Mohon tunggu...
Cerpen

Taman kota

29 November 2016   23:34 Diperbarui: 29 November 2016   23:37 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari minggu ini aku berencana bermain sepatu roda di taman kota. Aku menyiapkan beberapa peralatan sepatu roda lengkap dengan pengamannya.

Hari minggupun tiba. Otakku yang sebelumnya dipenuhi oleh beberapa mata kuliah yang bermacam macam membuatku pusing dan penat, kini aku akan segera merefresh otakku dengan bersepatu roda keliling taman. Di taman ini arenanya cukup lengkap. Ada arena khusus untuk bersepatu roda, skateboard, main pasir-pasiran, mainan anak-anak, hingga kursi-kursi yang dibentuk sedemikian rupa untuk duduk dan tak sedikit yang tertarik untuk berfoto dengan kursi tersebut. Orang yang mengunjungi taman ini sangat berfariasi. 

Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Semua memiliki tujuan yang sama, yaitu bersenang-senang. Tapi walaupun tujuan mereka bersenang- senang, banyak sekali aktifitas yang mereka lakukan. Ada yang bermain sepatu roda, berlari-larian keliling taman, dan ada juga yang sekedar mengobrol ria. Aku memakai sepatu rodaku dan mulai berjalan. Rasa nya sungguh menyenangkan. Ku perhatikan ternyata di area ini tidak hanya remaja sepertiku yang bermain sepatu roda. 

Malah area ini didominasi dengan anak kecil berusia sekolah. Kira-kira enam hingga tujuh tahun. Dan aku sangat terkejut sekali, karena ada anak sekitar lima tahun yang sudah lihai dalam bermain sepatu roda. “hebat juga ini anak”. Kataku dalam hati. Setelah mulai bosan di arena sepatu roda, aku mencoba berkeliling taman. Disana aku bisa melihat orang-orang disekitarku sedang bersenang-senang. Lalu aku berhenti dan istirahat sejenak sambil membeli air mineral. Kulihat dari kejauhan anak-anak sekitar lima tahun, dengan lincahnya bermain dan bergelantungan di salah satu permainan khusus anak. Ada pula yang memanjat, lalu mengatur keseimbangan tubuh mereka. 

Dan tersenyum dengan gigi mereka yang mulai tanggal. Aku memperhatikan mereka dari kejauhan sambil tertawa kecil. Mengingat ketika aku pada usia mereka yang pernah jatuh dari wahana permainan bergelantugan tersebut. Pada usia ini otot anak mulai berkembang. Mereka sudah asik sendiri dengan permainan yang mereka gemari. Contohnya, anak usia ini anak sudah mulai senang dengan bermain bola, berpetualang, memanjat, kejar-kejaran, dan lain sebagainya. 

Saking aktifnya mereka berlarian kesana kemari, selalu membuat mereka haus atau dehidrasi. Sebagai orang tua, harus segera menyediakan air putih untuk menghilangkan rasa haus nya tersebut. Jangan membiasakan anak meminum minuman dingin, apalagi bersoda. Memang minuman dingin dan bersoda tersebut sangat segar, akan tetapi soda banyak mengandung zat bahaya untuk anak-anak. Dan juga anak akan ketagihan pada rasa soda yang menyelekit tapi segar tersebut.

Anak yang aktif, memanjat, berlarian, atau bergelantungan, sebaiknya jangan terlalu dilarang. Tugas orangtua hanya mengawasi si anak agar tetap dalam tahap yang bisa dijangkau. Atau tidak dalam tahap berbahaya. Karena, jika anak akan terus-terusan dilarang dengan permainan yang agak sedikit ekstrim tesebut, dia tidak akan belajar ketagkasan, dan mengakibatkan anak mudah bosan diatur sehingga mereka akan beralih ke gadged. Padhal gadged sendiri tidak memiliki ruang sempurna untuk si anak dapat bergerak dan berkembang. Karena gadged memiliki ruang yang terbatas untuk tahap perkembangan si anak. Selain itu, anak akan susah untuk bersosialisasi dengan teman atau orang terdekat mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun