Mohon tunggu...
Fadila Nasyiah
Fadila Nasyiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yang suka hewan dan punya impian bekerja di lembaga konservasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pemberian Pil KB Pada Kucing Salah Satu Penyebab Pyometra

5 Januari 2025   13:15 Diperbarui: 5 Januari 2025   12:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kucing peliharaan/milik penulis

Ketika kucing betina dalam keadaan birahi maka hormon progesteron akan naik kadarnya di dalam darah. Naiknya kadar hormon ini akan menyebabkan terbukanya serviks sehingga sperma dari pejantan bisa masuk untuk melakukan pembuahan, selain itu juga menyebabkan menebalnya dinding uterus yang diperlukan sebagai persiapan menyambut datangnya janin hasil pembuahan. Apabila tidak terjadi pembuahan maka penebalan dinding uterus yang berulang ulang akan memicu munculnya pembesaran kelenjar endometrium yang dikenal sebagai pembesaran kista dinding rahim atau cystic endometrial hyperplasia (CEH).

Pada keadaan dimana terdapat penebalan dinding uterus,adanya pembesaran kista pada dinding uterus (CEH), menurunnya aktivitas sel darah putih ditambah serviks yang terbuka akan menyebabkan naiknya resiko munculnya infeksi sekunder dari luar. Infeksi dan peradangan pada uterus yang diikuti dengan akumulasi nanah biasa disebut sebagai pyometra.


Apabila serviks dalam keadaan terbuka maka cairan nanah ini akan meluber keluar tubuh dan akan nampak adanya leleran nanah pada alat kelamin kucing betina, namun apabila serviks dalam keadaan tertutup maka nanah akan menumpuk di dalam uterus.
Secara teoritis, kucing yang birahi namun tidak dilanjutkan dengan adanya konsepsi (pembuahan) serta kehamilan secara berulang ulang akan menaikkan kemungkinan timbulnya kista endometrium yang selajutnya juga akan mempermudah terjadinya pyometra. Kemungkinan terjadinya lebih banyak pada kucing yang sudah tua dibanding pada kucing muda (karena semakin tua usia kucing, semakin sering mengalami siklus birahi).


Pemberian hormon buatan (misalnya pada pemberian pil KB untuk mencegah birahi dan kehamilan pada kucing) pada dasarnya akan memberi efek menebalnya dinding uterus (rahim) kucing. Sangatlah sulit untuk memberikan dosis pil KB  yang tepat, karena setiap individu kucing berbeda dan karenanya pemberian obat pil  KB pada kucing sangat beresiko menyebabkan timbulnya kista dinding uterus, menebalnya dinding uterus dan terbukanya serviks yang menaikkan resiko timbulnya pyometra. Karena itulah pemberian pil KB pada kucing sangat tidak disarankan atau setidaknya tidak dilakukan secara berulang ulang.

Pyometra merupakan infeksi pada uterus (rahim) yang dapat bersifat akut maupun kronis dengan adanya akumulasi nanah di dalam uterus. Pyometra sering tidak terdeteksi pada awal infeksi, biasanya pyometra baru diketahui pada saat penyakit sudah parah.
Kucing betina yang terkena Pyometra dapat menunjukkan tanda klinis keluarnya leleran dari vagina (pyometra terbuka) atau tanpa mengeluarkan leleran (pyometra tertutup). Pyometra tertutup harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya sepsis dan kematian.

Foto di atas merupakan uterus kucing yang menderita penyakit pyometra/foto diambil penulis
Foto di atas merupakan uterus kucing yang menderita penyakit pyometra/foto diambil penulis


Penggunaan pil kontrasepsi pada kucing betina sama sekali tidak  dianjurkan oleh dokter hewan. Untuk mencegah atau menghentikan siklus birahi pada kucing betina serta menghindari kehamilan yang tidak diinginkan adalah dengan melakukan prosedur sterilisasi pengangkatan ovarium (ovariohysterektomi). Prosedur ini tidak memiliki efek samping yang serius dan akan meningkatkan daya tahan tubuh kucing agar tidak mudah terkena penyakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun