Mohon tunggu...
fadilla zennifa
fadilla zennifa Mohon Tunggu... -

jika uang masih berkuasa takkan ada yang namanya damai. jika uang membuat orang terhormat maka korupsi tetapkan menjadi pekerjaan primadona jika uang dianggap tinggi daripada ilmu maka kebodohan akan terus berceceran.. 10 tahun lagi aku akan mendirikan sekolah. sekolah tempat anak-anak yang benar-benar ingin belajar bukan sekedar mencari nilai, sekolah tempat orang-orang cerdas dipinggirkan menjadi membanggakan sekolah tempat anak-anak idiot menjadi jenius sekolah tempat anak-anak autis dapat bangga dengan ciri mereka sekolah tempat orang-orang yang jujur dapat mengembangkan bakatnya.. agar dunia tahu.. uang bukanlah segalanya harta bukanlah segalanya tapi iman cinta ilmu dan kekreatifan yang merupakan penguasa amiin

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melihat Konser Paramore di Tokyo dari Dekat

23 Februari 2018   10:33 Diperbarui: 23 Februari 2018   19:30 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat saya masih aktif main di instagram, salah satu teman saya  (sebut saja bos res) mengupload foto tiket konser paramore di Instastoriesnya. Saya yang tidak tau bahwa Paramore akan datang ke Jepang langsung kaget dan iri dengki dengan dia. Saya pikir waktu itu tiket telah habis. Ternyata!! belum! Terimakasih banget buat temen saya yang udah ngasih tau mengenai info ini. 

Perlu kamu ketahui, Paramore adalah salah satu band yang berasal dari Amerika Serikat. Band ini sudah berdiri sejak tahun 2004. Saya sengaja tidak menyebutkan genre musiknya secara gamblang, karena band tersebut juga menyatakan bahwa mereka tidak ingin mengkategorikan diri untuk masuk ke aliran musik tertentu.

Saya sendiri sudah mulai mendengarkan dan jatuh cinta pada pendengaran pertama sejak tahun 2008 silam (SMA). Pun dulu saya sempat buat artikel mengenai band ini (dengan bahasa anak remaja tanggung tentunya). Tanpa sengaja saya pun jadi sering menyanyikan lagu-lagu mereka setiap karaokean dengan teman-teman. Namun datang ke konser mereka secara langsung, sebenarnya sama sekali gak pernah terpikir sama saya. Bener-bener kaya ga kepikiran aja gitu. Sama persis kaya perjalanan saya ke Inggris tahun lalu. Saya suka inggris, tapi gak pernah kepikiran bahwa saya akan menginjakkan kaki di sana. Hanya karena gak kepikiran doang.

Lagu dari soundtrack Twilight inilah yang mengenalkan saya dengan Paramore.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Setelah mengecek harga tiket, duit, menimbang-nimbang probabilitas kapan lagi bisa nonton, dan apa mungkin bakal ada temen se-frekuensi yang suka nonton band kaya gini. Maka akhirnya saya putuskan untuk beli tiketnya via e-plus. ya, e-plus adalah salah satu website untuk membeli tiket di Jepang. Setelah membeli tiketnya melalui website, saya mencetak tiket tersebut via Familymart Jepang.  (Beginilah sistem pembelian tiket di Jepang, ga pake calo. Bisa beli dari rumah, harga gak di naikin). Oh iya, di konser ini saya membeli tiket standing (berdiri). Kebetulan juga karena tiket buat duduk juga udah abis.

TIket konser Paramore

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Menjelang hari H, saya sedang duduk di kantor polisi, karena residence card(sejenis KTP) saya ilang. Saat lagi ngobrol dengan pak polisi, tiba-tiba dapat pesan dari Bos Res untuk banyak berdoa, karena vokalis Paramore, Hayley William Jatuh sakit. Hal ini mengakibatkan konser di Indonesia dibatalkan. Yang lebih mengejutkan lagi, konser Paramore di Indonesia dibatalkan H-1 JAM sebelum konser dimulai... nyess banget itu pasti . Tapi saat itu saya sangat yakin bahwa konser di Jepang pasti bakal terlaksana. Karena apa? Selain saya tau bagaimana kejamnya orang Jepang dalam permasalahan profesionalitas. 

Hayley juga berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Well, emang ada yang cukup aneh dengan udara di Indonesia. Bukan bermaksud menyama-nyamakan. Kepulangan saya ke Indonesia di bulan Desember kemarin juga mengakibatkan suara saya perlahan-lahan hilang (dan hilang 90persen saat H+3 saya berada di Indonesia), suara saya kembali normal saat H+3 berada di Jepang) (mungkin ini terjadi selain karena invansi Nasi padang, juga karena perbedaan suhu antara kutub utara bumi dan equator bumi)

Panggung konser Paramore di Indonesia yang udah disiapkan penyelenggara (designnya sama dengan konser paramore di negara-negara sebelumnya e.g: Manchester Arena, Genting Arena).

H-1 konser di Tokyo, Jepang pun tiba. Saya sudah menyiapkan strategi untuk bisa nonton konser ini dari jarak dekat. Mulai dari perhitungan waktu, sampai pakaian apa yang baiknya dipake dalam konser jenis Indoor ini. Dari strategi yang sudah saya siapkan, dan hasil nye-pam pertanyaan ke bos Res,  saya berencana mengantri sejak pukul 4 sore di lokasi konser (Zepp Tokyo). Namun...

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Namun beberapa saat sebelum saya sampai di tempat konser, salah satu adik saya (panggil saja Danti chan) ngasih tau saya bahwa untuk konser di Zepp Tokyo gak perlu datang awal banget. Karena untuk masuk ke dalam gedung konser ini, panitia akan memanggil kita berdasarkan nomor yang ada di tiket. (zong)Untung saya inget nomor tiket saya, karena 1 angka lagi nomor saya akan genap menjadi 888 (angka kece). 

Saya cukup khawatir bila nomor saya jauh dengan nomor Bos Res, karena nyali saya belum cukup besar untuk nonton sendirian dengan badan sekecil ini (kalau konser musik klasik, pop, keroncong sih berani) . Siapa sih yang gak mau liat Paramore dari jarak dekat? kalau aja nomor bos Res waktu itu jauh dari nomor saya, dan dia ninggalin saya, yaudah saya bakal nekad-nekad tin nonton sendiri.  (bawa helm harusnya). Tapi ternyata waktu udah menginjakkan kaki di Kanto Area (ya kan saya dari Kyushu Area), saya dapat informasi dari bos Res kalau masuknya bebas kok, ga perlu pake antrean nomor tiket. fiyuuh lega....

dokpri
dokpri
Sambil nungguin bos Res yang belum datang-datang (plan nya si om ini ganti), saya akhirnya mengatasi kebosanan dengan datang ke lokasi konser. Di sana saya melihat ada antrian, berhubung saya gak bisa baca kanji, saya tanyakan ke bos Res menganai antrian ini.

Antri aja duluan, tiket gw tinggal

Yaudah sih, awalnya kalau memang si bos Res telat banget datangnya saya bakal antri duluan (dengan nekad-nekadtin diri). Ternyata pas ikutan antri, itu adalah antrian untuk beli merchandise. Awalnya saya gak jadi ikut antrian, namun 10 menit setelahnya saya ikutan antri. Kenapa? Bosan. Ya lagian ngapain tanggung-tanggung datang ke konser band favorite yang ga tau kapan lagi bakal saya datangin.  (April ini udah tahun akhir PhD bro, tahun depan mana tau saya udah di tempat lain dengan "penjara" yang lain. Mumpung masih "bebas" yaudah lah ya....)

Antrian dah kelar, merchandise udah di tangan. Dan gak ada berita bahwa konser bakal dibatalkan. Yay!! tebakan bener.. Namun ada yang salah... Ternyata masuk ke area konser beneran berdasarkan nomor tiket yang tertera. Untung aja nomor saya masih di range yang sama dengan nomor bos Res. Jadi bisa bareng dengan Bos Res (yang akhirnya datang juga ke lokasi). Bos Res itu badannya besar, kuat. ciri khas Mensana in corpore sano lah.. :D plus bahasa Jepangnya jauh lebih jago dari saya.

 Nomor apakah ini?

Paramore in action, sumber : twitter paramore music

Berhubung ini pengalaman perdana konser indoor, kami gak tau bagaimana kondisi di dalam ruangan. Setelah membeli minuman, ternyata kondisi di dalam sudah padat oleh penonton. Tapi untung aja kita bisa sampai ke-tengah. Yaa, walau sesuai prediksi saya, badan saya yang kecil ini bakal kehalang makhluk-makhluk tinggi berbatang. Setelah band pembuka beraksi (Survive said the prophet), mulailah Paramore yang beraksi. Pada lagu kedua, saya terpisah dengan bos Res,  saya sempat dengar kata-kata "terakhir" bos res:

ga bisa gerak lu kalau di sana

Dan kejadian.. cukup kampret sih... lagu kedua, dengan musik ignorance yang super itu dan kemeriahan para fans  saya "kegencet". Pengen maju ke depan gak bisa, karena ada besi yang ngalangin  (kampret tuh besi), pengen mundur ke belakang ga bisa. Ada batang!! (if you know what I mean) yaudah dengan kondisi kaya gitu, mampusin aja. Kaya kata bos res

untuk kebahagiaan, gak peduli gender

Sambil loncat-loncat, saya pun mulai atur strategi geser ke kanan. (Karena maju kena, mundur kena), et pas geser ke kanan, ada cewek Jepang dua orang yang ekspresinya nyolot banget, kaya mau dorong saya balik. (sayang ekspresi mereka nempel banget di otak saya, kalau ga inget saya orang asing, residence card lagi ilang, beeh... bakal saya bales). Eh lagi loncat-loncat, taunya ketemu lagi ama bos Res. Yaudah selama konser berlangsung, saya memutuskan untuk gak jauh-jauh lagi.

Gila emang, pitch control nya si vokalis bener bener terjaga. Kita suara para fans yang antusias nyanyi sambil loncat-loncat dengan suara falesss naujubilah emang terdengar kalah jauh dengan suara dia yang memang bagus banget (walaupun dalam kondisi belum sehat banget). Nah dengan posisi sejauh ini, saya pun harus meloncat lebih sering (apapun beat lagunya, nyelow kek up beat kek yang penting loncat.)  

Asli. momen nonton konser paramore ini adalah momen yang gak akan terlupakan seumur hidup. Sayangnya kebahagiaan harus segera berakhir, setelah lagu Misery business dimainkan. Karena berdasarkan hasil survery saya, kalau mereka udah mainin lagu ini, pertanda konser akan segera berakhir. But it's okay. Karena satu dari hal yang gak pernah saya bayangkan kejadian dalam hidup saya yang sekali ini. Buat yang punya cita-cita buat liat Paramore secara langsung... ini pesan dari saya..

 

Whoa, well I never meant to brag
 But I've gotten what I wanted now
 Whoa, it was never my intention to brag
 To steal it all away from you now

peace....

menanti lemparan barang bekas konser

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun