Batik untuk Anak Usia Dini”.
Malang - Sebanyak 35 anak dari tingkat TK hingga SD berkumpul pada Minggu, 27 Oktober 2024, di TBM (Taman Baca Masyarakat) Rumah Pintar yang terletak di Jalan Mayor Jenderal Panjaitan Gg. 17 No.2-26, Kota Malang untuk memeriahkan kegiatan yang memiliki tema “Eksplorasi Literasi Visual dalamBerdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebanyak 1728 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia sejak tahun 2013 hingga 2022 yang terbagi ke dalam 5 domain. Jumlah tersebut terdiri dari 491 warisan budaya dalam domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan; 440 warisan budaya dalam domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional; 75 warisan budaya dalam domain Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta; 503 warisan budaya dalam domain Seni Pertunjukan; dan 219 warisan budaya dalam domain Tradisi Lisan dan Ekspresi. Salah satu warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 adalah batik.
Batik merupakan salah satu warisan budaya yang paling kaya dan berharga dari Nusantara, khususnya Indonesia.Batik tidak hanya sekadar kain yang dihias dengan pola-pola indah, tetapi juga merupakan simbol identitas, tradisi, dan kreativitas masyarakat yang telah ada selama berabad-abad. Salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan oleh seluruh warga negara indonesia. Terutama pada anak usia dini, wawasan kebangsaan mengenai warisan budaya yang ada di indonesia tentu sudah seharusnya ditanamkan pada diri mereka. Di tengah globalisasi yang semakin pesat, pengenalan batik kepada generasi muda menjadi langkah strategis untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan identitas budaya bangsa.
Berangkat dari hal ini, mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan ini bertujuan untuk mengimplementasikan literasi visual melalui media film edukasi dan aktivitas mewarnai batik. Anak-anak diajak untuk melatih kemampuan kognitif mereka dengan menonton film animasi pendek yang memperkenalkan batik, diikuti dengan penerapan pemahaman tersebut dalam kegiatan mewarnai. Selain itu, kegiatan ini juga dirancang untuk menanamkan kesadaran anak-anak akan identitas budaya nasional. Melalui pengenalan batik sebagai warisan budaya nusantara, literasi visual disini diharapkan dapat membangun kecintaan dan rasa tanggung jawab akan budaya lokal, sehingga mereka tumbuh dengan kesadaran dan kepedulian akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan bangsa.
Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) yang melibatkan 10 Mahasiswa dalam satu kelompok dengan Fadila Saharani sebagai ketua pelaksana, bersama Ana Nur Azizah, Aura Dewayani, Ayu Wulandari, Berinda Nareswari, Dela Janah Nurhayati, Devi Oktavia, Dwika Shaffiya Ismi Muafi, Erlinda Putri Lestari, dan Fransisca Anjarsari sebagai anggota.
Tak hanya kegiatan itu saja, kegiatan pada 27 Oktober ini juga diselingi dengan games yang seru agar tidak monoton. Pada games ini anak-anak diajarkan untuk selalu menjaga fokus mereka. Tentu jika tidak fokus akan ada hukuman seru yang akan diterima. Tidak hanya games saja, anak-anak juga akan mendapatkan hadiah jika bisa memberikan jawaban yang tepat dari pertanyaan yang berikan oleh kakak-kakak UM. Games ini diikuti dengan sangat antusias oleh anak-anak, menurut Caca (7 tahun) “permainannya sangat seru kak, tapi aku gak bisa fokus jadi kena hukuman terus deh.” Ucapnya dengan sangat antusias.
Kegiatan ini disambut dengan hangat oleh masyarakat TBM Rumah Pintar, hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang tua yang dengan antusias mengantarkan anak mereka untuk mengikuti kegiatan ini. Tak sedikit warga yang ramah menyapa mahasiswa UM yang sedang mempersiapkan kegiatan. Kegiatan ini sukses tak luput dari dukungan pengelola taman baca rumah pintar, Ibu Elly sebagai pihak yang memberikan fasilitas mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan.
Puncak kegiatan ditandai dengan pengumuman juara kegiatan mewarnai batik untuk dua jenjang yaitu TK dan SD. Setiap jenjang dipilih tiga juara yang memiliki kreativitas tinggi dalam perpaduan warna dan kerapihan mewarnai.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta dan pengelola TBM Rumah Pintar. Kegiatan ini diharapkan memberi dampak yang positif pada anak-anak mengenai literasi mereka, kemampuan berpikir melalui visual terutama kecintaan mereka pada warisan-warisan budaya nusantara yang ada. Jika tidak anak-anak seperti mereka yang melestarikan maka, bisa dipastikan warisan budaya yang ada akan semakin terkikis seiring berkembangnya jaman.