Sejauh ini, terdapat 2 agama yang ada di SMP N 17 Kota Tegal yaitu agama Islam dan Katolik. Masing-masing agama memiliki pendidik yang sesuai namun untuk ruang agama katolik masih menggunakan ruang lab bahasa untuk pembelajarannya.
Selain itu, penghayatan nilai-nilai Pancasila juga diterapkan dalam kegiatan sehari-hari dengan menggunakan bahasa pemersatu bangsa yaitu bahasa Indonesia. Sekalipun bahasa daerah tetap digunakan oleh peserta didik, namun bahasa Indonesia lebih dominan digunakan terutama saat pembelajaran di kelas.Â
Penggunaan bahasa Indonesia ini merupakan wujud penghayatan dan penghargaan nilai-nilai Pancasila dan bhineka tunggal Ika. Penghargaan terhadap bahasa juga dilakukan oleh SMP N 17 Kota Tegal dengan diadakannya upacara peringatan bulan bahasa dan mengadakan berbagai kegiatan meliputi lomba penulisan cerpen, pidato, dan literasi buku dan lain-lain.
Selanjutnya ada peringatan upacara rutin tiap hari Senin dan hari-hari besar sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi para pahlawan bangsa Indonesia serta menjadi wadah untuk menghayati nilai-nilai Pancasila yang telah dirumuskan oleh founding fathers Indonesia. Penggunaan pakaian nasional oleh pendidik dan staf setiap hari Kamis dan hari-hari besar tertentu sebagai bentuk penghargaan beragam budaya di Indonesia.
Selain simbol-simbol tersebut, Implementasi penerapan nilai-nilai Pancasila untuk menguatkan identitas manusia di lingkungan SMP Negeri 17 Kota Tegal dapat mencakup beragam kegiatan dan tindakan, antara lain:
Sila kesatu: Ketuhanan Yang Maha Esa
- Peserta didik diberikan keleluasaan yang sebesar-besarnya untuk menjalani perintah agama yang dianutnya. Contohnya  peserta didik dapat menggunakan hijab bagi yang beragama Islam dan tidak mengenakan hijab bagi yang non Islam, bagi peserta didik masing-masing diberikan hak untuk mendapatkan pelajaran agama yang dianutnya tanpa adanya deskriminasi fasilitas maupun hal lainnya. Selain itu, adanya pembiasaan shalat dhuha setiap hari sabtu dapat memperkuat kesadaran akan pentingnya beribadah dalam kehidupan sehari-hari.
- Menghormati dan menghargai hari-hari besar keagamaan warga sekolah yang beda agama.
- Guru berhenti menerangkan materi saat adzan berkumandang
- Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan agama. Semua warga SMP N 17 Kota Tegal saling bersosialisasi seperti biasa tanpa adanya diskriminasi pada golongan tertentu. Sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian di lingkungan SMP N 17 Kota Tegal.
Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- Seorang pendidik akan memberikan fasilitas yang sama kepada semua peserta didik tanpa memandang latar belakang atau hal lainnya. Contoh dalam penerimaan peserta didik baru, SMP N 17 Kota Tegal tidak membeda-bedakan latarbelakang sosial-budaya dan agama.
- Setiap warga SMP N 17 Kota Tegal menaati aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah kepada mereka. Peraturan ini diterapkan tanpa membeda-bedakan latarbelakang yang ada meliputi peraturan tata tertib, norma yang berlaku dan lain sebagainya sehingga baik peserta didik maupun pendidik dan staf akan memiliki rasa saling menghargai, menghormati dan saling peduli terhadap sesama. Contoh penerapan taat aturan di SMP N 17 Kota Tegal yaitu ketertiban pada jam masuk sekolah, aturan berpakaian, adab yang digunakan oleh peserta didik kepada seorang pendidik dan sebaliknya.
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
- Sifat gotong royong antar warga sekolah. Sikap ini tercermin misalnya saat pelaksanaan hari besar agama serta acara lainnya di mana semua warga SMP N 17 Kota Tegal saling bergotong-royong untuk melaksanakan acara tersebut. Tidak hanya di acara besar tindakan gotong royong juga  ditunjukkan oleh warga SMP N 17 Kota Tegal terkait dengan kebersihan lingkungan sekolah.
- Nilai persatuan juga ditunjukkan dengan menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) antar warga SMP N 17 Kota Tegal. Contoh penerapannya adalah setiap pagi peserta didik disambut di halaman gerbang sekolah oleh guru dan sesama rekannya dengan menerapkan 5S akan terjalin nilai persatuan dan kebersamaan di lingkungan SMP N 17 Kota Tegal.
- Sikap saling peduli yang ditunjukkan oleh warga SMP N 17 Kota Tegal adalah contoh nyata dari solidaritas dan kepedulian antar sesama di lingkungan sekolah yang dapat menciptakan ikatan persatuan yang erat antar elemen di sekolah. Melalui kegiatan bakti sosial seperti saat ada bencana alam, musibah, atau kematian orangtua siswa, mereka menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menjadi bagian dari sekolah sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai komunitas yang peduli dan mendukung satu sama lain.
Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam permusyawaratan perwakilan.
- Selalu menggunakan musyawarah untuk mufakat. Contohnya yaitu ketika pemilihan ketua OSIS, di mana seluruh peserta didik akan terlibat dalam memberikan suaranya dalam pemilihan tersebut. Tanpa adanya diskriminasi terhadap suatu golongan tertentu.
- Peserta didik diberikan keleluasaan sebesar-besarnya untuk mengemukakan pendapat mereka baik itu pada pelaksanaan sebuah kegiatan maupun dalam kegiatan belajar di kelas. Dengan begitu, peserta didik memiliki rasa saling menghormati terhadap pendapat orang lain.
- Hasil musyawarah selalu ditujukan untuk lebih mementingkan kebutuhan orang banyak daripada untuk perorangan.
Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Implementasi sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dicerminkan dalam tindakan tidak membeda-bedakan atau mendiskriminasi suatu golongan tertentu baik berdasarkan agama ras suku sosial dan budaya. Keadilan ini meliputi seluruh warga SMP N 17 Kota Tegal yang masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh dan memanfaatkan fasilitas pendidikan. Contohnya dalam pemilihan ketua OSIS tidak ada diskriminasi pada perempuan yang mencalonkan diri sebagai ketua OSIS sehingga semua peserta didik dapat berpartisipasi dan terlibat langsung dalam kegiatan sekolah.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, generasi muda akan dibekali dengan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, serta pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga persatuan bangsa.Â