Mohon tunggu...
Fadia Dara
Fadia Dara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Stikes Mitra Keluarga Bekasi

Jl. Pengasinan Jl. Rw. Semut Raya, RT.004/RW.012, Margahayu, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17113

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Motivasi Ibu dalam Pencegahan Stunting pada Balita

16 Juni 2023   13:04 Diperbarui: 16 Juni 2023   13:17 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stunting merupakan kondisi medis yang ditandai oleh pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak di bawah lima tahun, biasanya sebagai hasil dari malnutrisi kronis selama masa kritis pertumbuhan dan perkembangan. Dalam kata-kata Lawaceng dan Rahayu (2020), "Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang menjadi prioritas untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas." Masalah ini bukan hanya relevan di Indonesia, tetapi merupakan isu kesehatan global yang mempengaruhi balita di seluruh dunia (Mutingah & Rokhaidah, 2021).

Dampak dari stunting lebih dari sekedar pertumbuhan fisik. Ini juga berdampak signifikan terhadap perkembangan kognitif dan emosional anak, yang berpengaruh pada kemampuan belajar mereka di masa mendatang. Akibatnya, stunting dapat menimbulkan hambatan serius pada prospek hidup anak-anak yang terkena dampaknya, serta potensi pertumbuhan ekonomi dan sosial suatu negara.

Mutingah dan Rokhaidah (2021) mencatat, "Stunting merupakan masalah kekurangan gizi yang masih dialami balita di seluruh dunia, termasuk Indonesia." Ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya terbatas pada satu wilayah atau kelompok masyarakat, tetapi merupakan tantangan kesehatan global yang mempengaruhi balita di berbagai negara dan latar belakang sosioekonomi.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya. Namun untuk terus menurunkan angka stunting yang terjadi di Indonesia ke depannya harus didukung dan disadari penuh  oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Pencegahan stunting membutuhkan pemahaman yang mendalam dan intervensi terhadap berbagai faktor penyebab. Lawaceng dan Rahayu (2020) menegaskan bahwa "Kunci kesuksesan pencegahan stunting adalah pemantauan gizi dan pengukuran berat badan bayi dan balita yang dilakukan kader masyarakat di posyandu." Ini berarti bahwa solusi terhadap stunting melibatkan upaya koordinasi dan kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan sistem kesehatan.

Peran ibu dalam keluarga sangatlah krusial, khususnya dalam konteks kesehatan dan gizi anak. Ibu adalah orang pertama yang membentuk interaksi gizi anak, mulai dari saat hamil, saat menyusui, hingga anak mulai makan makanan padat. Kesehatan dan gizi anak sangat bergantung pada pengetahuan dan keahlian ibu dalam memilih dan mempersiapkan makanan, serta kemampuannya untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Pengetahuan dan sikap ibu berperan penting dalam perilaku pencegahan stunting. Menurut Mutingah dan Rokhaidah (2021), "Dalam menurunkan prevalensi stunting diperlukan perilaku pencegahan, yang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap seseorang." Ibu dengan pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan cenderung memiliki sikap proaktif dalam mencegah stunting, seperti memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, memastikan anak mendapatkan makanan yang seimbang dan bergizi, serta membawa anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin dan layanan kesehatan lainnya.

Namun, pengetahuan dan sikap ini tidak cukup tanpa adanya motivasi yang kuat dari ibu. Ibu yang termotivasi akan berusaha keras untuk menerapkan pengetahuan dan sikap ini dalam praktik sehari-hari, meskipun mungkin menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya atau hambatan lingkungan. Motivasi ibu, yang diarahkan oleh cinta dan keinginan mereka untuk melihat anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dengan sehat, menjadi kunci dalam pencegahan stunting. Dengan demikian, peran ibu dalam mencegah stunting bukan hanya sebagai pemberi makan, tetapi juga sebagai pendidik, pelindung, dan penggerak utama dalam pencegahan stunting. Mereka adalah ujung tombak dalam upaya mencegah stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.

Motivasi ibu merupakan elemen penting dalam upaya pencegahan stunting. Ini dikarenakan motivasi berperan sebagai pendorong ibu untuk menerapkan pengetahuan dan sikap yang baik terkait kesehatan dan gizi anak. Seorang ibu yang termotivasi akan memastikan anaknya mendapatkan asupan gizi yang tepat, imunisasi yang lengkap, dan tumbuh kembang yang baik sesuai standar usianya.
Meningkatkan motivasi ibu dalam mencegah stunting membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan sektor kesehatan. 

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Edukasi: Penyuluhan dan edukasi kepada ibu tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak, serta cara-cara efektif untuk mencegah stunting, sangat penting. Edukasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti pertemuan kelompok, konseling individu, dan media online.

2. Dukungan Masyarakat: Masyarakat dapat memainkan peran penting dalam mendukung ibu dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan gizi anak, misalnya melalui program posyandu dan kerja sama dengan sekolah untuk memberikan edukasi gizi.

3. Peran Pemerintah: Pemerintah harus memastikan bahwa ibu memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang memadai dan layanan imunisasi, serta program pencegahan stunting. Selain itu, perlu ada kebijakan yang mendukung ibu dalam memberikan asupan gizi yang baik untuk anak-anak mereka, seperti subsidi untuk makanan bergizi atau program bantuan sosial.

4. Sektor Kesehatan: Profesional kesehatan, seperti dokter, bidan, dan ahli gizi, memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu. Mereka perlu memastikan bahwa ibu mendapatkan informasi yang akurat dan mudah dipahami, serta dukungan yang diperlukan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari.

5. Pemberdayaan Ibu: Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan motivasi ibu adalah dengan memberdayakan mereka. Ini bisa dilakukan dengan melibatkan ibu dalam proses pengambilan keputusan terkait kesehatan dan gizi anak, memberikan mereka keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk membuat pilihan yang tepat, dan menghargai usaha dan kontribusi mereka dalam mencegah stunting.

Dengan cara-cara di atas, kita bisa membantu meningkatkan motivasi ibu dalam mencegah stunting, sehingga membantu menciptakan generasi anak-anak yang lebih sehat dan berkualitas.

Ibu memegang peran kunci dalam kesehatan dan gizi anak, dan motivasi ibu menjadi elemen penting dalam upaya pencegahan stunting. Meningkatkan motivasi ibu membutuhkan upaya dari berbagai pihak. Diperlukan edukasi yang komprehensif, dukungan masyarakat, kebijakan pemerintah yang mendukung, peran aktif sektor kesehatan, dan pemberdayaan ibu.

Untuk mencegah stunting dan menciptakan generasi anak-anak yang lebih sehat dan berkualitas, penting bagi kita semua untuk mendukung dan memotivasi ibu dalam memberikan yang terbaik bagi kesehatan dan gizi anak-anak mereka. Motivasi ibu menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pencegahan stunting, dan dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan.

Sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat, pemerintah, dan sektor kesehatan, memahami pentingnya peran kita dalam mencegah stunting. Kita harus melihat bahwa setiap tindakan, tidak peduli seberapa kecil, dapat memiliki dampak besar dalam memperjuangkan kesehatan anak-anak kita. Mari kita dukung ibu di lingkungan kita dengan memberikan dukungan emosional dan memastikan mereka memiliki akses ke sumber daya yang mereka butuhkan untuk mencegah stunting.

Pemerintah dan sektor kesehatan juga memiliki peran penting dalam memastikan ibu mendapatkan informasi yang benar dan dukungan yang dibutuhkan. Sebagai pemerintah, kebijakan yang mendukung ibu dan mencegah stunting perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan. Di sektor kesehatan, mari kita pastikan bahwa ibu mendapatkan dukungan profesional dalam perjalanan mereka mencegah stunting.
Inilah saatnya untuk kita semua bergerak bersama. 

Dengan dukungan dan upaya bersama, kita dapat membantu mencegah stunting dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita. Mari kita berdayakan ibu dan berikan mereka alat yang mereka butuhkan untuk mencegah stunting dan membina generasi yang lebih sehat dan lebih kuat. Mari kita bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita, karena mereka adalah harapan dan masa depan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Lawaceng, C., & Rahayu, A. Y. S. (2020). Tantangan Pencegahan Stunting pada Era Adaptasi Baru “New Normal” melalui Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Pandeglang. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 9(3), 136-146.
Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. BUKU SAKU. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/attachments
Mutingah, Z., & Rokhaidah, R. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting pada Balita. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 5(2). https://doi.org/10.52020/jkwgi.v5i2.3172
Sucipto. (2021, August 31). Berhasil Tekan Stunting, Enam Bidan Inspiratif Raih Penghargaan. SINDOnews. https://nasional.sindonews.com/read/527818/15/berhasil-tekan-stunting-enam-bidan-inspiratif-raih-penghargaan-1630415333

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun