Mohon tunggu...
fadila seohan
fadila seohan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Seorang reviewer buku yang menyenangi kegiatan menulis di beberapa platform menulis. Manusia yang sudah pasti akan berbuat salah dan akan selalu jadi pemula dalam berbagai hal.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

(Review Novel) Kai Elian - Panduan Jalan-Jalan Aman Bersama Mama Macan

7 Agustus 2024   08:52 Diperbarui: 7 Agustus 2024   08:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @dilafadilaseohan8

"ada orang yang bisa melihat yang terbaik dalam situasi terburuk. Tapi ada juga yang hanya melihat hal terburuk dalam situasi yang paling baik sekalipun" Hal. 254
.
BLURB

Saat Michi mempersiapkan diri untuk sebuah keputusan penting dalam hidupnya, justru sang mama berubah menjadi macan? Eh,benar macan? Atau kucing?

Yang pasti, sebuah ide untuk mengembalikan mamanya ke wujud semula menjadi petualangan yang mengungkap banyak hal dan...menghadirkan sosok yg tidak terbayang akan mengikuti keluarga Michi...
Bagaimana ketika salah satu anggota keluarga ada yang berubah wujud menjadi mahkluk berkaki empat yang tampaknya eksotik, akan tetapi...

"Harganya bisa sampai puluhan juta Rupiah per ekor, lho"

Michi, salah satu tokoh dalam novel ini sukses buat saya ngakak dengan dialog diatas, padahal ini mamanya tiba-tiba berubah wujud dan bikin ayah sampai anak tetangga panik Eit,jangan salah, anak tetangga benar ada di cerita ini dan ikut terkejut dengan mama Helen yang berubah ujud

.

.

.

Novel ini jadi karya kak Kai yang ke-3 yang saya baca sekaligus menjadi novel di Juli yang nanonano. Rasanya, bukan kak Kai kalau didalam formulasi tulisannya tidak mengandung bawang. Buku ketiga pun demikian, bawangnya berhasil menampol.

Karya ketiga kak Kai ini menyuguhkan pertentangan yang melibatkan Michi dengan mama Helen a.k.a ibunya terkait dengan keinginan Michi untuk berkuliah di Univ X yang jauh dari tempat tinggalnya. Tentu saja, keputusan Michi, adalah pendapat yang tidak akan di ACC oleh Mama Helen. Tapi eh tapi, mengapa selepas pertentangan itu, yang terjadi justru mama Helen berubah wujud? Apakah mama Helen kena kutuk? Atau berubah wujud mengikuti shionya yang mungkin juga khodamnya? OK, sebelum makin ngawur kayak pikiran saya yg menulis ini, saran dari saya, baca novelnya!

Bagian  Michi yang sempat-sempatnya gugling jenis dan harga 'wujud mama Helen' di pasaran, lalu kalimat Michi tentang ibu peri yang belum lulus tes TOEFL, dan dialog ketika seseorang menanyakan nama lengkap Levi, sukses buat saya ngakak. Humor-humor selipan kak Kai, banyak kali membuat saya terkikik sampai ngakak. Bisa yah kak terpikir ide lawakan macam begini? hahaha

Sejak cerita dimulai, saya merasa tokoh Mama Helen ini begitu memancing perasaan saya tuk berempati dengannya. Saya pikir, ketika sebuah tokoh dalam cerita digambarkan 'jahat' maka bisa saja tokoh tersebut menjadi sosok yang memikul hal berat. Setelah mendapatkan sudut pandang kak Kai terkait sebuah tema yang menurut saya kerap muncul di ketiga novelnya, saya merasa bisa memahami alasan mengapa saya bisa berempati dengan tokoh mama Helen.
Apakah ada diantara teman-teman yang sudah membaca novel #PJJABMM ini, yg terpikir bahwa cara mama Helen bertindak dan alur berpikirnya, adalah bentuk dari respon traumanya?

Kehadiran anak tetangga a.k.a Levi bagi saya pribadi tidak hanya menjadi pelengkap atau sampingan semata, namun lebih dari itu, menambah kesan manis juga menambah warna dengan porsi kemunculannya dalam cerita dan juga keikutsertaannya dalam 'jalan-jalan bersama mama Macan' ini. Livai a.k.a anak tatangga yang namanya jadi favorit saya dalam novel ini, kamu kiyowo bangettt

Unsur shio yang dihadirkan, meski porsinya sedikit, tetapi buat rasa penasaran saya dengan pengetahuan terkait shio ini menjadi terpantik

Adegan ketika Michi berada di toilet menjadi salah satu adegan penuh ketegangan yang saya senangi dalam novel ini. Seru!

Terkait dengan siapa dan motif yang melatarbelakangi 'keikutsertaan' sosok-sosok yang mengintai keluarga Michi ini menurut saya adalah ide yang epik! Saya merasa terkecoh (terbawa pemikiran keluarga mama Helen) terkait alasan mereka diikuti sosok itu, ternyata ada bagian yang saya 'lewatkan' di beberapa bagian awal yang menjadi semacam petunjuk yang dapat menjawab alasan mereka dibuntuti. Aaaa seru!

Diksi yang kak Kai gunakan bagi saya pribadi selalu menarik. Juga, penulisan beliau menurut saya rapi dan menjadi nilai tambah bagi karyanya. Keren.

Fakta mengenai salah satu tokoh didalam novel #PJJABMM ini membuat saya tetap terkejut (meskipun sudah kena spill tipis dari penulisnya) meskipun pada satu sisi yang lain, saya merasa dapat memahami bahwa selain tidak mudah berada di posisinya, hal ini terkadang (atau bahkan sering) berdiri diantara batas yang abu-abu, karena ada pertentangan tergantung sudut pandang mana yang kita gunakan untuk melihat. Selain itu, fakta ini mengingatkan saya dengan alasan DSM-V menjadi pro kontra di Indonesia (anak psikologi dan jurusan yang pakai ini sebagai pedoman, harap tidak spill yah? wkwk)

Konflik yang terjadi dalam novel ini membuat saya berpikir bisa memahami alasan mengapa tokoh Michi berkeinginan untuk masuk jurusan psikologi. alasan Michi menurut saya akan relate dengan beberapa anak-anak yang memilih jurusan psikologi, karena pada beberapa orang termasuk mahasiswa di angkatan saya memilih jurusan psikologi dengan alasan yang kurang lebih sama. Demikian, namun tidak semua memilih atas dasar seperti itu dan tidak semua mahasiswa psikologi akan sepakat dengan alasan seperti itu karena proses didalam jurusan ini wkwk.
Atau mungkin kakak penulisnya mau join juga ke jurusan ini dengan alasan seperti Michi? hihi

Terdapat ilustrasi dalam novelnya, yang kejutan, dibuat sendiri oleh penulisnya. Terasa makin istimewa yah?

Beberapa ulasan yang saya baca, menurut saya pribadi, beberapa menyoroti bagaimana novel ini kuat memberikan gambaran tentang pola pengasuhan, terutama gambaran pola pengasuhan bergaya VOC parenting. Eum..,mungkin tidak keliru, apalagi melihat cara mama Helen memperlakukan keluarganya.  Saya pribadi memiliki pandangan bahwa yang justru tergambar dari novel #PJJABMM ini adalah dampak dari trauma yang melewati lebih dari satu generasi. Meminjam istilah yang selalu dosen saya gunakan, ini semacam skema 'rantai lingkaran setan' yang tidak hanya melibatkan dua pihak. Juga, lewat review ini, saya ingin mencoba menuliskan bahwa respon trauma tidak selalu berbentuk ketakutan/penghindaran ekstrem terhadap sesuatu yang mungkin netral namun memicu ingatan akan peristiwa trauma. Dampak trauma juga bisa berarti kesiagaan yang berlebihan. Dalam kepala saya, perilaku mama Helen mengingatkan dengan salah satu istilah gangguan psikologis dalam literatur, namun disini saya belum memiliki kecakapan maupun wewenang untuk menegakkan diagnosis, selain karena ini adalah bahasan tentang isi novelnya hehe.

Setuju dengan pendapat kak Sella (kak @claudieslibrary Instagram) bahwa penggunaan POV-1 dari ketiga tokoh didalam novel ini tidak membuat bingung dan justru memperlihatkan perbedaan pola masing-masing tokoh didalam merespon masalah yang sama.

Novel ini insightfull dan porsi bawangnya nampol. Juga, novel ini membuat saya merenung tentang kata 'sakti' yang sepertinya menjadi salah satu kata yang muncul maupun yang tersirat dalam ketiga novel kak Kai.

Oh iya, adakah diantara teman-teman yang sudah selesai baca novel Panduan Jalan-Jalan Aman Bersama Mama Macan? Kalau ada, boleh sharing pengalaman baca maupun perasaannya pas baca?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun