Mohon tunggu...
Fadila Suryandika
Fadila Suryandika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Agroteknologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

tulisan serba serbi pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga, Ujung Tombak Pertanian Berkelanjutan

16 Januari 2023   08:43 Diperbarui: 17 Januari 2023   14:15 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen Kangkung dari Media Tanam  Hasil Pengomposan Limbah Organik Rumah Tangga  (Dokumentasi pribadi)

Pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture merupakan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk proses produksi pertanian dengan tujuan dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. 

Pelaksanaan sistem pertanian berkelanjutan dapat dimulai dari lingkup terkecil yaitu lingkungan tempat tinggal kita sendiri, dapat kita mulai dengan pengolahan limbah rumah tangga. 

Langkah awal pengolahan limbah rumah tangga adalah dengan memilah antara limbah organik dan limbah non organik. 

Pengomposan Limbah Organik (Dokumentasi pribadi)
Pengomposan Limbah Organik (Dokumentasi pribadi)

Limbah organik rumah tangga dapat diolah menjadi pupuk kompos/pupuk padat, pupuk cair, pestisida nabati ataupun media tanam. 

Pengolahan limbah organik rumah tangga dimulai dengan menaruh limbah organik pada kantong bekas beras, kemudian ditimbun dengan tanah dengan perbandingan 1 banding 1. 

Langkah ini kemudian diulang dengan urutan limbah organik, tanah, limbah organik tanah dan seterusnya hingga kantong terisi penuh. 

Dalam waktu minimal 4 minggu, susunan limbah organik dan tanah tersebut sudah dapat langsung digunakan sebagai media tanam. Sedangkan untuk pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos atau pupuk padat. Limbah organik rumah tangga ditempatkan di dalam wadah atau drum komposter. 

Drum komposter dapat memanfaatkan limbah ember atau drum bekas yang sudah pecah. Jika drum komposter masih dalam kondisi utuh maka perlu diberi lubang untuk mengeluarkan endapan cair hasil pengomposan. Endapan cair ini nantinya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair. 

Pengomposan dilakukan secara anaerob dengan bantuan aktivator. Aktivator yang digunakan juga merupakan hasil pengolahan limbah organik rumah tangga, yaitu campuran air cucian beras dan limbah organik lainnya yang telah difermentasi minimal selama 5 hari. 

Selain limbah organik rumah tangga, pengomposan dapat ditambahkan sampah seresah kering guguran daun atau sampah hasil pembersihan rumput. 

Selama pengomposan drum komposter harus tertutup minimal selama 4 minggu, kemudian setelah itu baru dikeringanginkan sampai teksturnya menjadi padat seperti gumpalan tanah. 

Bila kompos masih terlalu basah setelah beberapa hari dikeringanginkan, maka dapat ditambahkan seresah daun kering ataupun ditambahkan tanah. Pupuk kompos dan media tanam ini sangat bermanfaat untuk melakukan budidaya urban farming di pekarangan sekitar rumah. 

Panen Kangkung dari Media Tanam  Hasil Pengomposan Limbah Organik Rumah Tangga  (Dokumentasi pribadi)
Panen Kangkung dari Media Tanam  Hasil Pengomposan Limbah Organik Rumah Tangga  (Dokumentasi pribadi)

Media tanam hasil pengolahan limbah rumah tangga dapat digunakan untuk penanaman beragam sayuran yang memiliki umur panen singkat, seperti: kangkung, bayam, sawi, daun bawang, dan sebagainya. 

Penggunaan media tanam untuk menanam sayuran berumur singkat ini tidak membutuhkan tambahan pupuk apapun lagi. Hanya dengan media tanam tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman sampai dengan tanaman siap panen. 

Bahkan untuk sayuran berumur singkat media tanam dapat digunakan hingga 2-3 kali. Setelahnya media tanam yang sudah selesai ditanami 2-3 kali dapat dijadikan sebagai campuran dalam proses pengomposan limbah organik rumah tangga menjadi media tanam yang baru.

Bagi pemula yang ingin memulai urban farming dengan media tanam hasil pengomposan limbah organik rumah tangga, dapat memulai dengan menanam kangkung atau bayam brazil, karena tanaman tersebut termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan. 

Batang Sayuran yang akan di regrow (Dokumentasi pribadi)
Batang Sayuran yang akan di regrow (Dokumentasi pribadi)

Memanfaatkan limbah organik rumah tangga, tidak hanya berujung pada pengomposan, tetapi kita bisa dilakukan regrow untuk sisa hasil pembersihan sayur dan buah. 

Kita dapat melakukan regrow pada batang kangkung, batang bayam brasil, batang sawi, batang daun bawang, potongan umbi dan rimpang, serta bonggol sayuran lainnya. Budidaya tanaman secara regrow ini tentu sangat mendukung sistem pertanian berkelanjutan yaitu dengan penerapan zero waste dan zero cost.

Penyiraman dengan Air Cucian Beras (Dokumentasi pribadi)
Penyiraman dengan Air Cucian Beras (Dokumentasi pribadi)

Limbah organik rumah tangga cair seperti air cucian beras juga dapat dimanfaatkan. Air cucian beras mengandung nutrisi yang berguna untuk kesuburan tanaman, diantaranya mengandung nitrogen, kalsium, kalium, magnesium, dan Vitamin B1 yang tinggi. 

Air cucian beras dapat dipergunakan langsung untuk menyiram tanaman, ataupun difermentasikan dengan campuran bahan lain untuk diolah menjadi aktivator dan pupuk organik cair. 

Tidak berhenti pada pupuk dan media tanam saja, limbah organik rumah tangga seperti limbah kulit bawang merah dan limbah bawang putih dapat dijadikan pestisida nabati. 

Selain limbah organik, limbah non organik rumah tangga juga dapat digunakan untuk sarana mendukung pertanian berkelanjutan di rumah. 

Limbah non organik yang dapat dimanfaatkan seperti limbah kantong beras, kemasan air mineral, ember bekas, dan sebagainya. Limbah ini dapat digunakan sebagai komposter dan wadah tanam. 

Pemanfaatan Limbah Kemasan Minuman untuk Wadah Tanam (Dokumentasi pribadi)
Pemanfaatan Limbah Kemasan Minuman untuk Wadah Tanam (Dokumentasi pribadi)

Itulah contoh sederhana menerapkan pertanian berkelanjutan skala rumah tangga dengan penerapan prinsip zero waste dan zero cost. 

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca untuk turut menerapkan pertanian berkelanjutan di rumah masing-masing. 

Marilah menjadi agen penyelamat kelestarian lingkungan di mulai dari rumah kita sendiri, dengan bertanggung jawab mengolah limbah rumah tangga yang kita hasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun