Mohon tunggu...
Fadjar Hadi
Fadjar Hadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Unpad Jurusan Ilmu Sejarah 2012.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bertualang ke Gunung dan Ironi yang Kita Jumpai

26 Mei 2016   20:43 Diperbarui: 26 Mei 2016   21:00 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berualang kini sejatinya sudah menjadi kebutuhan bahkan kegiatan rutin yang dilakukan oleh kebanyakan orang di dunia. Dari sekian banyak negara di dunia, Indonesia menjadi salah satu negara yang mana menjadi salah-satu destinasi tujuan wisata petualangan baik oleh warga lokal maupun interlokal.

Bertualang banyak sekali jenisnya mulai dari backpackeran, jalan-jalan santai ketempat-tempat yang epic mainstream, main ke pantai dan juga petualangan lainnya. Namun dari semua petualangan yang banyak di gemari oleh masyarakat luas, mendaki gunung merupakan petualangan yang sering sekali dilakukan oleh masyarakat luas belakangan  ini khususnya masyarakat Indonesia.

Beberapa waktu kebelakang sekitara tahun 2000-an, tidak banyak orang Indonesia yang memiliki hobby untuk mendaki gunung dikarenakan masih banyak orang yang takut akan kedaan gunung di Indonesia yang  masih jarang terjamah oleh manusia, namun setelah tahun 2013 lalu tepatnya saat film 5cm muncul dilayar lebar perlahan tapi pasti jumlah orang-orang yang melakukan aktivitas mendaki gunung mulai meningkat, ditambah lagi dengan keadaan alam Indonesia ini yang banyak sekali memiliki gunung-gunung yang luar biasa cantiknya menjadi salah satu faktor pendorog lainnya yang menyebabkan banyak orang-orang mulai berbondong-bondong untuk mendaki gunung.

Diantara sekian banyak gunung di Indonesia ini gunung Semeru, Rinjani, Kerinci, Ciremai, Merapi, Lawu, Slamet, Merbabu merupakan destinasi favorite para pendaki Indonesia, selain memiliki ketinggian yang cukup tinggi diatas 3000 mdpl, gunung-gunung tersebut memberikan pemandangan yang luar biasa ketika kita berada dipuncak gunung tersebut. Namum, medan yang dilalui juga tidaklah mudah karena selain dibutuhkan kesabaran dan fisik yang prima, logistik dan perlegkapan kita harus memadai agar kita bisa selamat mencapai puncak dari gunung-gunung tersebut.

Rasanya apabila kita berbicara gunung kurang lengkap kalau kita tidak berbicara mengenai puncak. Sebenarnya puncak bukanlah target dari pendakian, lebih tepatnya bisa kembali dengan selamat sampai rumah adalah tujuan sesungguhnya dari mendaki gunung selain menjaga kebersihan dan ekosistem yang ada didalam gunung yang kita daki. Namum, hingga kini masih banyak menemui pendaki-pendaki Indonesia yang mendaki gunung hanya untuk bergaya-gaya dengan berfoto-foto tanpa mempedulikan keadaan gunung tersebut. Banyak sekali pendaki kita yang masih seenaknya menganggap gunung adalah tempat sampah. Tak jarang, hampir diseluruh gunung di Indonesia ini memiliki gundukan sampah yang begitu banyak tepatnya disekitaran pos-pos peristirahatan.

Melihat kenyataan ironis tersebut rasanya membuang sampah sembarang sudah menjadi budaya dari masyarakat Indonesia. Kemudian selain membuang sampah sembarang aksi vandalisme dengan mencorat-coret disembarang tempat rasanya sudah tidak aneh bagi masyarakat Indonesia. Entah dimaksudkan untuk eksis ataupun tanda kenangan rasanya tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak masuk diakal.

Dilihat dari semua peristiwa tersebut para rager yang bertugas di pos-pos pengamanan atau basecamp pendakian telah mengupayakan beberapa tindakan tegas untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal memalukan seperti diatas dengan berupa sanksi baik teguran maupun tindakan, namun namanya masyarakat Indonesia hobbynya melanggar tetap saja aturan tersebut tidak didengarkan maupun dilaksanakan dengan semestinya. Pada akhirnya kesadaran diri masing-masing pendaki menjadi kunci untuk terciptanya masyarakat dan lingkungan yang harmonis. Walaupun para ranger maupun relawan pendaki telah mengupayakan berbagai macam aksi dan tindakan untuk melestarikan dan menjaga ekosistem gunung-gunung di Indonesia bila tidak dibarengi dengan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kebersihan rasanya sampai kapanpun kita masih akan tetap menemui sampah-sampah dan juga coretan-coretan yang ada disekitaran gunung-gunung yang akan kita daki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun