Keempat, menanam pohon atau tanaman yang memiliki muatan (-). Bagi yang peka spiritual, aura tanaman ini adalah terasa “dingin”. Pohon yang memiliki muatan (-) di antaranya: dadap, pacar air, kelor, bambu kuning, dan lain-lain. Tanaman sejenis ini sangat tidak disukai mahluk halus. Biasanya tanaman bermuatan (-) ini tidak mencengkram terlalu kuat di tanah (bumi) dibandingkan dengan tanaman bermuatan (+). Lain halnya dengan pohon yang memiliki muatan (+) seperti pohon asem,beringin, belimbing, kemuning, alas randu, dan lain-lain akan menarik mahluk halus dan sering kali dijadikan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan ada gaya tarik-menarik antara pohon (+) dan makhluk halus (-) sesuai hukum C Coulomb.
Suku Osing yang kental dengan adat, tradisi, dan budayanya hingga saat ini masih menjaga dan mempertahankan nilai-nilai leluhur mereka. Termasuk tradisi ilmu santet Banyuwangi yang dikatakan memiliki kekuatan supranatural yang luar biasa.
Lebih dari itu, percaya atau tidak semua kembali pada diri dan kepercayaan masing-masing. Budaya dan tradisi tidak pernah salah, dan kita sebagai pengedali estafet budaya Indonesia lebih baik jika menjaganya.
Sumber Bacaan :
[1] Saputra, Heru S.P. 2001. “ Tradisi Mantra Kelompok Etnik Osing Banyuwangi “ dalam Humaniora Volume XIII.
[2] Suprapto, Hadi. 2020. Mengenal Suku Osing di Banyuwangi, dari santet hingga jaran goyang.
https://www.hops.id/jaran-goyang-suku-osing/ ( diakses tanggal 13 Oktober 2021 )