Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau dikenal juga dengan sebutan "Tahura" menjadi salah satu destinasi menarik yang wajib dikunjungi. Bagi pecinta sejarah dan alam, Taman Hutan  Raya Ir. H. Djuanda ibarat surga yang tersembunyi. Di balik rindangnya pepohonan dan kicauan burung, tersimpan jejak-jejak sejarah yang menanti untuk dijelajahi.Â
Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, dikenal sebagai kota yang dinamis dan penuh energi anak muda. Dijuluki "Paris Van Java". Bandung memiliki segudang daya tarik wisata yang menjadikannya destinasi favorit anak muda.Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda terletak di Kecamatan Cimenyan, Bandung, serta sebagian di Kecamatan Lembang, Bandung Barat, dan Kelurahan Dago, Kota Bandung. Didirikan oleh Gubernur Jawa Barat Mashudi dan Ir. Sambas Wirakusumah, Direktur Akademi Ilmu Kehutanan pada tahun 1960. Taman ini awalnya dikenal sebagai Hutan Lindung Pulosari dan dibangun oleh pemerintah Hindia Bekanda pada tahun 1912. Pada tahun 1922, terowongan penyadapan air Sungai Cikapundung yang lebih dikenal sebagai Gua Belanda diresmikan. Setelah kemerdekaan Indonesia, kawasan ini menjadi milik pemerintah Republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kehutanan Pada tahun 1963, sebagian kawasan hutan lindung mulai dikembangkan menjadi hutan wisata dan kebun raya.Â
Pada tahun 1963, setelah meninggalnya Ir. H. Djuanda, hutan lindung ini diabadikan namanya menjadi Kebun Raya Rekreasi Ir. H. Djuanda untuk mengenang jasa-jasanya. Pada tahun 1985, taman ini ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berdasarkan keputusan Presiden No. 3 Tahun 1985. Peresmian Taman Hutan  Raya Ir. H. Djuanda ini dilakukan pada tanggal 14 januari 1985, yang juga bertepatan dengan hari kelahiran Ir. H. Djuanda. Taman ini menjadi Taman Hutan Raya pertama di Indonesia.
Bangunan Bersejarah
Taman ini memiliki beberapa bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia. Salah satu yang paling terkenal adalah Gua Jepang, sebuah gua buatan  yang dibangun oleh militer Jepang pada masa penjajahan Jepang untuk mereka menyimpan logistik dan amunisi, dan juga dijadikan barak militer dan tempat perlindungan. Gua ini memiliki empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan, juga terdapat 18 bunker yang masih dalam keadaan sama dengan yang aslinya. Di dalam gua ini, pengunjung dapat merasakan suasana kelam masa kolonial dan membayangkan bagaimana para pekerja paksa Romusha bekerja dalam kondisi yang ttidak manusiawi.
Selain itu juga terdapat Gua Belanda. Gua ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1901 dan pada awalnya digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Pada tahun 1918, Belanda merenovasi dan menambahkan jalur dan koridor tambahan ke dalam gua. Pada masa Perang Dunia II, Belanda menggunakan terowongan ini sebagai benteng atau markas militer.Â
Keindahan Alam dan Koleksi Flora dan Fauna
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda memiliki keindahan alam yang memukau dengan hutan yang hijau dan sejuk, air terjun yang indah,dan sungai-sungai kecil yang jernih. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam tersebut dengan berjalan jalan atau trekking di jalur-jalur yang tersedia. Kondisi lapangan miring, dengan kemiringan yang agak curam sampai dengan terjal, membuat pengalaman trekking menjadi lebih menantang dan menarik
Tidak hanya menawarkan keindahan alam dan situs-situs bersejarah,namun juga menjadi habitat berbagai jenis flora dan fauna. Taman ini menawarkan berbagai daya tarik wisata alam yang menarik dan menyegarkan seperti hutan pinus, kebun raya, gua, air terjun, jembatan gantung  sampai museum. Koleksi flora dan fauna di taman ini juga mencakup beberapa jenis flora dan fauna yang dilindungi, seperti pinus merkusii, bambu, tekkan, musang, tupai, kera, burung kepondang, burung kutilang, dan ayam hutan.
Selain itu juga di taman ini terdapat penangkaran rusa yang letaknya tidak jauh dari Gua Belanda, sekitar 2 kilometer jaraknya. Rusa yang ada di Tahura Djuanda merupakan satwa asli indonesia yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Pengunjung dapat ber-selfie dengan rusa sambil memberi makan hewan tersebut.
Tips Berwisata
- Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman untuk hiking atau trekking
- Pastikan diri dalam kondisi sehat.
- Gunakan topi atau tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
- Bawalah air minum dan makanan ringan secukupnya.
- Patuhi peraturan dan ikuti arahan yang diberikan oleh petugas taman.
- Jadilah pengunjung yang sadar akan kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Referensi
Sumarna, A. (2010). Sekilas Tahura Ir. H.Djuanda. Desa Ciburial.
Iii, B. A. B., Dan, O., & Penelitian, M. (2017). Nirwanda Al Abror, 2017 PENGARUH MARKETING PERSPECTIVE DALAM PARIWISATA BERKELANJUTAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. 48--74.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H