Mohon tunggu...
Fadilla Ully Saraswati
Fadilla Ully Saraswati Mohon Tunggu... -

rain and vanilla's addict ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untukmu,yang Perlahan Hilang Bersama Hujan

4 Maret 2012   06:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:31 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

dia yang mengenalkanmu kepada hujan
tetapi dia juga yang meninggalkanmu ketika hujan turun.
ini yang aku takutkan. hari pembalasan, atau biasa disebut karma . Karma datang tanpa kita tahu kapan datangnya, terlebih ia datang baru bertahun-tahun kemudian.
Aku berusaha mempertahankan cerita yang sudah seharusnya berada di dalam kenangan.Tetapi selama 1tahun lebih berapa bulan berapa hari berapa jam menit detik..aku memutuskan untuk perlahan meluncurkannya ke telaga kenangan. Aku berusaha tidak ingin tahu segala sesuatu tentang hidupnya,berusaha tidak peduli. Dan aku rasa, setelah menanti kepastiannya untuk diajak berbicara pada saat hari ulang tahunnya dan ia tidak mereseponnya, aku merasa 'ini saatnya' . Saatnya aku dengan hidupku tanpa bayanganmu yang menganggu hidupku setiap waktunya.
Dan kamu bersama yang lain. Dan aku berusaha mencari yang lebih baik. Terus begitu hingga aku merasa 'aku bisa'


Tetapi ketika mendengarkan segala cerita tentang kamu , aku masih merasa iba.Aku merasa orang seperti kamu tidak pantas untuk disakiti.Kamu terlalu baik,walaupun kamu menyakitiku. Kamu orang yang penyayang,meskipun sayang itu bukan untuk aku.Dan satu kalimat yang terluncur adalah 'mengapa kamu tidak bersamaku?aku tak akan pernah menyakitimu..aku bakal menjagamu...' tetapi itu hanya ucapan.Toh pada realitanya, kamu masih tetap mencari-cari sama seperti aku.Tetapi aku selalu berharap,suatu saat pintu hatimu akan terbuka dan tersadar :)
Dan hingga yang aku dengar,kamu merasa menyesal mengakhiri hubungan kita.Kamu merasa mendapatkan 'karma' nya. Aku merasa, doaku telah di dengar. Tetapi aku sendiri sejujurnya tidak berharap itu semua. Justru karena aku menyayangimu,aku tak ingin melihatmu sesakit seperti ini.Aku tak berharap karma menimpamu.aku hanya ingin kamu sadar,kalau aku adalah orang yang masih tetap berharap mendapat sebuah kesempatan.dan tak akan disia-siakannya :)
untuk kamu yang disana,tidakkah kau coba mendengarkan aku ? Sekali saja. Aku tak peduli tanggapanmu.Aku hanya ingin kau dengarkan,agar kamu tahu apa yang sesungguhnya aku rasakan.1,5 tahun aku rasa cukup sebagai waktu kita saling belajar dan merubah sikap diri. Aku hanya ingin mendapatkan satu kesempatan yang sebenarnya berhak untuk aku dapatkan.Hanya itu.Aku berharap,suatu saat kamu akan mau berbicara denganmu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun