Mohon tunggu...
Fadil Amelia Herawati
Fadil Amelia Herawati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Argumentasi Dimensi Pada Semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berputar Arah

19 Mei 2023   20:23 Diperbarui: 19 Mei 2023   20:25 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Yaa begitulah Stefania terlalu banyak angan, mungkin belum bisa menerima kenyataan. Disisi lain Stefania sangat pengertian, penurut, dan rajin dalam segala hal. Kadang bisa bersikap normal kadang kali ya begitulah kalian pasti tau. Tak perlu di ceritakan lagi aku cukup Lelah dengan semua ini kenapa tubi-tubi masalah datang pada keluarga kami, ini ujian yang terlalu sulit bagi saya untuk menjaga seorang adik perempuan dengan kondisi fisik dan mental sedikit terganggu. Bukan gila melainkan psikis yang drop akibat kejadian tersebut.

  Suatu ketika ada pria berbadan kekal dan berdasi datang sembari memegang dua ponsel menuju rumah di sebrang jalan. Ya itu rumah Sefaa tak tau apa keperluan pria itu mendatangi rumah Sefa gadis itu.

"tok tok tok ketukan pintu tiada henti". Tanpa mengucap sepatah kata pun

Pria misterius yang aneh...Kedatangannya tak disangkah. Cukup mengagetkan ketika kakak Stefania membuka pintu untuk pria itu. Seperti tak diragukan lagi mereka berdua terlihat mengenal satu sama lain. Dia lelaki parubaya dengan wibawa sedikit sombong berkata. "haii anakku sudah cantik dan dewasa ya".

"Tak digubris oleh Lala sepatah kata pun"

Rasa sakit ketika ayah meninggalkan ibunya demi pekerjaan yang mapan dan Wanita yang tak cukup baik untuk disebut ibu tiri. Rasa benci masih terkubur dalam dalam dibenak gadis itu, tak tau ingin berkata kasar tapi dia cukup bisa menahan diri.

"Ucap ayah. Mana anak ayah Sefa ?. Sambil berteriak memanggil karena omongannya tidak direspon..... Sefa,Sefa,Sefa sini nak ini ayah udah pulang. Ayah sayang Sefa kemari nak".

Tidak ada tanda-tanda kedatangan Sefa disana. Mungkin suara nya tak terdengar oleh Sefa yang sedang berada dikamar, dia sedang berbincang hangat dengan boneka pemberian Ifan tunangannya yang telah tiada itu.

  Lala yang mulai geram mendorong ayahnya dan langsung masuk kerumah, bukannya tidak sopan tapi Tindakan yang dilakukan pria berengsek itu sudah terlewat batas siapa yang tak marah jika, hal seperti itu terjadi pada belasan tahun yang lalu. Namun baru kembali disaat keadaan yang tidak tepat sulit untuk memaafkan ayahnya.

Tak lama kemudia Stefania keluar dari kamar mungkin terdengar pertengkaran diluar, ya karena suara yang begitu keras merusak pikirannya yang sedang bebicara dengan kekasih khayalannya itu.

Tak lama Stefania keluar dengan langkah yang liri dan terbatas, Sefa yang penasaran langsung membuka pintu dikala Lala lalai menghadang Stefania.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun