Mohon tunggu...
fadilatullaili PR
fadilatullaili PR Mohon Tunggu... Musisi - penikmat puisi

la takhof wa la tahzan innallaha ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Awan Hitam di Pundak Ayah

19 November 2015   09:08 Diperbarui: 19 November 2015   09:24 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*** 

Hingga pada suatu malam , segudang tawa yang selama ini tertahan dalam diri ayah , terlepas begitu saja. meski awan hitam itu belum hilang sepenuhnya pada dirinya

hatiku tergerak " Terima kasih ayah, ayah berusaha tertawa meski masih tersimpan luka, ayah berusaha bercanda meski tersimpan duka. ayah berjiwa besar. ayah pasti bisa melewatinya semuanya yah. angkat pundak ayah, janga biarkan awan hitam itu membebani diri ayah, tatap masa depan yah, masih banyak orang yang mebutuhkan ayah. satu hal yang perlu ayah tau, selalu ada kegagalan untuk mencapai keberhasilan, semuanya telah ada dalam skenario Tuhan yah. adek sayang ayah "

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun