Mohon tunggu...
Fadhly Syauqy Syahidan
Fadhly Syauqy Syahidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - 11230511000092, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Semoga) hobi membaca dan menulis isu-isu yang baru terjadi terutama isu politik, entertainment dan konflik yang terjadi di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Legenda Jakarta, JFK 2024 dan Inovasi Pengelolaan Sampah

18 Juli 2024   19:53 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:54 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram.com/jakartafairid

Hey, hey, hey! Kabar gembira menghampiri warga Jakarta dan sekitarnya. Jakarta Fair Kemayoran (JFK), festival yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1968 kembali diselenggarakan tahun ini di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta Pusat. Tahun 2024 menjadi tahun ke-55 sejak awal pagelarannya.

Festival yang lebih akrab disebut Pekan Raya Jakarta (PRJ) ini digelar sebagai ajang khusus untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta yang ke-497. 

Di kesempatan kali ini, JFK digelar selama 33 hari mulai dari 12 Juni sampai 14 Juli dengan harga tiket yang berbeda setiap harinya. Untuk hari senin, tiket masuk dikenakan biaya 40.000 rupiah perorang, hari selasa sampai jumat dikenakan biaya 50.000 rupiah dan hari sabtu sampai minggu dikenakan biaya 60.000 rupiah.

Festival ini diramaikan dengan pameran-pameran karya seni, penyajian produk-produk murah mulai dari kebutuhan sehari-hari, elektronik, sampai otomotif. Pertunjukkan musik dan games-games hiburan juga banyak disini.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, festival ini selalu menyedot perhatian pengunjung bahkan sejak hari pertama dibuka. Berbagai kalangan terlihat ikut serta meramaikan. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, sampai lanjut usia. Semua datang untuk bersenang-senang. Makanya JFK ini sering disebut sebagai festival legenda lintas generasi.

Dilansir dari media ChatNews menyebutkan bahwa setelah acara ini resmi ditutup, tercatat total jumlah pengunjung mencapai 6,3 juta orang yang menghasilkan total jumlah transaksi mencapai 7,3 triliun rupiah.

Bahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Joko Agus Setyono mengapresiasi pendapatan dari acara ini. Ia menyebutkan, "Angka ini mengalami peningkatan dari tahun lalu dengan transaksi sebesar Rp 7,3 triliun," kata Sekda Joko ketika memberikan sambutan pada penutupan JFK (Minggu, 14/7). 

Ia juga menjelaskan bahwa JFK 2024 tidak hanya menyemarakkan perayaan usia Kota Jakarta ke-497 tahun, tapi juga memacu kegiatan perekonomian Indonesia, serta mendorong pertumbuhan yang merata di semua sektor industri.

Tapi, tapi, tapi, kalian penasaran enggak sih gimana pengelolaan kebersihan di acara sebesar JFK? Mungkin hal ini luput dari perhatian kita. Untuk acara sebesar ini, terkadang kita lebih fokus dengan kemegahan dekorasinya, kemeriahan suasananya dan keindahan pameran-pamerannya. Apalagi barang-barang apapun di acara ini dijual dengan harga lebih murah dari biasanya. 

Jadi, orang-orang sibuk dengan keseruan atmosfer yang ada disini. Jika sudah tenggelam dengan kesemarakannya, maka tidak heran kalau kita tidak memerhatikan atau bahkan sekedar penasaran tentang pengelolaan sampah di JFK.

Padahal ribuan pengunjung yang datang setiap harinya dan setiap pengunjung membawa sampahnya masing-masing, tetapi kawasan JIEXPO tetap terlihat bersih. Begitu juga ketika malam hari para pengunjung pulang meninggalkan sampah berserakan tetapi besok ketika kembali datang lagi, sampahnya sudah hilang! Kira-kira dibawa kemana ya sampahnya?

Nah, saya sempat berkunjung pada hari terakhir dan berkesempatan berbincang dengan Alfino (21) seorang pria panitia departemen kebersihan di JFK yang membersamai festival ini selama 2 tahun sejak 2023. Ia menjelaskan bahwa panitia penyelenggara JFK 2024 telah membuat beberapa langkah yang dinilai strategis untuk menangani sampah yang dihasilkan selama acara berlangsung.

Pertama yang paling umum kita temukan di banyak tempat wisata yaitu empat sampah terpisah untuk sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Tempat sampah ini telah diletakkan di berbagai titik strategis di area festival. Pengunjung diimbau untuk membuang sampah sesuai dengan kategorinya.

Lalu panitia juga mewajibkan booth-booth atau tenda-tenda pameran untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Selain itu, kantong plastik sekali pakai dilarang dan digantikan dengan kantong kain atau bahan yang bisa digunakan kembali.

Kemudian panitia juga mengedukasi dan mengampanyekan seputar kepedulian lingkungan melalui berbagai media, termasuk pamflet, poster, dan pengumuman di panggung utama. Pengunjung diedukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan. Beberapa workshop juga diadakan untuk mengajarkan cara mendaur ulang sampah di rumah.

Para panitia juga mengumpulkan sampah organik yang kemudian diolah menjadi kompos di fasilitas pengolahan khusus yang telah disiapkan. Kompos ini nantinya akan digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah di sekitar area pameran dan area hijau di Jakarta.

Tidak hanya petugas kebersihan dari panita event, JFK 2024 bekerja sama dengan berbagai organisasi lingkungan dan perusahaan pengelolaan sampah Daerah Khusus Jakarta untuk memastikan bahwa sampah yang dihasilkan selama acara dapat diolah dengan baik dan tidak mencemari lingkungan.

Alfino juga mengatakan, "Kami selaku panitia berharap, dengan adanya berbagai inisiatif ini, acara ini (JFK 2024) enggak cuman jadi ajang pameran yang menghibur, tapi juga ngedukung pelestarian lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Kita juga berharap pengunjung bisa ikutan aktif dalam menjaga kebersihan dan mendukung program lingkungan yang telah diterapkan."

Selain Alfino, saya juga sempat berbincang bersama salah seorang aktivis lingkungan yang mengisi workshop di JFK, Nathan (20), “Harapannya dengan semangat kolaborasi dan tanggung jawab bersama, Jakarta Fair Kemayoran 2024 diharapkan dapat menjadi contoh baik dalam pengelolaan sampah di acara-acara besar lainnya di Indonesia,” ucap Nathan.

Fadhly Syauqy Syahidan 11230511000092, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun