Dikutip dari Ensiklopedi NU, Bung Tomo kerap bertandang ke Pesantren Tebu Ireng, Jombang, untuk menemui dan meminta restu Kiai Hasyim Asy'ari. Disebutkan, seruan "Allahu Akbar" di pembuka dan penutup orasinya yang sangat membakar melalui Radio Pemberontakan adalah upayanya merekrut kalangan pemuda muslim untuk turut dalam perjuangan.
Sebelumnya kalangan pemuda muslim dulu pernah disatukan dalam satu barisan oleh militer Jepang. Tentang Hizbullah, kelompok ini berhubungan erat dengan NU. Pada 15 Desember 1944 Jepang membentuk barisan semi-militer Hizbullah yang dalam bahasa Jepang disebut Kaikyo Seinen Taishintai.
Saat itu Hizbullah yang diketuai oleh seorang tokoh NU Zainal Arifin berada di bawah naungan Masyumi. Melalui Hizbullah Jepang melancarkan propaganda "Perang Suci" supaya mendapat dukungan pemuda Islam.
Anggota Hizbullah berisi pemuda usia 17 hingga 25 tahun dan belum berkeluarga. Para anggota Hizbullah dilatih oleh tentara PETA. Selepas dua bulan pelatihan, para anggota Hizbullah dikembalikan ke daerah mereka masing-masing. Harapannya, mereka bisa melatih calon-calon anggota Hizbullah di daerah mereka.
Dan, buah dari perjuangan terstruktur itu bisa dirasakan saat pertempuran Surabaya pecah. Para tentara Hizbullah sudah kenal dengan senjata sebelumnya. Oleh sebab itu, pertempuran yang diberikan kepada Inggris pun sangat sengit pada masa itu
Dengan keyakinan dan semangat yang tinggi perlawanan terhadap penjajah masa itu bisa  mengusir penjajah  dari Surabaya
dalam hal ini  menunjukkan bahwa  ulama' dan para santri sangatlah berkonstribusi untuk mengusir penjajah dari Indonesia , mungkin kita sering beranggapan bahwa santri hanyalah memikirkan kehidupan akhirat dan pada kenyataannya  berdasarkan  kejadian yang terjadi pada  22 oktober 1945  santri ikut andil untuk melawan penjajah  dengan bekal ilmu pengetahuan,  mereka menerapkan sebuah  mahfudhat hubbul watahan minal iman disini mereka berkeyakinan bahwa untuk meningkatkankan keimanan  dan perilaku yang mencemirkan sebasagai warga Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme  dengan menunjukkan rasa cinta pada tanah air ,salah satunya yaitu membela negara dan mengusir penjajah .
mengutip laman resmi kementrian agama (kemenag),"resolusi jihad" yang dibacakan  pada 22 oktober hanya berselang  20 hari dari hari pahlawan 10 november.
Dari fakta sejarah itu kemudian  menunjukkan bahwa kaum santri memiliki  peran penting  dalam memperjuangkan kemerdekaan  bangsa ini.
Oleh karna itu hingga kini,sejarah hari santri jadi poin  penting yang  tak terlepaskan jelang peringatan  yang jatuh pada 22 oktober  yang setiap tahunnya di peringati setiap Lembaga pesantren maupun lainnya
 Terlebih sejarah mencatat bahwa santri memiliki peran besar dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga keutuhan negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) .