Mohon tunggu...
Fadillah AndrianiPutri
Fadillah AndrianiPutri Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stunting Tidak Hanya Berdampak Bagi Kesehatan Tetapi Juga Ekonomi

27 November 2022   20:00 Diperbarui: 27 November 2022   20:02 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting merupakan masalah kompleks yang harus segera diatasi, dimana menurut data dari hasil studi kasus gizi Indonesia kementrian Kesehatan prevalensi balita yang mengalami stunting sebanyak 24,4% pada tahun 2021. Diartikan bahwa hampir balita di dalam negeri mengalami stunting pada tahun 2021.

Stunting merupakan keadaan seorang anak atau balita dengan kekurangan gizi kronis yang dimana akan berdampak jangka pendek yang berupa tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya. 

Sikap seorang anak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti genetik, hormon dan makanan. Oleh karena itu ada anak yang kecil karena orang tuanya juga kecil. Namun, stunting berbeda dengan pendek. Anak yang stunting sudah tentu bertubuh pendek, tetapi mereka yang bertubuh pendek belum tentu menderita stunting.

Pengetahuan mengenai asupan gizi dan masalah stunting harus diketahui oleh seluruh ibu yang memiliki anak atau balita. Hal tersebut perlu dilakukan agar Indonesia dapat menurunkan angka prevalensi kasus stunting yang sampai saat ini masih terus meningkat.

Selain itu adanya stunting juga tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, seperti memperlambat perkembangan otak, keterbelakangan mental, dan rendahnya keampuan belajar, dan risiko berupa serangan penykit kronis seperti diabetes, hipertensi akan tetapi di samping itu juga berdampak pada tingginya kasus kemiskinan di negara. Selain itu, stunting juga dapat menimbulkan gejala, seperti:

  1. Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya
  2. Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
  3. Pertumbuhan tulang terhambat
  4. Mudah sakit
  5. Gangguan belajar
  6. Gangguan tumbuh kembang

Selain terdapat gejala yang signifikan, stunting juga memiliki dampak yang dapat memberikan efek buruk untuk anak kedepannya, antara lain:

  • Sebelum usia enam bulan mengalami retardasi, sebelum usia dua tahun mengalami stunting yang lebih parah.
  • Anak dengan retardasi pertumbuhan berat mengalami defisit perkembangan fisik dan mental jangka panjang, sehingga tidak dapat belajar secara optimal di sekolah dibandingkan dengan anak dengan tinggi badan normal.
  • Anak-anak yang stunting cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk bersekolah dan lebih mungkin tidak hadir dibandingkan anak-anak yang bergizi baik. Hal ini berimplikasi pada kesuksesan hidup di masa depan.
  • Deformitas berdampak signifikan terhadap kesehatan dan perkembangan anak. Faktor penyebab stunting dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
  • Pertumbuhan lambat pada usia lima tahun berlanjut sepanjang hidup, pertumbuhan lambat pada masa kanak-kanak berlanjut hingga pubertas dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa pendek, secara langsung mempengaruhi kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan kemungkinan memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).
  • Akibat dari stunting juga dapat merugikan prestasi anak. Jika kondisi buruk terjadi pada masa emas perkembangan otak (0-2 tahun), maka tidak dapat berkembang dan sulit untuk pulih dari kondisi tersebut.
  • Gangguan perkembangan kognitif, gangguan konsentrasi dan pembelajaran, serta penurunan 20-30 persen produktivitas yang menyebabkan kerugian,

Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kasus stunting, antara lain:

  • Mencari pengetahuan atau wawasan tentang stunting
  • Mencari pengetahuan mengenai pemberian asupan yang sesuai untuk anak
  • Memberikan ASI yang eksklusif
  • Sadar sejak dini tentang pentingnya menjaga kebersihann lingkungan sekitar
  • Melakukan konsultasi dengan tim pelayanan kesehatan
  • Memenuhi seluruh nutrisi anak saat di dalam kandungan

Dari sini dapat dilihat bahwa stunting akan berdampak pada semua aspek mulai dari kesehatan, ekonomi bahkan sosial. Oleh karena itu sebagai masyarakat indonesia khususnya harus sadar betul bahwa kasus stunting harus dihilangkan untuk menjadikan Indonesia sehat tanpa stunting

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun