Kimia menyadarkan saya tentang arti perjuangan. benar, karena di kimia tidak gampang mendapatkan IP 3 bahkan cum laude. Kita sering menyebut yang bisa cum laude itu adalah "dewa' dan 'imba'. hahaha. Rasanya sulit mendapatkan nilai yang kita inginkan kalau tidak dengan usaha maksimal. terkecuali kalau lagi hoki. haha. Tapi hal ini tidak menyurutkan diri saya untuk tetap belajar, hasilnya pun lumayan. walaupun tidak sekeren mas Abi dan mas GP (peraih IP terbaik). Saya yakin teman-teman seperjuangan saya pun telah mendapatkan yang terbaik.
Kimia pun mengajarkan saya untuk memupuk cita- cita baru. Disini saya mendapatkan inspirasi yang luar biasa. Banyak orang-orang hebat di kimia dan banyak peneliti handal. Tidak semua dosen- dosennya pelit nilai, dan tidak semua dosen-dosennya sempurna. ini wajar, di setiap fakultas pun saya yakin sama. tetapi memang untuk mendapatkan nilai sempurna perlu usaha yang maksimal pula. Saya kagum dengan dosen- dosen di kimia, mereka hebat dan keahliannya tidak diragukan lagi. bahkan ada yang ahli bom mengebom. hihihi. Tau gag temen-temen, kata salah satu dosen bom bali itu cuma petasan. hmmm...
Saya pernah bilang kalo saya bukan orang sains, tapi karena kimia saya punya mimpi untuk membuat sains bisa lebih dihargai agar negeri kita juga tidak kalah dengan eropa, amerika, jepang, dan negara lainnya. saya rasa teman- teman tahu alasannya.
Kini sudah hampir semester 4, banyak kakak-kakak kelas yang sudah merasakan pahit manis asam asin kuliah di kimia, tapi tak sedikit pula mereka meraih kesuksesan. Kesuksesan itu relatif, tidak sebatas kaya harta saja, tetapi juga harus kaya hati. Semoga saya dan teman-teman seperjuangan lainnya bisa menjalani semester 4 danseterusnya dengan lebih baik lagi.
Ternyata saya pernah keliru dengan apa yang saya dapatkan dari Tuhan. Sekarang saya menyadarinya dan terus akan berusaha menerima segala sesuatunya dari Tuhan, tentu dengan usaha dan doa yang menyertainya.
Satu lagi, jangan pernah sombong dengan apa yang kita dapatkan juga. Bukan hal yang sulit bagi Tuhan untuk mencabut nikmatnya yang telah diberikan kepada kita. Mari kita belajar lebih menerima dan membuka hati terhadap apa yang ada dan diberikan Tuhan kepada kita. Karena mimpi tidak seharusnya mutlak. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H