Mohon tunggu...
Fadil Amelia Herawati
Fadil Amelia Herawati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Argumentasi Dimensi Pada Semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berputar Arah

19 Mei 2023   20:23 Diperbarui: 19 Mei 2023   20:25 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penulis : Fadil Amelia. H || Editor :  Fadil Amelia. H

Berputar Arah

(karya: Fadil Amelia Herawati)

   Berputar ke segala arah dengan bertumpu satu kaki terdengar sangat melelahkan bukan hahaha, Tak tau apa yang kurasakan akhir-akhir ini terasasa begitu mengecewakan rasa sedih, senang, sepi, dan kehilangan campur tak karuan. Awal tahun yang sangat membingungkan Dia Stefania biasa dipangil Sefa, Ini lah gadis dengan penuh keterbelakangan fisik. Tak apa aku bisa melewati semua ini gak semua orang bisa sekuat dia, banyak fisik yang kurang sempurna.... cemooh teman sering terdengar. Tetapi hanya bisa tabah dan menerima jika masih aku yang dihina bukan tentang keluarga. Sulit rasanya untuk berdamai pada semuanya, Sefa tak seperti biasa apa lagi sejak kepergiaan Ifan pria pujaan hati yang hendak menikah dengannya. Setahun lalu dia  kehilangan calon suami dan atas lumpuhnya fisik itu sefa sulit untuk menerima kenyataan.

   Sejak kejadian setahun yang lalu itu, Stefania sering mengalami emosi yang berlebihan tak tau mungkin sulit menerima keadaan. Makin hari kondisi Sefa kian memburuk Seolah-olah dia memiliki rekan untuk berbicara entah dengan siapa itu. Aku Lala saudara kandung Sefa melihat kondisi Sefa, Agak kasihan gadis secantik dia kehilangan arah.

Terdengar didepan teras seperti orang bergurau.

"Asikkk kita kepantai besok. Ayah bantu bunda ya besok pagi siapin dedek bekal!!!!"

"eh hiya nanti kita foto di sebelah sana yuk yuk".

"Bagus yaa video orang-orang itu nanti kita jangan diem aja yaa".

"teng teng teng.. eh suara apa itu ayah ?"

Stefania yang asik bergurau entah dengan siapa itu tbtb...terdiam saat Lala datang menghampirinya, Ucap Lala. Lagi ngobrol sama siapa dek kayaknya asik banget. "Itu sama mas Ifan kak, emang kakak gak tau ya dari tadi. Yahh mas Ifan nya uda pergi kamu si kak ganggu aja".

   Yaa begitulah Stefania terlalu banyak angan, mungkin belum bisa menerima kenyataan. Disisi lain Stefania sangat pengertian, penurut, dan rajin dalam segala hal. Kadang bisa bersikap normal kadang kali ya begitulah kalian pasti tau. Tak perlu di ceritakan lagi aku cukup Lelah dengan semua ini kenapa tubi-tubi masalah datang pada keluarga kami, ini ujian yang terlalu sulit bagi saya untuk menjaga seorang adik perempuan dengan kondisi fisik dan mental sedikit terganggu. Bukan gila melainkan psikis yang drop akibat kejadian tersebut.

  Suatu ketika ada pria berbadan kekal dan berdasi datang sembari memegang dua ponsel menuju rumah di sebrang jalan. Ya itu rumah Sefaa tak tau apa keperluan pria itu mendatangi rumah Sefa gadis itu.

"tok tok tok ketukan pintu tiada henti". Tanpa mengucap sepatah kata pun

Pria misterius yang aneh...Kedatangannya tak disangkah. Cukup mengagetkan ketika kakak Stefania membuka pintu untuk pria itu. Seperti tak diragukan lagi mereka berdua terlihat mengenal satu sama lain. Dia lelaki parubaya dengan wibawa sedikit sombong berkata. "haii anakku sudah cantik dan dewasa ya".

"Tak digubris oleh Lala sepatah kata pun"

Rasa sakit ketika ayah meninggalkan ibunya demi pekerjaan yang mapan dan Wanita yang tak cukup baik untuk disebut ibu tiri. Rasa benci masih terkubur dalam dalam dibenak gadis itu, tak tau ingin berkata kasar tapi dia cukup bisa menahan diri.

"Ucap ayah. Mana anak ayah Sefa ?. Sambil berteriak memanggil karena omongannya tidak direspon..... Sefa,Sefa,Sefa sini nak ini ayah udah pulang. Ayah sayang Sefa kemari nak".

Tidak ada tanda-tanda kedatangan Sefa disana. Mungkin suara nya tak terdengar oleh Sefa yang sedang berada dikamar, dia sedang berbincang hangat dengan boneka pemberian Ifan tunangannya yang telah tiada itu.

  Lala yang mulai geram mendorong ayahnya dan langsung masuk kerumah, bukannya tidak sopan tapi Tindakan yang dilakukan pria berengsek itu sudah terlewat batas siapa yang tak marah jika, hal seperti itu terjadi pada belasan tahun yang lalu. Namun baru kembali disaat keadaan yang tidak tepat sulit untuk memaafkan ayahnya.

Tak lama kemudia Stefania keluar dari kamar mungkin terdengar pertengkaran diluar, ya karena suara yang begitu keras merusak pikirannya yang sedang bebicara dengan kekasih khayalannya itu.

Tak lama Stefania keluar dengan langkah yang liri dan terbatas, Sefa yang penasaran langsung membuka pintu dikala Lala lalai menghadang Stefania.

Terkejut dan raut wajah menahan tangis,..

"ayah sambil memeluk erat hingga tongkat yang dibawahnya terjatuh. Ayah menahani putrinya itu". Tangis mulai terseduh dibenak pria itu.

Tak tau apa yang terfikikan sebelumnya putri kecilnya lumpuh disaat kepergiannya rasa bersalah dan menyesal kian terbentuk. Putri yang selama ini ia sayangi tak sempat dia jaga karna kepergiannya itu.

"Ayah jahat!!!!! terlalu egois Ayahh.. ucap Stefania kenapa ayah pergi begitu lama, ayah kan janji pergi untuk beliin Sefa es krim di luar tapi Sefa tunggu ayah gk pulang-pulang. Ayah kemana ayahhh???. tangis Sefa mulai pecah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun