Â
Kopi Arabika dikenal dengan cita rasanya yang kompleks dan aromanya yang khas. Untuk mencapai kualitas kopi Arabika yang terbaik, penting untuk memahami dan menjalankan proses pengolahan biji kopi dengan benar.Â
Artikel ini akan memandu Anda melalui langkah-langkah penting dalam mengolah biji kopi Arabika untuk memastikan setiap cangkir kopi yang Anda nikmati memiliki cita rasa yang optimal.
Apa itu Biji Kopi Arabika?
Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah salah satu varietas kopi yang paling dihargai di dunia karena rasanya yang lebih halus dan asam dibandingkan dengan kopi Robusta.Â
Biji kopi Arabika umumnya tumbuh di ketinggian yang lebih tinggi dan memiliki profil rasa yang lebih beragam. Proses pengolahan yang tepat sangat penting untuk mengeluarkan potensi rasa terbaik dari biji ini.
Pemanenan Ceri Kopi Arabika
Proses pengolahan biji kopi dimulai dengan pemanenan ceri kopi. Ceri kopi Arabika harus dipanen pada saat yang tepat untuk mendapatkan rasa terbaik. Berikut adalah dua metode pemanenan yang umum digunakan:
Pemanenan Manual: Ceri kopi dipetik satu per satu oleh pemanen. Metode ini memungkinkan pemilihan ceri yang sudah matang dan berkualitas tinggi, menghasilkan biji kopi dengan rasa yang lebih baik. Pemanenan manual sering kali digunakan untuk varietas Arabika karena kualitas dan rasa yang lebih dihargai.
Pemanenan Mesin: Untuk area yang lebih luas, mesin pemanen digunakan untuk mengumpulkan ceri kopi. Metode ini lebih cepat, tetapi sering kali mencakup ceri yang belum sepenuhnya matang, yang dapat mempengaruhi kualitas biji kopi.
Pengupasan Kulit Ceri Kopi
Setelah ceri kopi dipanen, langkah berikutnya adalah pengupasan kulit. Ada dua metode utama untuk proses ini:
Metode Basah (Washed Process): Ceri kopi direndam dalam air untuk menghilangkan pulp dan lapisan luar. Setelah dicuci, biji dikeringkan. Metode ini memberikan biji kopi dengan rasa yang lebih bersih dan cerah, ideal untuk kopi Arabika yang sering mengandalkan profil rasa yang kompleks.
Metode Kering (Natural Process): Ceri kopi dikeringkan dengan kulitnya masih menempel. Proses ini memberikan rasa yang lebih kaya dan berbuah, tetapi memerlukan kontrol yang lebih ketat untuk menghindari masalah seperti jamur atau pembusukan.