Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Hati (4)

9 Juli 2016   03:13 Diperbarui: 9 Juli 2016   15:14 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anto pun sepanjang perjalanan memikirkan kemana mereka akan pergi. Dia mulai memunculkan imaginasi beberapa daerah wisata, apakah akan ambil di pegunungan atau pantai. Kalau di pegunungan, ada banyak restaurant dan tempat nyaman di puncak. Tetapi untuk mencapai puncak, harus siap melewati macet yang parah. “Puncak, nggak deh, macetnya nggak bisa diduga”, gumam Anto.

“Bagaimana kalau Bandung?”, tanya Anto pada dirinya sendiri.

“Tapi kota Bandung udah kayak di Jakarta, hektik, paling-paling kalau mau ke Lembang”, gumam Anto lagi.

“Tapi berapa jam jadinya dibutuhkan untuk mencapai Lembang, jauh pula dan waktunya banyak pula”, gumam Anto,”Rasa-rasanya nggak deh, capek di jalan”.

Anto pun mengarahkan fikirannya ke daerah pantai. “Daerah Anyer sepertinya ideal, disana ada pantai Sawarna dan Tanjung Lesung”.

“Tanjung Lesung sepertinya bagus, karena airnya masih jernih dan ada hotel buat makan siang dan santai”, Anto berbicara pada dirinya sendiri.

Tak terasa Anto pun mulai masuk ke halaman parkir kantornya. Dia melihat jam menunjukkan 7.30 pagi. Dia masih memilik waktu 60 menit sebelum masuk kantor. Anto pun tidak bergegas turun dari mobil, tapi mulai mencari informasi tentang Tanjung Lesung. Diambilnya gawainya sebuat tablet. Dia pun mulai browsing. Setelah mendapatkan tempat yang dicari, Anto menelpon petugas di Tanjung Lesung.

Melalui beberapa kali percakapan, Anto  akhirnya memutuskan untuk memesan tempat di restaurant dan tempat santai di pantai dengan pemandangan pantainya yang indah dan jernih. Anto membayar DP agar pihak pengelola menganggap ordernya itu adalah bukan sembarangan, tapi sangat serius.

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, mulailah Anto keluar dari mobilnya dan menuju ruangan kerjanya. Wajahnya sangat gembira. Orang-orang sekitarnya pun heran dengan penampilan wajah Anto yang tidak seperti biasa, ngelangut sungut dan kusut.

“To, lu kenapa, gak biasa-biasanya cerah banget?”, tanya teman seruangannya Beni.

“Gue hepi Ben, gua weekend besok ada acara sangat khusus, lu jangan telpon gue ye?”, begitu jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun