Sudah hampir kurang lebih 2 tahun ini pandemi covid-19 belum kunjung usai. Grafik penularan semakin melonjak naik. Pemerintah melakukan berbagai macam upaya dan kebijakan untuk mengatasi pandemi ini.Â
Antara lain menerbitkan berbagai aturan dan protokol/panduan kesehatan, menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di banyak daerah pada tahun 2020, dan langkah tegas yang diambil Pemerintah guna membatasi mobilitas masyarakat agar dapat mengurangi laju penyebaran virus COVID-19 di tahun 2021 ini salah satunya dengan menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pada proses pendidikan di masa pandemi ini, guna memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 kemendikbud masih menetapkan untuk pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh dan daring (dalam jaringan).Â
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka secara langsung melainkan dilakukan melalui jaringan internet. Pembelajaran daring dapat diakses dimana saja asalkan dan kapan saja asalkan ada paket internet dan perangkat elektronik yang mampu menjadi penunjang.
Demi terciptanya proses pembelajaran daring yang lancar, ketersediaan gawai dan internet menjadi dua hal yang saling berkaitan. Saat ini masih banyak siswa yang terbatas dari segi kapasitas penunjang pembelajaran.Â
Dimulai dari gawai dengan spesifikasi rendah, memori gawai yang sedikit sehingga tidak memungkinkan untuk mendownload aplikasi pembelajaran, sinyal internet yang terbatas sehingga sangat sulit untuk melakukan pembelajaran secara online.
Hal ini berimbas pada indeks tingkat keberhasilan belajar mengajar selama pandemi. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia membutuhkan model pembelajaran yang sesuai di era pandemi ini. Salah satu model pembelajaran yang cocok di masa pandemi ini adalah model pembelajaran discovery learning.
Menurut Salmon dalam (Muhamad, 2016) pengaplikasiannya model Discovery Learning mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan. Serta posisi guru di kelas sebagai pembimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan.Â
Manfaat dari model pembelajaran ini ialah menekankan agar siswa mampu menemukan informasi dan memahami konsep pembelajaran secara mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya namun tidak tanpa bimbingan dan pengawasan guru agar pembelajaran yang mereka dapatkan terbukti benar. Model pembelajaran discovery learning memiliki ciri tersendiri, berikut tiga ciri utama belajar dengan model pembelajaran discovery learning:Â
Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
Berpusat pada peserta didik
Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Model discovery learning dalam proses penerapan pembelajaran daring ini mempunyai langkah-langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan. Langkah-langkah tersebut diantaranya:
Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Collection (Pengumpulan Data)
Guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Processing (Pengolahan Data)
Siswa aktif mengolah data yang sudah ditemukan baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, untuk diolah menjadi jawaban atas permasalahan yang disajikan.Â
Verification (Pembuktian)
Siswa membuktikan benar atau tidaknya temuan  hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.
Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Model pembelajaran inipun memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran discovery learning diantaranya:Â
(1) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.Â
(2) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.Â
(3) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.Â
(4) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.Â
(5) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.Â
(6) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.Â
(7) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.Â
Penilaian dalam penerapan model pembelajaran discovery learning selain menggunakan jenis penilaian tertulis dan penilian diri, dapat juga dilakukan melalui penilaian kinerja, penilaian produk dan penilaian sikap.Â
Dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning, diharapkan pembelajaran jarak jauh dan daring (dalam jaringan) yang sedang berlangsung di Indonesia ini dapat memberikan inovasi atau ide untuk para guru atau pendidik dalam mengajar di masa pandemi seperti sekarang ini juga dapat meningkatkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.Â
Karena, penerapan model pembelajaran ini tidak berpusat kepada guru melainkan siswa yang harus aktif di kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H