Mohon tunggu...
Fadillah Dwi Setyorini
Fadillah Dwi Setyorini Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswi S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga. Dalam artikel opini ini, saya berusaha untuk menulis bagaimana opini saya terkait isu-isu yang ada dalam masyarakat Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Apa dengan Etnis Uighur???

1 Juli 2022   22:24 Diperbarui: 1 Juli 2022   22:30 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Harmoko, 2020. "Keadaan Muslim Uighur dan Makna Foto Profil Perempuan dengan Tangan Merah"

Hingga saat ini, permasalahan etnis Uighur masih belum menemukan titik terang. Dinamika permasalahan ini masih berlanjut hingga menarik perhatian internasional untuk terus dibahas di berbagai kesempatan. China menginginkan etnis Uighur menjadi bagian dari negaranya dan meninggalkan kebudayaan mereka. Namun, secara demografis, etnis Uighur bertempat tinggal di Xinjiang. Letak Xinjiang berada di dekat Turki Timur menyebabkan timbulnya perbedaan budaya antara etnis Uighur dengan kebudayaan asli China. Etnis Uighur memiliki kebudayaan yang condong kepada Asia Tengah dibandingkan dengan Asia Timur. Xinjiang memiliki artian kawasan baru dalam bahasa Mandarin. Perbedaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor geografi. Akibat kedekatan etnis Uighur dengan wilayah Turki Timur maka secara bahasa mereka lebih menggunakan bahasa etnis Turk atau bahasa Turki. Selain itu, mayoritas dari etnis Uighur ini beragama Islam. Kawasan Xinjiang ini sudah lama menjadi perhatian dari pemerintah China. Sejak pemerintah Mao Zedong kawasan Xinjiang ini dijadikan sebagai kawasan otonomi dan mengirim etnis Han secara perlahan untuk menempati kawasan tersebut.

Pada masa Deng Xiao Ping, etnis Uighur diberikan kebebasan untuk beribadah dan melakukan kegiatan agama yang lain. Hal tersebut dikarenakan, pada masa kepemimpinan Deng Xiao Ping, China fokus untuk memperbaiki diri atas runtuhnya Uni Soviet, sehingga etnis Uighur ini dapat merasakan kebebasan walau hanya sebentar. Dinamika permasalahan Uighur ini masih berjalan dari waktu ke waktu. Hingga saat ini pemerintah China masih menjalankan operasi untuk memberantas etnis Uighur di China. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah China untuk memberantas keberadaan etnis Uighur, salah satunya adalah dengan melakukan genosida terhadap etnis Uighur. Genosida dilakukan oleh pemerintah China dengan menghilangkan kebudayaan asli dari etnis Uighur. Upaya ini dilakukan oleh pemerintah China untuk memasukkan budaya asli China yang dirasa merupakan budaya inti dari China. Pemerintah China juga membatasi populasi etnis Uighur dengan membuat kebijakan atas kelahiran penduduk. Mereka beranggapan bahwa budaya dari etnis Uighur ini merupakan budaya bawaan dari etnis luar China sehingga berbahaya bagi kebudayaan asli China.

Melihat genosida yang dilakukan oleh pemerintah China, banyak negara yang mengecam tindakan dari China tersebut. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan beberapa negara lainnya telah mendesak China agar segera membuat resolusi untuk permasalahan ini agar terselesaikan. Namun, China justru menyangkal adanya tuduhan penganiayaan atas etnis Uighur. Hal tersebut membuat kasus dari etnis Uighur ini tidak akan pernah habisnya. Adanya peran pemerintah China disini semakin membuat kasus dari etnis Uighur ini tidak terselesaikan. Upaya pembatasan informasi dari pemerintah China membuat banyak pihak internasional tidak mengetahui kabar terbaru dari etnis Uighur ini, serta terjadi pembatasan terhadap bantuan. Banyak bantuan dari dunia internasional yang dikirimkan kepada etnis Uighur, namun banyak dari bantuan tersebut justru dihalangi oleh pemerintah. China sehingga tidak sampai atau hanya beberapa saja yang sampai.

Pemerintah China juga melakukan pembatasan akses berita kepada dunia internasional untuk mengetahui kondisi terbaru dari etnis Uighur di China. Apabila pemerintah China memberikan kabar tentang etnis Uighur, mereka hanya memberikan kabar bahwa etnis Uighur sedang baik-baik saja tidak ada genosida atau kejahatan yang lainnya. Namun faktanya, banyak kejahatan Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan oleh pemerintah China kepada etnis Uighur. Selain itu, banyak dari media yang datang ke dataran China dilarang menanyakan tentang etnis Uighur, sehingga banyak dari media yang kurang mendapatkan informasi tentang etnis Uighur. Kondisi ini membuat etnis Uighur terpuruk dari segi bantuan mereka hanya mendapatkan sedikit dari bantuan internasional dan tidak ada media internasional yang mengetahui kondisi mereka, dan juga adanya peringatan dari China untuk tidak mengurusi kasus ini karena kasus ini adalah upaya untuk China untuk kedaulatan penuh atas daratan China. Berdasarkan uraian di atas, penulis beropini bahwa etnis Uighur ini akan susah untuk dapat terselesaikan. Hal tersebut disebabkan karena tidak ada iktikad baik dari pemerintah China sendiri untuk memberhentikan dan menutup kasus etnis Uighur ini hingga etnis Uighur menjadi bagian dari China.

Perkembangan dari kasus etnis Uighur ini sendiri sangatlah terbatas akibat pemerintah China yang membatasi akses berita internasional untuk mengetahui kabar terbaru dari etnis Uighur. Pemerintah China juga menutup akses kepada organisasi internasional untuk mendatangi daratan China, apabila ada organisasi internasional atau negara yang mencoba untuk membantu etnis Uighur akan diberikan peringatan dan teguran untuk tidak mencampuri urusan internal negaranya. Pemerintah China juga mengupayakan agar etnis Uighur ini dapat menjadi bagian dari China dan meninggalkan kebudayaan mereka. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan propaganda agar etnis Uighur menjadi satu dengan etnis Han yang menjadi etnis mayoritas di daratan China. Sebenarnya ada dua cara apabila ingin menyelesaikan kasus etnis Uighur ini. Pertama adalah pemerintah harus terbuka terhadap kasus etnis Uighur ini agar dapat tertangani dengan baik. Kedua, pemerintah China harus mengubah pemikirannya tentang etnis Uighur yang merupakan etnis luar yang bukan bagian dari China. Oleh karena itu, kata kunci penting dari kasus etnis Uighur ini adalah pemerintah China itu sendiri.

Jadi penulis dapat menyimbulkan bahwa permasalahan etnis Uighur ini bukanlah permasalahan yang sederhana. Banyak sekali terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap etnis Uighur. Hal tersebut dilatar belakangi akibat keinginan China untuk menjadikan etnis Uighur di bawah kekuasaan China dan bersatu dengan etnis Han. Pemerintah China menganggap bahwa etnis Uighur merupakan etnis asing karena memiliki perbedaan yang mencolok dengan etnis Han yang merupakan etnis dominan di daratan China. Permasalahan ini tentunya menarik banyak perhatian internasional. Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan Belanda mengecam perbuatan China terhadap etnis Uighur. Di sisi lain, China terus menentang dan bersifat tertutup dengan tidak mengakui tuduhan-tuduhan tersebut dan membatasi akses internasional terhadap etnis ini. China justru akan menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang sangat merugikan kedaulatan dan kepentingan China serta dengan niat jahat menyebarkan kebohongan dan disinformasi terhadap China. Negara yang terkena sanksi China juga dilarang memasuki negara atau berbisnis dengannya. Sikap China itu yang membuat kasus ini sukar untuk diselesaikan hingga sekarang dan atau bahkan nanti.

Referensi: 

CNN Indonesia, 2021. "Pengadilan Tribunal: China Lakukan Genosida Muslim Uighur" [daring]. Tersedia dalam https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211210091510-134-732322/pengadilan-tribunal-china-lakukan-genosida-terhadap-muslim-uighur [diakses pada 24 Juni 2022].

Dewi, N. R., et al, 2020. "Dinamika Kemanusiaan Muslim Uyghur di Cina", Ijtimaiya: Journal of Social Science Teaching, 4(1): 1-10.

Harmoko, K. K., 2020. "Keadaan Muslim Uighur dan Makna Foto Profil Perempuan dengan Tangan Merah" [daring]. Tersedia dalam https://www.mainmain.id/r/8425/keadaan-muslim-uighur-dan-makna-foto-profil-perempuan-dengan-tangan-merah [diakses pada 01 Juli 2022].

Oleh Fadillah Dwi Setyorini

Mahasiswi S1 Ilmu Hubungan Internasional 2020

fadillah.dwi.setyorini-2020@fisip.unair.ac.id

Etnografi Bangsa-Bangsa di Kawasan Asia Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun