bensin di pompa bensin persis di seberang sekolah itu. Sekilas Doni belum menyadari bahwa di seberang pompa bensin itu ialah sekolah tempat Rara mengajar. Dia baru sadar setelah melihat papan nama sekolah itu. "Itu kan sekolah tempat Rara", Doni berbicara pada dirinya,"Udah mau pulang belum ya?".
Doni pun melihat jarum jamnya. Jam menunjukkan 16.30. "Pasti sudah pulang", gumamnya
Doni berharap andai waktu belum jam 16.30 mungkin dia bisa berhenti di dekat pintu gerbang sekolah. Keinginanya melihat Rara sekali lagi. Ada perasaan senang dan gembira padanya memandang wajah Rara. Maka tak heran kalau melihat foto Rara, dia bisa tahan berlama-lama . Pada saat Doni sengaja berjalan perlahan di depan sekolah Rara, dia melihat seseorang.
"Hah itu Rara", Doni terkesiap, segera dia menjalankan mobilnya mengikuti Rara yang baru saja keluar dari sekolah.