Mohon tunggu...
Fadillah MandaPermata
Fadillah MandaPermata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa yang kini tengah menempuh pendidikan di UPI kampus CIbiru. Saya menyukai hal-hal yang bersifat memperjuangkan hak wanita, kesetaraan gender, dan menyuarakan anti kekerasan seksual. " Don't scared, be scared girl "

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Budaya sebagai Ruh Pendidikan Manusia

17 Desember 2022   20:18 Diperbarui: 17 Desember 2022   20:25 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Keegoisan, egois merupakan lawan kata dari bersama. Dari kata bersama kita sudah diajarkan untuk hidup bergotong royong dengan sesama, namun buktinya nilai tersebut sudah mulai memudar sehingga budaya egois tumbuh diantara generasi sekarang. Keegoisan sendiri sangat berdampak pada buruk pada diri sendiri dan orang lain, bayangkan betapa menyedihkan ketika ada teman sedang kesusahan dan membutuhkan bantuan kita namun dengan sifat egois itu menjadi tembok penghalang untuk saling membantu, karena pikiran dan hatinya tertutup hanya ada untuk diri sendiri.

Arogan, sifat ini menunjukkan kesombongan atas sesuatu yang seharusnya dibicarakan. Karena setiap manusia mempunyai kelebihan masing-masing. Menyombongkan diri dengan memandang rendah orang lain akan membawa kita pada kufur nikmat yang tuhan berikan, bagaimana tidak sifat sombong itu menjadikan orang lain tak mau berhubungan dengan kita, akan berdampak buruk untuk diri sendiri, karena di masa ini kita harus memperluas relasi dimanapun sehingga pribadi dengan sifat seperti itu cenderung tak memiliki banyak relasi.

            Jauh dengan sang pencipta, ini adalah bagaimana hubungan manusia dengan tuhannya. Dimana apapun yang terjadi adalah kehendaknya, sudah seharusnya manusia menjauhi larangannya dan mendekat pada ketaqwaan agar selamat dunia dan akhirat, pribadi yang jauh dengan tuhannya akan mencerminkan bagaimana ia memperlakukan ciptaan tuhan lain senantiasa membawa orang disekelilingnya kepada keburukan.

 Pribadi yang seperti ini selain tidak disukai oleh pribadi lain ia juga tidak disukai oleh tuhannya. Berkat ia hidup selama ini selain campur tangan sekeliling, tuhan lah yang berperan besar. Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta akan tumbuh karakter baik seorang manusia, karena benteng keimanan yang kuat menjadi pengingat ia untuk terus berbuat kebaikan.

Apatis, sikap acuh tak acuh ini berbahaya sekali karena sempitnya pandangan terhadap wawasan, apapun yang berbeda dari pikirannya akan dianggap radikal. Sehingga membatasi pemikiran-pemikiran untuk membuahkan pengetahuan. Masyarakat apatis ini menganggu sekali untuk kebebasan berpendapat, bisa anda bayangkan jika pribadi apatis berada di lingkungan pendidikan walaupun tak ada larangan dan tak menutup kemungkinan bahwa mereka ada, akan membuat situasi pembelajaran yang menyenangka berubah menjadi ketegangan antara satu sama lain karena tak ada sikap ingin menerima pernyataan dari pribadi lain terkait suatu fenomena yang sedang dibicarakan di kelas.

Tidak toleransi, dihadapkan pada sebuah perbedaan sudah sepantasnya kita menerima perbedaan tersebut, di lingkungan pendidikan seperti universitas yang terdiri dari berbagai macam mahasiswa dari berbagai daerah, tidak membatasi diri untuk mengenal siapapun tanpa memandang etnis, warna kulit, bahasa dan lain-lain kita harus saling menghargai perbedaan tersebut apalagi kita tinggal di Indonesia. Sikap tidak toleransi terhadap sesama akan merugikan diri sendiri. Contohnya dihadapkan pada sebuah kelompok namun terdiri dari berbagai etnis kita tidak boleh memilah siapa yang menjadi anggota kelompok kita, siapapun harus kita anggap jangan terpaku pada teman dengan daerah yang sama. Karena dengan kita mencoba berteman dengan yang lain akan membuka wawasan dan saling bertukar cerita tentang gaya hidup dari daerah masing-masing.

Sikap – sikap diatas sepatutnya tidak kita terapkan dalam sehari-hari maupun dalam proses mengejar karir, karena sifa-sifat tersebut akan menutup diri kita terhadap sesuatu dan menghambat proses karir kita. Untuk mengembangkan pendidikan berlandaskan perkembangan budaya, harus diperhatikan sisi perkembangan moralitas anak dimana hal tersebut merupakan titik vital bagaimana kita mempertahankan bangsa serta kebudayaan yang ada di dalamnya.

Pemerintah, satuan pendidikan, sertaguru memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas terutama pada tatanan pembelajaran. Karena bagaimanapun idealnya kurikulum, tidak akan bermakna bila tidak didukung kemampuan guru. Perlu diingat kembali untuk melahirkan seseorang yang berkarakter harus pula di didik dari seorang yang berkarakter, pengembangan profesionalitas guru harus diperhatikan agar proses untuk menghdiupkan kembali nilai moral yang terkandung dalam budaya dapat tumbuh dan terus berkembang ke arah yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

 

Haderani, H. (2018). Tinjauan Filosofis Tentang Fungsi Pendidikan Dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun