Mohon tunggu...
Fadia Dwi Novri
Fadia Dwi Novri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Menonton film dan mendengarkan musik menjadi pilihan saya setiap ada waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Under Paris" (2024) : Teror Hiu di Paris

15 September 2024   19:38 Diperbarui: 15 September 2024   21:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Under Paris (2024) - (Sumber : Netflix)

Film Under Paris yang disutradarai oleh Xavier Gens, mendapat kepopulerannya di Netflix. Dari penayangan pertamanya hingga satu minggu pertamanya, telah ditonton lebih dari 40 juta kali dan menjadi film yang mencapai posisi nomor satu di Netflix dalam sepuluh besar film yang tinggi penayangannya di seluruh negara pada platform streaming tersebut. Film yang dirilis pada tanggal 5 Juni 2024 ini berhasil memikat para penikmat film yang senang dengan film berceritakan keganasan hiu.

Film bergenre survival yang bertemakan hiu bukan menjadi hal yang baru akhir-akhir ini. Apalagi banyak film sejenis seperti film Jaws (1975) dan yang terbaru The Meg 2 : The Trench (2023) yang menjadi sekuel dari The Meg (2018). Namun, Under Paris melalui judulnya membuat penonton penasaran tentang apa yang terjadi di "bawah" kota Paris yang padahal hanya dilalui Sungai Seine dan tidak ada laut di sekitarnya.

Dengan berlatar tempat di Paris, Prancis, Brnice Bejo yang berperan sebagai Sophia, Nassim Lyes sebagai Adil, La Lviant sebagai Mika, Sandra Parfait sebagai Caro, Aksel Ustun sebagai Nils, dan Aurlia Petit sebagai Angle, mencoba untuk mencari dan mengevakuasi hiu bernama Lilith yang berenang di Sungai Seine. Gimana kelanjutan dari kisah mereka? Simak langsung sinopsisnya.

Film dibuka dengan adegan Sophia dan rekan aktivisnya sedang melintasi laut yang dipenuhi banyak sampah dengan kapalnya untuk menyelamatkan hiu bernama Lilith. Kapal pun berhenti setelah mendapatkan posisi Lilith berkat bantuan dari alat pelacak yang mereka tanam di badan hiu tersebut. Sophia menyuruh beberapa crew-nya menyelam ke laut untuk mengobservasi Lilith. Sementara Sophie dan satu rekannya berada di atas kapal untuk memantau pergerakan Lilith melalui radar.

Crew penyelam menjumpai paus yang sudah menjadi bangkai karena digigit oleh makhluk buas yang cukup besar. Namun mereka tidak menduga itu perbuatan Lilith. Sesaat setelahnya terdapat beberapa hiu berukuran kecil yang menghampiri mereka. Sophia kemudian melihat pergerakan Lilith yang semakin mendekat ke arah para crew. Menyadari bahwa Lilith menghampiri, mereka dibuat kaget dengan perkembangan tubuh hiu betina tersebut, padahal 2 bulan lalu ukurannya setengah lebih kecil dari ukuran yang sekarang dijumpai.

Keadaan baik-baik saja sampai suatu saat ketika Sophia memberi perintah kepada crew penyelam untuk mengumpulkan sampel dari tubuh Lilith. Keadaan pun berubah menjadi tragedi ketika Lilith kaget dan memberontak atas tongkat sampel yang ditusukkan padanya. Sophia yang melihat itu dari monitor pemantau bergegas menyelam ke laut. Nahas, crew penyelam tidak terselamatkan, hanya terdapat potongan tubuh yang mengapung di sekitar Sophia. Tragisnya salah satu crew penyelam merupakan suami Sophia. Melihat langsung tubuh Lilith yang begitu besar, Sophia masih penasaran untuk mengambil sampel Lilith. Alhasil tubuhnya terseret ke dasar laut oleh Lilith. Namun untungnya Sophia masih selamat meskipun gendang telinganya sudah pecah karena tekanan air di dasar laut.

3 tahun berlalu semenjak kejadian tragis yang menimpa Sophia dan kehilangan rekan aktivis ditambah lagi orang yang dicintainya membuatnya sulit melupakan kejadian tersebut. Sophia yang berusaha menjalankan hidupnya akhirnya bekerja di akuarium Paris.

Sophia dikejutkan dengan informasi bahwa Lilith, hiu yang dulu ia teliti, kini berada di Sungai Seine, Paris. Informasi itu didapatkan dari perempuan bernama Mika yang merupakan aktivis lingkungan. Sophia awalnya tidak percaya bahwa Lilith hiu spesies mako yang  hanya hidup di laut, tetapi bisa sampai ke air tawar. Demi meyakinkannya, Sophia dibawa Mika ke basecamp komunitasnya yang ternyata berhasil menyadap pelacak sehingga ia bisa tahu keberadaan Lilith. 

Mika lalu  membujuk Sophia untuk menyelamatkan Lilith dengan cara menggiring Lilith ke laut memakai perangkap yang diciptakannya. Sophia yang masih dihadapi dengan trauma mendalam tak berani menerima ajakan Mika untuk melaksanakan ide gila tersebut. Apalagi Lilith agresif dan berbeda dengan yang ia kenal dulunya. 

Di malam hari, Mika yang nekat kemudian menyelam ke Sungai Seine untuk memastikan keberadaan Lilith yang ternyata sudah berada di pusat kota. Teman Mika, Karo yang membantu menjaga situasi di atas perahu dikagetkan dengan polisi sungai sehingga Karo pun panik dan melarikan diri. Mika pun tertangkap oleh polisi sungai yang sedang berpatroli. Mika yang terpojok akhirnya membeberkan alasan ia menyelam karena terdapat hiu di sungai Seine. 

Sersan polisi, Adil, awalnya tidak percaya akan pernyataan Mika mengenai hiu di sungai Seine. Sampai akhirnya terdapat polisi yang bertugas di sungai Seine menemukan keanehan saat berpatroli dimana terdapat insiden di sungai Seine yang dimana terdapat jasad pria yang hancur seperti digigit hewan buas. 

Akhirnya bersama-sama, Sophia, Adil, dan Mika berusaha mencari cara untuk menangkap Lilith sebelum hiu itu menyerang lagi. Upaya mereka dihadapkan pada berbagai tantangan. Wali kota Paris bersikukuh menolak untuk membatalkan kejuaraan triathlon dunia yang akan diadakan di Sungai Seine, meskipun Sophia sudah memperingatkan bahaya keberadaan Lilith. Sophia dan timnya harus berpacu dengan waktu untuk menemukan dan menangkap Lilith sebelum terjadi bencana yang lebih besar.

Sumber : Netflix (Trailer)
Sumber : Netflix (Trailer)

Konsep cerita yang fresh ditambah dengan pesan lingkungan menjadi poin tambahan untuk film ini. Pesan mengenai pencemaran lingkungan pun diperlihatkan secara gamblang melalui sampah laut di adegan pembuka film. Selain itu, film ini juga mengkritik manusia mengenai pencemaran laut melalui keganasan hiu sebagai akibat dari hal tersebut.

Alur cerita film serta set up cerita yang dibangun sudah tertata dengan baik. Ketegangan di setiap klimaksnya benar-benar terasa. Dibantu dengan CGI yang mumpuni sehingga hiu Lilith terlihat meyakinkan di mata penonton. 

Sayangnya konsep cerita dan alur yang bagus tidak dibarengi dengan logika. Hiu laut yang berevolusi sehingga bisa hidup di air tawar menjadi premis yang tidak masuk akal. Terutama di bagian akhir saat Paris terendam air yang sangat tinggi akibat dari ledakan yang ditimbulkan dari peluru artileri.

Akting yang kurang bagus oleh beberapa aktor juga menjadi kekurangan dalam film ini. Beberapa peran yang terkesan 'dipaksakan hadir di film untuk mati' jadi tidak ada pendalaman mengenai karakternya. Perkembangan karakter dari pemeran utama pun tidak terlalu ditonjolkan.

Meski alur ceritanya masih ada yang kurang logis. Keberhasilan dari kepopulerannya ini saya rasa berkaitan dengan penyelesaian masalah dimana manusia akhirnya kalah dengan alam dan bencana yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Visual di akhir cerita yang menjadi 'gong' di film ini sangat menakjubkan bagi saya. Jadi, jangan sampai film ini terlewatkan oleh Sobat Muda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun