Indonesia kita sudah tidak asing dengan istilah LGBT. Keberadaan kaum LGBT sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama di tengah-tengah kehidupan masyarakat termasuk di Indonesia. Kasus ini banyak menuai kontroversi, hal ini disebabkan keberadaan kaum LGBT sendiri dianggap sebagai minoritas yang memiliki kelainan orientasi seksual yang tidak mengenal batasan usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan bahkan agama.LGBT adalah singkatan dari Lesbian,Gay, Biseksual, dan Transgender. Tidak hanya di Indonesia isu ini juga hangat diperbincangkan di negara lain. Terdapat berbagai reaksi masyarakat tentang kaum LGBT, tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan perilaku diskriminasi, ejekan, bahkan kekerasan fisik maupun verbal.
DiDalam teori Dialektika yang dikemukakan oleh Hegel, kasus LGBT sendiri dapat menimbulkan tesis-antitesis-sintesis dan juga pro dan kontra dalam masyarakat.
Tesis: LGBT adalah hak asasi manusia yang harus dihormati dan dilindungi. Tesis adalah pandangan yang didukung oleh kelompok yang pro-LGBT, yang menganggap LGBT sebagai bagian dari keragaman manusia yang tidak bisa dipilih atau diubah. Mereka berpendapat bahwa LGBT berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan orang heteroseksual dalam hal hak sipil, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
Antitesis: LGBT adalah penyimpangan moral dan agama yang harus ditolak dan dikriminalisasi. Antitesis adalah pandangan yang didukung oleh kelompok yang kontra-LGBT, yang menganggap LGBT sebagai penyakit atau dosa yang bisa disembuhkan atau dihindari. Mereka berpendapat bahwa LGBT bertentangan dengan norma-norma sosial, budaya, dan agama yang berlaku di masyarakat. Mereka menuntut agar LGBT dilarang dan dihukum secara hukum.
Sintesis: LGBT adalah fenomena sosial yang harus dipahami dan didialogkan dengan berbagai perspektif. Sintesis adalah pandangan yang mencoba mengintegrasikan elemen-elemen dari tesis dan antitesis untuk menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif tentang LGBT. Mereka mengakui bahwa LGBT adalah realitas yang ada di masyarakat, tetapi tidak serta merta menerima atau menolaknya secara mutlak. Mereka berusaha untuk membangun dialog dan komunikasi yang konstruktif antara berbagai pihak yang terlibat dalam isu LGBT, dengan menghargai perbedaan dan mencari titik temu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H