Membangun kesadaran adalah salah satu kunci keberlangsungan gerakan mahasiswa tetap terawat. Sebab jika kita merujuk kepada teori Faulo Preire (dalam bukunya: pendidikan kaum tertindas) yang membagi kesadaran manusia menjadi tiga bagian yaitu kesadaran magis, kesadaran naif dan kesadaran kritis. Merujuk teori tersebut, saat ini mahasiswa berada pada kesadaran naif yaitu manusia menyadari bahwa adanya penindasan, kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh status quo, namun gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa gerakan yang itu hanya memiliki dampak secara pribadi atau kelompoknya.
Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A. sendiri menjelaskan bahwa, gerakan pembebasan (liberasi) yang dilakukan tidaklah hanya berdampak kepada diri sendiri melainkan mampu menjadi kesadaran transformatif yang membawa manusia bergerak untuk ikut terlibat melakukan perbuatan kebaikan. Inilah yang kemudian sejatinya harus dilakukan oleh gerakan mahasiswa saat ini. Tidak hanya sekadar, melakukan gerakan, namun mampu mengajak masyarakat banyak melakukan gerakan nyata.
Demikian juga senada dengan yang dikatakan oleh Reza A Watimena (pendiri rumah filsafat) bahwa manusia itu bertindak sesuai kadar kesadaran yang dimiliki. Sehingga teramat penting membangun kesadaran ini sebagai wujud dari perubahan yang dilakukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H