Kondisi daun yang menguning tidak terlepas dari penerapan budidaya secara organik, dapat disimpulkan secara singkat bahwa kekurangan unsur N menjadi penyebab utama kondisi tersebut. Penanganan jangka panjang harus dilakukan analisis kandungan unsur hara tanah agar dapat dipastikan secara lebih tepat unsur hara yang perlu diperbaiki.
Sedangkan untuk penanganan sementara dapat ditangani dengan membuat lubang 60x60 cm kemudian dimasukkan rompesan pemangkasan untuk penambah unsur hara, akan lebih baik jika ditambahkan rompesan daun lomtoro karena mengandung unsur N yang tinggi. Untuk jangka panjang dapat diupayakan naungan pohon lamtoro atau kaliandra untuk penambah unsur N.
Sedangkan untuk peningkatan unsur bahan organik dalam tanah, salah satu solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan cara ternak cacing. Cacing yang diternakan yaitu cacing yang suka makan sampah, bukan cacing yang suka makan tanah.
Dengan pengembangan cacing diharapkan mampu secara instan menaikkan bahan organik tanah dan memperbaiki struktur tanah. Namun perlu pembelajaran atau pelatihan lebih lanjut dalam mengembangkan cacing ini, agar dapat memberi kontribusi yang nyata untuk budidaya kopi dan peningkatan nilai tambah pendapatan bagi petani.
Jarak tanam kopi yang dianjurkan untuk penanaman kopi arabika yaitu 2.5x2.5 m, sedangkan kondisi di lahan jarak tanam lebih rapat dari jarak yang dianjurkan tersebut.
Hal ini akan menimbulkan masalah jika tanaman kopi, pertumbuhan kopi menjadi terhambat karena jarak tanam tanam yang cukup rapat dan cabang akan bertabrakan. Sehingga tidak ada jalan lain selain melakukan pencabutan tanaman kopi untuk mengurangi kepadatan.
Selain masukan yang disampaikan dalam diskusi, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur memberi contoh praktek pemangkasan tanaman kopi.
Pemangkasan terhadap tanaman kopi merupakan tahapan yang harus dilakukan secara intensif karena sangat berpengaruh terhadap produktivitas kopi. Pemangkasan berguna agar tanaman kopi tetap rendah, memperoleh cabang-cabang produktif baru secara terus menerus, dan mempermudah masuknya cahaya matahari untuk merangsang pembentukan bunga.
Harapannya, masukan dan pelatihan yang telah diberikan oleh Kepada Masyarakat Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dapat diterapkan oleh Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi dalam rangka menghasilkan produk unggulan kopi arabika.
Sehingga, hal tersebut, dapat mendukung pengembangan produk unggulan kopi yang saat ini telah dirintis dengan brand “Kopi Sumadi” alias Kopi Sumber Makmur Abadi.