Mohon tunggu...
Fadil S. Isnan
Fadil S. Isnan Mohon Tunggu... Konsultan - Teman Bercakap

Semesta Mendukung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Kamu Sahur dan Tarawih di Tahun 2010

13 April 2021   05:25 Diperbarui: 13 April 2021   05:29 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meriam Bambu, sumber: inibaru.id

Marhaban ya Ramadhan. Selamat datang bulan suci, bulan yang selalu dinantikan selama 11 bulan ke belakang. Sudahkah meminta maaf kepada orang tua sebelum memulai segalanya? Atau kalau orang tua sudah berpulang, sudahkah mengunjungi makamnya untuk sekadar melepas rindu dan mendoakan? Atau kalau sedang merantau, minimal chat kepada ibu dan bapak.

Bulan Ramadhan tahun ini sepertinya masih sama seperti tahun sebelumnya. Semua masih serba terbatas. Mau salat di masjid dibatasi. Mau solat jumat dibatasi. Mau beli takjil dibatasi. Mau tarawih dibatasi. Tapi mau bagaimana lagi. Semua demi kebaikan, bukan? Kita hanya bisa berharap mudah-mudahan tahun depan semua kembali normal. Bukan normal baru, tapi normal seperti sedia kala. Tanpa batas apapun.

Masih ingatkah kamu apa yang dilakukan pada bulan Ramadhan 10 tahun lalu? Rindukah masa-masa itu? Umur berapa kamu saat ini? Sudah menikah dan punya berapa anak tahun ini? Mari sedikit bernostalgia.

Buku Kegiatan Ramadhan

Anak-anak dan remaja tanggung pada saat itu masih familiar dengan Buku Kegiatan Ramadhan. Buku ini berisikan aktivitas selama pelaksanaan puasa dan amalan ibadah lain. Mulai dari ceklis kegiatan salat, membacara Al Quran, kegiatan tarawih, ceramah tarawih apa saja yang pernah diikuti, khutbah Jumat apa saja yang pernah diikuti, dan tidak lupa setiap kegiatan harus mendapatkan paraf atau tanda tangan imam salat atau khatib. Hal ini menjadi seru sekali karena setiap selesai tarawih pasti anak-anak berebutan meminta tanda tangan seperti fans kepada idolanya.

 Meriam Bambu

Meriam Bambu, sumber: inibaru.id
Meriam Bambu, sumber: inibaru.id

Bulan Ramadhan di Indonesia nampaknya tidak bisa lepas dengan sebuah perayaan. Dulu anak-anak di kampung dan di kota suka sekali membeli petasan. Saat itu harganya masih 500 rupiah per bungkus isi 10 untuk petasan cabe. Ada juga yang membeli kembang api, biasanya dibeli di pasar malam/pasar kaget beberapa hari menjelang lebaran. Tidak puas dengan itu semua, kadang ada juga yang sengaja membuat petasan dari bambu.

 Petasan ini berbentuk selongsong dengan bentuk besar dan panjang menyerupai meriam, maka biasanya juga disebut meriam bambu. Cara menggunakannya adalah dengan memberikan minyak tanah ke dalam bambu, biarkan panas, lalu di pangkal bambu terdapat seperti pematik berlubang yang apabila dinyalakan dengan api maka seperti suara tembakan. Seru sekali bermain ini selepas subuh.

 Pawai Obor

Pawai Obor, sumber: Radar Banten
Pawai Obor, sumber: Radar Banten

Acara ini biasanya dilakukan menjelang Ramadhan dan menjelang lebaran. Anak-anak dari pengajian atau terkadang anak komplek beramai-ramai membawa obor berpakaian ngaji dan berkeliling kampung. Ada juga yang iseng sambil bermain menyemburkan api dari mulutnya. Namun substansinya adalah menyemarakkan dalam penyambutan bulan suci.

 Iklan Ebiet G. Ade

Iklan Ebiet G. Ade, sumber: gfycat.com
Iklan Ebiet G. Ade, sumber: gfycat.com

Sebelum orang ramai memiliki ponsel, sarana hiburan merakyat adalah televisi. Pada bulan Ramadhan, banyak iklan ditayangkan dengan suasana bulan puasa. Iklan-iklan ini dibuat sedemikian cinematic agar lebih terasa momen hearth-touching nya. Salah satu iklan legendaris bulan puasa saat itu adalah iklan rokok dengan cerita seorang kurir sedang mengantar barang namun sudah menjelang berbuka puasa. Iklan ini masih dikenang sampai sekarang.

 Momen-momen ini tidak akan pernah bisa diulang, kalaupun bisa pasti rasanya berbeda. Jadi biarkanlah tetap ada tapi menjadi kenangan. Sedikit-banyak menjadi catatan sejarah dan cerita kepada anak cucu kita bahwa dulu pernah ada masa-masa menyenangkan yang membentuk kita sampai dengan sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun