Mohon tunggu...
Moh NurFadhilah
Moh NurFadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa uin malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca menulis berkhayal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demokrasi Indonesia Masih Ada atau Hanya Berlaku untuk Mereka yang Berkuasa?

17 November 2022   22:32 Diperbarui: 17 November 2022   22:38 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demokrasi Indonesia masihkah ada atau hanya omongan belaka

Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa. Sejarah demokrasi di Indonesia mengalami dinamika yang cukup kompleks dan menjalani perkembangan yang sangat dinamis.

Secara etimologi atau bahasa, demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani demokratia yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya pemerintahan.

Nah, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) demokrasi didefinisikan sebagai bentuk/sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya atau pemerintahan rakyat.

Selain itu, terminologi dalam bidang politik ini bisa juga diartikan gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

Istilah ini mulai berkembang pada pertengahan abad ke-5 SM untuk menunjukkan sistem politik yang ada di negara Yunani, terutama Athena.

Lalu seperti apa sejarah demokrasi di Indonesia? Bagaimana perkembangan demokrasi dari masa ke masa?

Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Pada fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan pemikiran demokrasi modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia.

Tepatnya, anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa banyak membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka. Kemudian, mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara demokrasi yang terbuka dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.

Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-negara Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden Indonesia. Hatta belajar di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.

Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia dan memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena transisi dari penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan resmi diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Sepanjang masa kemerdekaan bangsa  Indonesia mencoba  menerapkan bermacam-macam sistem demokrasi.hingga tahun1959,dijalnakan suatu praktik demokrasi yang cenderung  pada sistem demokrasi liberal,sebagaimana berlaku di negara-negara barat yang bersifat individualistik.

Pada tahun 1959-1966 diterapkan demokrasi terpimpin ,yang dalam  praktiknya cenderung  otoriter  yang mana Sebagian keterangan pemimpin otoriter  pada masa kepemimpinan soeharto  kekuasaan di Indonesia sepenuhnya di ambil alih oleh soeharto.

Yang dimaksud cenderung pada otoriter yaitu pemmimpin yang  egois atau kata lain pemimpin yang mengambil Tindakan sekarepnya tanpa memikirkan keadaan lingkungan sehingga sangat berdampak pada kehidupan masyarakat,sehingga untuk menyampaikan pendapat banyak dari masyarakat tidak berani untuk ikut campur  dan mengambil Tindakan pada masa itu.

Mulai tahun 1966 hingga masa berakhirnya masa orde baru pada tahun 1998 diterapkan demokrasi Pancasila.model demokrasi Pancasila ini pun juga  tidak mendorong  tumbuhnya partisipasi rakyat.

Hingga tibalah  pada masa reformasi pada tahun1998,kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat,kebebasan memilih,kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin bebas.

Apakah ada demokrasi di Indonesia atau hanya kata yang hanya menjadi  perantara negara.

Menjadi negara yang merdeka tidak mudah,khususnya di Indonesia yang di jajah  selama 350 tahun oleh belanda ,setelah merdeka masih saja ada kerusuhan yang terjadi akibat ulah  pemimpin negara,rakyat kecil di kucilkan mereka  yang duduk diskusi disana tertawa melihat rakyat sengsara,apa kabar undang-undang 45 dan dasar Pancasila  apakah dasar negara hanya berlaku pada pejabat dan keluarganya.

Hukum negara  kini tak lagi menggema,suara rakyat sunyi tak lagi kau  dengar entah pada siapa kami bersuara dan berharap aspirasi di dengar sedangkan mereka dengan senang menutup telinga hukum negara tak lagi ada keadilan tak lagi diterapkan  sedangkan negara Indonesia negara sistem pemerintahan yang diterapkan sistem demokrasi,yang mana yang disebut demokrasi adalah kita sebagai rakyat bebes berpendapat,menyuarakan suara,menyampaikan aspirasi jika pemerintah memimpin tidak sesuai dengan  undang-undang dasar negara dan dan dasar Pancasila.

Bilang saja jika tak mampu mengurus negara agar kami rakyat jelata tak lagi berharap pada pemimpin yang pandai bicara tapi tak ada bukti untuk memimpin dan membawa negara menjadi negara yang   sejahtera sebagaimana harapan para pendiri negara untuk menjadikan negara menjadi negara yang Makmur dan Sentosa  kami rindu pemimpin menjadi tauladan  bukan berkampanye tuk mendapatkan sebuah jabatan,tegakkan keadilan  sebelum kami turun jalan tuk menyuarakan keadilan.

Sebagaimana yang kita ketahui Bersama saat ini negara Indonesia banyak kasus ,kami sebagai rakyat yang tak berkuasa atas  aturan negara menolak lupa   atas semuanya,kasus mereka yang beruang dan berkuasa di negara  digantung permasalahannya mulai kasus pembunuhan,korupsi,dan kebijakan yang tidak sesuai dengan  peraturan yang ada  mencari keadilan saat diperadilan untuk dapat keadilan harus banyak penghasilan palu hakim kekecilan saat ketuk kebatilan sudah jadi resiko hidup di zaman pembodahan tuk dapatkan keadilan.

Padahal keadilan di berikan oleh sang maha kuasa tapi di sembunyikan oleh yang berkuasa korupsi sana-sini leluasa kami rakyat kecil harus tahan dan berpuasa  pemimpin menutup mata atas kejadian yang ada setiap tahun berganti kebijakan berganti nama pemimpin tapi masih sama mereka yang berkuasa masih drama dalam menjalankan pemerintahan dan aturan yang ada.

Apakah kami sebagai orang bawah harus menjadi orang serba punya,untuk merasakan aturan dan dasar negara Pancasila seutuhnya,dan untuk kami masyarakat kurang mampu  ada aturan dan syarat yang berlaku.

Dapat kita simpulkan sistem demokrasi Indonesia saat ini  ada bagi mereka yang berkuasa sedangkan kami sebagai  rakyat memang bebas bersuara akan tetapi ada ketentuan syarat yang berlaku untuk kami mennyampaikan suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun