Mohon tunggu...
Fadila Salsabila
Fadila Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menggambar dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Peta Konsep Hidupku

5 September 2024   19:47 Diperbarui: 5 September 2024   19:48 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Perkenalkan nama saya Fadilla Salsabila. Orang-orang memanggil saya dengan nama Fadila atau Dila. Saya lahir di Tanah Datar pada tanggal 23 April 2009. Saya tinggal bersama orang tua yang beralamat di Jorong Balai Satu Nagari Paninjaun.

Saya buah hati dari pasangan romantis yang bernama ayah Nasril dan ibu Julinar. Ayah bekerja sebagai Petani. Dia mendedikasikan hidupnya seperti padi. Semakin berisi semakin merunduk. Ayah mengajarkan saya untuk selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong kepada orang lain.

Ibu saya seorang ibu rumah tangga. Dia selalu mangajarkan saya untuk manjadi wanita yang kuat dan tangguh. Ibu orang yang paling bermakna dalam hidup saya. Tanpanya saya tidak bisa apa-apa.

Saudara saya ada delapan orang. Saya anak bungsu dari sembilan bersaudara. Abang saya ada enam orang. Kakak saya ada dua orang. Enam orang diantara mereka sudah berkeluarga. Setelah itu mereka semua pergi merantau.

Abang pertama bernama Nurlifa Irwan. Dia bekerja sebagai Guru Matematika. Abang kedua bernama Nofika Hendra. Dia seorang sarjana yang bekerja sebagai pedagang. Abang ketiga bernama Deri Suprianto. Dia bekerja sebagai petani. Dulu abang keempat saya bekerja sebagai kariawan hotel. Akan tetapi sekarang dia bekerja sebagai petani. Namanya Rahman Arif.

Anak kelima bernama Mega Fitria. Dulu dia bekerja dibagian administrasi di RS Pekanbaru. Setelah berkeluarga dia tidak diizinkan bekerja oleh suaminya. Kakak saya yang keenam bernama Yuneli Hosra. Dia seorang Guru Matematika tingkat SMP. Sama halnya dengan kakak saya yang kelima. Setelah berkeluarga dia juga tidak diizinkan bekerja. Abang ketujuh bernama Rahmad Rais. Dia belum berkeluarga. Dia bekerja membantu ayah kesawah.

Selanjutnya ada anak kedelapan. Namanya Faisal. Dia kuliah di Politeknik Peternakan. Terakhir saya anak kesembilan. Alhamdulillah semua keluarga saya bahagia dan sehat.

Alhamdulillah kami sekeluarga menganut agama Islam. Ayah saya sering sholat berjamaah ke mesjid. Terkadang ayah saya yang azan dan menjadi imam sholat di mesjid. Saat ada pengajian atau tausiah ayah dan ibu saya juga ikut mendengarkannya. Ayah dengan ibu saya selalu mengingatkan saya untuk sholat. Ibu juga sering mangajak saya mengaji bersama.

Dari kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter. Saya sangat ingin menyembuhkan orang-orang sakit atau orang tua saya apabila mereka sakit suatu saat nanti. Saya tidak meniatkan orang tua saya sakit. Apabila mereka sakit saya akan membantu mengobati rasa sakit mereka. Mencapai cita-cita bukanlah hal yang mudah. Maka saya akan berdo'a dan berusaha sampai cita-cita saya tercapai.

Saya memiliki hobi yang sangat berbeda dengan cita-cita saya. Hobi saya menggambar dan menyanyi. Saya tidak tau apakah dengan hobi itu saya bisa menjadi Dokter. Tetapi saya tidak akan menyerah demi cita-cita saya.
 
Dari kecil saya sudah berprestasi dalam menggambar. Alhamdulillah saya selalu juara saat mengikuti lomba menggambar. Sekarang saya lebih suka menyanyi daripada menggambar. Bakat saya dalam menggambar sudah mulai berkurang. Karena saya sudah jarang atau tidak pernah lagi menyalurkan bakat menggambar saya selama di MTs.

Pendidikan pertama saya dimulai dari TK. Namanya Taman Kanak Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Atfhal yang berada di Padang Panjang. Saya diantar jemput dengan mobil sekolah di TK itu. Masa kanak-kanak adalah masa paling menyenangkan bagi saya. Karena pada masa itu saya hanya bermain dengan teman-teman saya. Dari TK ini saya hobi menggambar dan berprestasi dalam menggambar.

Setelah tamat dari TK saya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar. Saat itu saya berusia tujuh tahun. Saya SD di dekat rumah saya. Namanya SD N 03 Balai Satu Paninjauan. Rumah saya memang dekat dari sekolah. Tapi saya sangat sering terlambat untuk datang kesekolah.

Saat SD saya juga pernah mengikuti lomba manggambar dan lomba bercerita. Saya sangat bersyukur karena saya juara saat mangikuti perlombaan itu. Alhamdulillahnya lagi saya selalu juara 1 dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Itu hal yang membanggakan bagi saya beserta kedua orang tua saya. Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk bersyukur.  Mereka juga berpesan agar saya tidak sombong dengan apa yang didapat.

Sekarang saya sekolah di MTsN Padang Panjang. Sekolah di MTs ini bukanlah keinginan saya. Saya sekolah disini karena keinginan kedua orang tua saya. Tetapi saya selalu berusaha untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri. Setelah saya ikhlas menerima semuanya saya merasa sangat bangga bisa sekolah di MTs ini.

Ternyata sekolah di MTs ini tidak seperti yang saya bayangkan. Saya tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi saya juga mendapatkan makna dari persahabatan. Teman-teman saya yang membuat saya betah dan mau sekolah di MTs ini. Ini semua juga berkat do'a beserta usaha dari kedua orang tua saya.

Keinginan saya setelah tamat dari MTsN Padang Panjang itu bersekolah di SMANSA. Saya berniat sekolah di SMANSA karena sekolah itu sekolah favorit. Saya tidak tau apakah saya akan lulus atau tidak di SMANSA itu. Apalagi syarat pendaftaran sekolah sekarang semakin susah. Hal itu membuat saya tidak percaya diri.

Saya tidak ada harapan lagi selain mendapatkan nilai tinggi. Sementara nilai saya sekarang sudah mulai menurun. Melihat kondisi ini saya semakin merasa tidak percaya apakah saya bisa lulus disana. Saya hanya bisa berdo'a dan berusaha semampu saya. Lulus tidak lulusnya saya itu sudah ditangan Tuhan.

Setelah tamat SMA nanti saya ingin melanjutkan pendidikan saya. Saya ingin kuliah pada usia 19 tahun. Jika bisa saya ingin tamat kuliah pada usia 21 tahun. Saya sangat ingin mendapatkan beasiswa. Karena orang tua saya ingin saya kuliah di luar negeri.

Saya ingin menjadi orang sukses. Saat saya mendapatkan gelar S1 saya akan bekerja dulu. Saya akan bekerja sebagai Bidan atau perawat dulu. Setelah itu baru saya lanjutkan kuliah saya demi mendapatkan gelar S2.

Mungkin banyak orang diluar sana ingin mempunyi rumah mewah dan mobil mewah. Akan tetapi saya akan tetap mengejar gelar atau cita-cita saya. Saya ingin mambanggakan kedua orang tua saya. Setelah itu baru saya menikah.

Keinginan beserta impian saya saat ini masih banyak. Perjalan saya masih panjang. Terutama saya ingin menghajikan kedua orang tua saya. Saya yakin setiap langkah saya tidak lepas dari do'a kedua orang tua saya. Harapan saya kepada diri saya sendiri juga ada. Saya ingin hafal minimal 25 juz disaat saya kuliah nanti.

Saya akan berkeluarga pada usia 25 tahun. Saya ingin mempunyai suami penyabar. Kalau bisa suami saya nanti orangnya kaya raya, royal, sayang kepada keluarga serta mau menerima semua kekurangan dan kelebihan saya. Saya ingin keluarga bahagia dan cemara.

Sebenarnya saya tidak terlalu mau menikah cepat cepat. Bagi saya karir dengan cita-cita paling utama. Kalau masalah berkeluarga itu belakangan. Bukan belakangan tapi akan diutamakan setelah impian saya tercapai.

Setelah berkeluarga nanti saya ingin mempunyai keturunan. Saya tidak tau apakah anak saya nanti sebanyak anak orang tua saya. Jika boleh saya ingin punya anak 2 pasang. Jika tuhan berkehendak lain juga tidak masalah. Karna hanya Allah yang tau mana pilihan terbaik untuk hambanya.

Jika diberi umur panjang saya ingin melihat anak saya sampai mempunyai keturunan. Saya ingin kepergian saya nanti semua anak saya sudah ada pendampingnya. Saya ingin melihat semua keluarga saya bahagia.

Sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk bersedekah. Orang tua saya mengajarkan saya untuk selelu sedekah subuh. Jika saya mempunyai rezeki lebih akan saya sedekahkan kepada fakir miskin. Saya juga ingin bersedekah kepada anak yatim piatu maupun mesjid. Membangun mesjid merupakan hal yang sangat saya impikan.

Kewajiban sebagai umat muslim selanjutnya itu memperjuangkan agama. Apabila ada orang yang ingin manjatuhkan agama Islam saya berusaha atau bertekad untuk memperjuangkannya. Saya harap suami saya nanti seorang ustad. Saya akan ikut dengan suami saya untuk menyebarkan agama Islam.

Umur kita tidak ada yang tau selain Allah. Saya harap saya meniggal dalam keadaan husnul khotimah. Dulu saya ingin meninggal saat sholat. Atau tidak saya pergi saat memperjuangakan agama Islam. Semoga kepergian saya nanti tidak menjadi beban bagi keluarga saya. Saya ingin anak atau suami saya yang menjadi imam sholat jenazah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun