Mohon tunggu...
Fadila Ode aru
Fadila Ode aru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Membaca buku, memasak, kesuksesan isu mengenai kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesehatan Mental: Untuk mencegah Bunuh Diri di Pulau Dewata Bali

12 Januari 2025   12:20 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali disebut sebagai The Last of Paradise karena keindahan alam, kekayaan budaya, dan kehidupan spiritual. Bali adalah pulau yang memiliki budaya yang asli dan keindahan alam yang luar biasa yang sehingga menarik banyak orang dari dalam negeri maupun luar negeri dan memberikan peluang untuk maju dalam industri pariwisata (Novelia et al., 2022). Bali merupakan destinasi wisata dunia yang tenang dan damai serta menarik jutaan orang setiap tahun. Budaya dan tradisi hindu di Bali menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan tuhan (Novelia et al., 2022). Tri Hita Karana adalah konsep filosofis dalam budaya Hindu masyarakat suku Bali yang mendefinisikan harmoni dan keseimbangan dalam tiga hubungan utama: manusia dengan tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam (Yasa et al., 2023). Konsep ini adalah dasar bagi masyarakat Bali untuk hidup dengan tenang dan bahagia. Namun, kenyataan sosial menunjukkan masalah serius yaitu meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan penduduk lokal. Kasus bunuh diri yang terjadi di indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Laporan di media sosial dengan judul seperti "Angka Kasus Bunuh Diri di RI Meningkat Banyak Remaja Terpikir Mengakhiri Hidup" dalam detikHealth (Jumat, 15 November 2024) atau "Kasus Bunuh Diri Meningkat, Tanda Darurat Kesehatan Mental" di rri.co.id (Kamis, 9 Mei 2024). Sehingga sangat memprihatinkan oleh banyak pihak. Dalam hubungan dengan jumlah kasus bunuh diri di Indonesia dalam lima tahun terakhir (2020-2024) ditemukan informasi dari Pusat Informasi Kriminal Nasional yang melaporkan bahwa pada tahun 2020 tercatat ada lebih dari 640 kasus bunuh diri yang ditangani Polri. Di tahun selanjutnya pada 2021 jumlah kasus bunuh diri turun tipis menjadi 629 kasus. Namun angka tersebut naik setahun setelahnya pada tahun 2022 sebanyak 887 jiwa melayang akibat bunuh diri. Jumlah kasus ini terus naik di tahun 2023 bahkan mencapai 1.288 kasus. Kasus bunuh diri menunjukkan tren yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Di tahun ini sepanjang Januari-Oktober 2024 angka kasus bunuh diri telah menyentuh angka 1.023 kasus (Nadhifa Aurellia Wirawan, 2024). 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia setiap 40 detik terjadi satu kasus kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia. Indonesia sendiri saat ini menduduki peringkat 159 jumlah kasus bunuh diri di dunia. Aksi bunuh diri ini sekaligus menempati peringkat kedua penyebab utama kematian pada kalangan di rentang usia 15-29 tahun (Susilawati, dalam Arrumaisha Fitri 2023). Menurut Databoks (Katadata Media Network) terdapat sedikitnya 10 provinsi dengan angka bunuh diri paling tinggi yakni Sulawesi Utara sebanyak 18 kasus, Bengkulu sebanyak 22 kasus, Sumatera Barat sebanyak 26 kasus, Lampung sebanyak 27 kasus, Sumatera Utara sebanyak 41 kasus, Yogyakarta sebanyak 48 kasus, Jawa Barat sebanyak 60 peristiwa, di daerah Bali dengan jumlah 94 kasus sejak periode Januari-Oktober 2023 (Muhammad, 2023). Bali menduduki posisi paling atas sebagai provinsi dengan tingkat bunuh diri tertinggi di Indonesia. Dalam konteks psikologi mengenai bunuh diri (Fromm, Dalam Anas Ahmadi 2022) mengungkapkan bahwa manusia modern mengalami alienasi yang mengakibatkan bunuh diri. Bagi manusia modern bunuh diri merupakan hal yang biasa semakin lama semakin meningkat seiring dengan alienasi manusia modern yang mengalami kehampaan dalam hidup. Manusia modern yang semakin banyak tuntutan dan tekanan hidup sehingga semakin membuat kompleksitas hidup meningkat. Hal tersebut membuat mereka memilih jalan bunuh diri. Dalam konteks ini bunuh diri merupakan pelarian manusia modern yang sudah tidak kuat dalam menghadapi alienasi dan kehampaan hidup. Namun ada pula bunuh diri yang dianggap sebagai jalan kesejatian dalam mencari kebenaran hidup dan jalan spiritual seseorang (Fromm, Dalam Anas Ahmadi 2022).

Pada Bulan Juli 2024 menyebutkan angka bunuh diri meningkat di Bali. Angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 mencapai 3,07. Jumlah kasus bunuh diri yang meningkat dan menjadikan Bali sebagai tingkat paling tinggi di Indonesia. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi kalangan masyarakat Bali. Dibalik keindahan yang dipancarkan oleh pulau dewata tersimpan luka yang sangat mendalam hingga menempatkan Bali menjadi posisi pertama dalam kasus bunuh diri di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan masyarakat Bali untuk mengenali dan memahami pentingnya keseahtan mental. Dengan memahami pentingnya kesehatan mental, kita dapat mengambil suatu tindakan yang tepat untuk dapat menjaga kesehatan mental dalam diri kita sendiri dan bagi orang-orang sekitar (I Ketut Upadana, 2024).

Kesehatan mental yang buruk dapat berdampak pada tindakan bunuh diri. Suatu data yang menunjukkan bahwa isu mengenai gangguan kesehatan mental, khususnya depresi, merupakan suatu faktor yang signifikan dalam suatu kasus Di indonesia, bunuh diri masih menjadi penyebab utama tingginya tingkat kematian di usia lanjut (Santoso, dalam Nabila sarah 2024). Salah satu faktor penyebab dari bunuh diri yaitu depresi karena tidak adanya rasa semangat dalam diri untuk hidup, merasa hidup tidak berdaya. Dimana depresi adalah suatu keadaan yang yang menyakitkan bagi seseorang selama dalam hidupnya karena merasa hidupnya tidak berguna sama sekali. Seseorang yang mengalami depresi pada umumnya menunjukkan suatu gejala fisik, sosial, dan psikis yang terganggu seperti halnya seseorang mudah marah, gampang tersinggung, sering kali murung cenderung lebih menyendiri. Selain itu, data dari World Health Organization (WHO, 2023) menunjukkan bahwa kasus kematian akibat bunuh diri mencapai sekitar 1.000.000 per tahun yang menegaskan bahwa itu suatu dampak yang serius dari tindakan bunuh diri.Dari data yang dijabarkan maka perlu adanya pencegahan tindakan bunuh diri dengan mewujudkan derajat kesehatan mental yang optimal bagi inidvidu, keluarga dan masyarakarat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinabungan oleh pemerintah untuk mengurangi angka kasus bunuh diri yang terjadi baik di provinsi Bali maupun di seluruh indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun