Mohon tunggu...
Fadila Ananta
Fadila Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Self -Talk: Dampaknya pada Kepercayaa diri

6 Januari 2025   23:51 Diperbarui: 6 Januari 2025   23:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara Dalam: Mengoptimalkan Kepercayaan Diri melalui Self-Talk yang sehat

Pernahkah mendengar istilah Self-Talk ?

Self-talk, atau berbicara dengan diri sendiri, adalah sebuah proses komunikasi internal yang berfungsi sebagai alat untuk mengelola pikiran dan emosi. Proses ini memiliki dampak besar terhadap kepercayaan diri individu. Menurut Rusk (dalam Wood, 2013), self-talk yang efektif dapat membantu seseorang mengatur emosi dengan lebih baik, mengubah pola pikir yang membosankan, serta meningkatkan konsep diri. Self-talk yang positif memungkinkan individu untuk melawan pikiran negatif yang merugikan dan memperkuat rasa percaya diri. Sebaliknya, self-talk negatif sering kali menjadi hambatan dalam memandang potensi diri secara optimis dan konstruktif.


Self-talk dapat diartikan sebagai dialog internal yang terjadi dalam pikiran seseorang. Dialog ini sering kali muncul dalam berbagai bentuk, baik itu afirmasi positif yang memotivasi maupun pernyataan negatif yang menurunkan semangat. Self-talk memengaruhi cara seseorang memandang diri mereka sendiri serta lingkungan sekitar. Ketika self-talk positif diterapkan, seseorang cenderung lebih optimis dalam menghadapi tantangan, merasa lebih percaya diri, dan mampu menghadapi kesulitan dengan cara yang lebih sehat. Sebaliknya, self-talk negatif dapat menyebabkan keraguan diri, menimbulkan kecemasan, dan melemahkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan mereka.

Adakah hubungan Antara Self-Talk dan Kepercayaan Diri ?

Tentu saja, terdapat hubungan yang erat antara self-talk dengan kepercayaan diri. Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, mencakup penerimaan terhadap aspek positif maupun negatif dalam diri individu. Menurut Hakim (2002), kepercayaan diri terbentuk melalui proses belajar yang bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan dan kepuasan diri. Self-talk, dalam hal ini, memainkan peran penting sebagai alat untuk membangun sikap positif dan meningkatkan keyakinan terhadap kemampuan diri.

Pendekatan rasional-emotif yang diperkenalkan oleh Albert Ellis menyoroti pentingnya hubungan antara pikiran dan emosi dalam membentuk kepercayaan diri. Ellis menjelaskan bahwa pikiran yang muncul sebagai respons terhadap suatu situasi memengaruhi bagaimana seseorang merasakan dan bertindak. Dengan memonitor reaksi emosional, mengidentifikasi peristiwa yang memicu pikiran negatif, serta menggunakan self-talk yang rasional untuk melawan pikiran keliru, seseorang dapat mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

Misalnya, ketika seseorang menghadapi situasi yang membuat mereka merasa tidak percaya diri, seperti berbicara di depan umum, pikiran negatif seperti "Saya pasti akan gagal" dapat menghambat performa mereka. Namun, melalui self-talk yang konstruktif, pikiran tersebut dapat digantikan dengan pernyataan yang lebih mendukung, seperti "Saya sudah mempersiapkan diri dengan baik, dan saya bisa melakukannya." Dengan cara ini, self-talk membantu individu mengatasi ketakutan dan meningkatkan rasa percaya diri, yang sangat penting dalam berbagai situasi, termasuk komunikasi interpersonal.

Strategi Menerapkan Self-Talk Positif 

Untuk memperoleh manfaat optimal dari self-talk positif, individu dapat menggunakan beberapa strategi berikut:

1. Tantang Pikiran Negatif

Langkah pertama dalam menerapkan self-talk positif adalah menyadari adanya pikiran negatif yang muncul. Setelah itu, tantanglah pikiran tersebut dengan pertanyaan yang logis dan membangun. Misalnya, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah pikiran ini benar-benar berdasar?" atau "Apakah saya akan memberikan saran yang sama kepada teman jika mereka berada dalam situasi ini?" Dengan mempertanyakan validitas pikiran negatif, individu dapat mengurangi pengaruhnya dan mulai membangun pola pikir yang lebih positif.

2. Ganti dengan Pernyataan Positif

Pikiran negatif yang telah diidentifikasi dapat diubah menjadi pernyataan positif yang lebih mendukung. Misalnya, mengganti kalimat "Saya tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik" menjadi "Saya akan berusaha semaksimal mungkin, dan apapun hasilnya adalah bagian dari proses pembelajaran." Perubahan ini membantu individu melihat situasi dari sudut pandang yang lebih konstruktif.

3. Berlatih Secara Rutin

Kebiasaan melakukan self-talk positif perlu dilatih secara konsisten agar menjadi bagian dari pola pikir sehari-hari. Latihan ini bisa dilakukan melalui berbagai metode, seperti menulis jurnal untuk mencatat pernyataan positif, meditasi untuk meredakan stres dan fokus pada afirmasi positif, atau melakukan afirmasi harian untuk memperkuat keyakinan terhadap kemampuan diri. Dengan latihan yang rutin, individu dapat membangun pola pikir yang lebih sehat dan mendukung dalam jangka panjang.

Pentingnya Self-Talk Positif bagi Mahasiswa Baru

Sebagai mahasiswa baru, adaptasi dengan lingkungan kampus yang baru sering kali menjadi tantangan besar. Lingkungan yang baru ini menuntut kemampuan untuk menyesuaikan diri, membangun hubungan sosial, dan menghadapi tekanan akademik. Dalam situasi ini, kepercayaan diri memainkan peran penting untuk membantu individu menyesuaikan diri dan menjalani aktivitas perkuliahan dengan baik.

Menurut Asrori (2020), mahasiswa yang menerapkan self-talk positif cenderung mampu membangun pola pikir yang optimis terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Pikiran yang positif tersebut akan mendorong keyakinan pada kemampuan diri sendiri, baik dalam konteks akademik maupun kehidupan sehari-hari secara umum. Sebaliknya, mahasiswa yang terjebak dalam self-talk negatif lebih rentan merasa cemas, tidak percaya diri, dan kesulitan menghadapi tuntutan akademik. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa baru untuk mempraktikkan self-talk positif sebagai bagian dari upaya adaptasi mereka.

  • Dampak Positif Self-Talk terhadap Kepercayaan Diri

Self-talk memiliki berbagai dampak positif terhadap pembentukan kepercayaan diri seseorang. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan meliputi:

1. Peningkatan Kinerja

Penelitian menunjukkan bahwa individu yang menggunakan self-talk positif, seperti atlet sebelum kompetisi, mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik. Dukungan internal yang positif membantu mereka tetap fokus, percaya pada kemampuan diri, dan menghadapi tantangan dengan cara yang lebih efektif.

2. Pengurangan Stres dan Kecemasan

Self-talk positif berfungsi sebagai mekanisme untuk mengelola stres. Dengan menggantikan pikiran negatif dengan pernyataan yang lebih menenangkan, seseorang dapat menghadapi situasi sulit dengan lebih percaya diri. Sebagai contoh, dalam menghadapi ujian, self-talk positif dapat membantu individu merasa lebih tenang dan terorganisir, sehingga tingkat kecemasan pun berkurang.

3. Membangun Resiliensi

Dengan mengadopsi kebiasaan self-talk positif, individu menjadi lebih tahan terhadap kegagalan dan tantangan. Pola pikir yang konstruktif memungkinkan mereka bangkit lebih cepat dan belajar dari pengalaman. Misalnya, ketika menghadapi kegagalan dalam tugas akademik, self-talk positif seperti "Saya bisa belajar dari kesalahan ini dan melakukannya lebih baik di masa depan" membantu individu tetap termotivasi dan percaya diri.

Kesimpulan

Self-talk merupakan alat yang sangat berpengaruh dalam pembentukan kepercayaan diri. Melalui pengelolaan dialog internal, individu dapat mengarahkan pikiran mereka ke arah yang lebih positif dan produktif. Dengan melatih kebiasaan self-talk yang konstruktif, seseorang dapat meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi kecemasan, serta membangun daya tahan mental yang lebih baik.

Sebagai proses yang terus berkembang, self-talk adalah bagian penting dari pengembangan diri yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di lingkungan akademik, profesional, maupun personal. Terutama bagi mahasiswa baru yang menghadapi tantangan adaptasi, self-talk positif menjadi alat yang tak ternilai harganya untuk membangun pola pikir yang optimis dan percaya diri. Dengan terus melatih kebiasaan ini, individu tidak hanya mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan resilien.

Temukan artikel-artikel menarik lainnya  https://bk.fip.unesa.ac.id/

Referensi :

Aesthetika, N. (2018). 1 | K o m u n i k a s i Interpersonal. Komunikasi Interpersonal.

Iriyanti, A. F. (2021). EMPATHY : Jurnal Fakultas Psikologi Pelatihan Positive Self-talk untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri pada Mahasiswa.

Ramadhani, T. N., Putrianti, F. G., Psikologi, F., & Tamansiswa, U. S. (2014). Hubungan antara kepercayaan diri dengan citra diri pada remaja akhir. 4(2), 22–32.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun